BAB I
ANALISIS POSISI DAN
KINERJA AGROSISTEM
1.1
Sejarah
UD MIRA GIASS
UD.
MIRA GIASS adalah salah satu usaha
pembuat kaca ukir yang berada di Jln. Muhammad Paleo 1 Antang berdiri sejak
tahun 2001 dan pendiri usaha ini adalah Mas Yusuf. Awalnya Mas Yusuf bekerja di usaha milik tantenya akan tetapi ada
ketidakcocokan dan akhirnya Mas Yusuf berinisiatif untuk mendirikan usaha itu
sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya dengan sumber modal milik
sendiri.
Produk
kaca hias banyak diminati masyarakat untuk dipasang pada daun pintu, jendela,
kaca ruangan dan hiasan dinding sehingga memberikan sentuhan artistik
pada bangunan agar lebih elok dipandang. Adapun jangkauan pemasarannya telah
mencapai kota-kota lain.
Mas
Yusuf memasarkan produknya hingga keluar daerah seperti Maros, Sidrap, Toraja,
Mamuju, Palopo, dan Selayar akan tetapi belum sampai keluar negeri dan
produknya ditawarkan ke semua kalangan seperti pedagang pengumpul, pedagang
besar, pedagang pengecer, dan kalangan masyarakat. Usaha ini belum dapat
dikatakan maju karena alat yang digunakan pun masih standart.
Usaha
ini membutuhkan kreativitas dalam mengukir kaca menjadi produk yang bernilai
jual lebih tinggi. Produk kaca ukir ini berupa hiasan dinding yang dapat diberi
sentuhan gambar, bingkai foto dan motif
yang sesuai dengan selera pembeli.
1.2
Visi
dan Misi Agrosistem
Menurut
Wibisono, 2006. Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau
impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau
dapat dikatakan bahwa Visi merupakan pernytaaan want to be dari organisasi atau
perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sngat krusial bagi perusahaan untuk
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi
terdapat juga nilai-nilai aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan.
Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam
produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai nilai yang diperoleh serta aspirasi
dan cita-cita masa depan.
Visi
adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dimasa yang akan
dating. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangakn
detail gambaran system yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi
yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan
yang hendaknya dipenuhi leh suatu pernyataan visi, yaitu:
a. Berorentasi ke
dapan
b. Tidak dibuat
berdasarkan kondisi saat ini
c. Mengekspresikan
kreatifitas
d. Berdasar pada
prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat (Aditya, 2010)
Adapun
tujuan atau visi dari dari UD. MIRA GIASS ini yaitu :
VISI : Meningkatkan
hasil karya kaca ukir biasa menjadi produk yang lebih menarik dan bervariasi
terutama dalam hal motif sehingga meningkatkan nilai jual, selain itu dapat
diterima oleh masyarakat luas sebagai salah satu produk hiasan dinding yang
dapat bersaing dengan produk hiasan dinding lainnya hingga ke pasar dunia pada
saat ini hingga kedepannya.
Misi
adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya
mewujudkan visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan
itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian
tujuan (Aditya, 2010). Adapun misi dari
UD MIRA GIASS yaitu :
MISI :
Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi-misi yang harus dilakukan yaitu
sebagai berikut :
1. Mempromosikan
keindahannya
2. Melakukan
analisis pasar dengan menentukan sasaran pemasaran produk kaca ukir
3. Memperluas
akses pemasaran produk kaca ukir
1.3
Analisis
Posisi Sumber Daya
Analisis
posisi adalah analisis mengenai kondisi atau keadaan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan. Dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan maka segala
aktivitas di dalamnya akan berjalan sesuai apa yang sudah direncanakan
sebelumnya. Analisis posisi menguraikan lima macam sumber daya yaitu sumber
daya lahan dan bangunan, sumber daya manusia, sumber daya mesin/peralatan dan
sumber daya finansial.
Dalam
mengembangkan usaha kaca ukir ini tentunya di butuhkan sumber daya yang
memadai. Adapun berbagai sumber daya yang dimiliki oleh UD MIRA GIASS yaitu :
a. Sumber
daya lahan dan bangunan
Sumber
daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang wajib ada dalam sebuah
usaha. Sumber daya ini sangat penting diperlukan karena disinilah tempat
berlangsungnya semua kegiatan dalam sebuah agrosistem. Selain itu sumber daya
lahan dan bangunan juga merupakan harga tetap yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.
Salah
satu sumber daya yang paling penting dalam mendirikan sebuah unit usaha yaitu
lahan dan bangunan. Karena suatu unit usaha dapat berdiri ketika sudah memiliki
lokasi/tempat yang digunakan untuk membangun suatu usaha.
Tanah
sebagai sumberdaya lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting artinya bagi
pelaksanaan suatu bentuk usahatani. Tanah yang fungsinya jamak adalah unsur dan
tumpuan harapan utama bagi kelangsungan hidup umat manusia. Tidak satupun segi
kehidupan manusia yang dapat terlepas dari keberadaan tanah, baik secara
langsung maupun tidak langsung (Hernanto, 1989).
Lahan
yang dimiliki oleh UD MIRA GIASS merupakan lahan sendiri yang dibangun pada
tahun 2001 dengan luas lahan 20 x 20 m yang
berdiri di Jln. Muhammad Paleo 1 Antang.
Tabel 1. Analisis Posisi Sumberdaya
Lahan dan Bangunan UD. MIRA GIASS
No.
|
Uraian
|
Luas ( m2 )
|
Nilai (Rp)
|
|
1.
|
Lahan usaha
|
400
|
500.000.000
|
|
2.
|
Tempat parkir
|
100
|
10.000.000
|
|
|
Jumlah
|
500
|
510.000.000
|
|
Berdasarkan
table.1 di atas mengenai analisis sumber daya lahan UD. MIRA GIASS memiliki
lahan operasional seluas 500 m2. Sumber daya tersebut terdiri dari lahan usaha
yang berada pada pekarangan bagian rumah yang luasnya 400m2 dan tempat
prakirnya berada didepan tempat usaha
yang luasnya 100m2
b. Sumber
daya mesin/peralatan
Sumber
daya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk memperlancar kegiatan-kegiatan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Untuk menunjang mekanisme kerja perusahaan, maka kesediaan peralatan yang
memadai sangat penting dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, pengolahan
suatu agrosistem tidak terlepas dari jenis dan jumlah peralatan yang digunakan
usaha tersebut. Dalam pemilihan peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan
unit usaha yang dilakukan.
Pelaksanaan
usaha apapun memerlukan seperangkat peralatan. Sumberdaya peralatan adalah
sumber daya yang penting dalam pelaksanaan produksi karena tanpa adanya
peralatan kegiatan produksi kurang memadai, Sumber daya peralatan merupakan
semua sarana dan fasilitas yang berupa alat yang digunakan dalam kegiatan
operasional pperusahaan. Sumber daya peralatan yang digunakan perusahaan adalah
tentu akan mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya juga akan
menurun sesuai dengan lama pemakaian. Nilai penyusutan dari peralatanyang
digunakan dihitung berdasarkan harga barang pada saat pembelian (nilai awal)
yang dikurangi dengan nilai sekarang (nilai akhir) lalu dibagi dengan lama
pemakaian (umur) kemudian dikalikan dengan jumlah alat yang digunakan (pambudy,
2001).
Untuk
menunjang kelancaran mekanisme kerja perusahaan perlu didukung oleh berbagai
peralatan. Sumberdaya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan dalam menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat. Dengan adanya sumberdaya peralatan yang memadai maka
keberhasilan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan akan
mudah terwujud.
Setiap peralatan yang
dipergunakan akan mengalami penyusutan yang semakin bertambah dari tahun ke
tahun, sehingga nilainya akan mengalami penurunan. Untuk mengetahui besarnya
nilai penyusutan peralatan menggunakan rumus :
NP =
x jumlah alat

Keterangan :
NP = Nilai Penyusutan (Rp)
NB = Nilai Baru (Rp)
NS = Nilai Sisa (Rp)
LP = Lama Pemakaian (Tahun)
Sumber daya yang kedua yaitu
mesin/peralatan yang juga merupakan hal penting dalam usaha ini. UD MIRA GIASS
mempunyai berbagai mesin/peralatan seperti mesin kompresor, gurinda, mesin qubota,
dan mesin spoit untuk pewarna.
Berikut
sumber daya peralatan dalam pembuatan kaca ukir :
Tabel
1. Sumber daya peralatan yang dimiliki oleh UD MIRA GIASS, yang ada di Jln.
Muhammad Paleo 1 Antang
No
|
Jenis
Alat
|
Jumlah
(Unit)
|
Status
|
Nilai
|
Umur (thn)
|
Nilai penyusutan (Rp)/tahun
|
|
Baru
(Rp)
|
Sisa
(Rp)
|
||||||
1
|
Mesin
Kompresor
|
1
|
Milik
sendiri
|
5.000.000
|
2.000.000
|
3
|
1.000.000
|
2
|
Mesin
Gurindra
|
2
|
Milik
sendiri
|
500.000
|
250.000
|
2
|
250.000
|
3
|
Mesin
Qubota
|
7
|
Milik
sendiri
|
17.000.000
|
14.000.000
|
2
|
45.500.000
|
4
|
Mesin
Spoit
|
2
|
Milik
sendiri
|
1.000.000
|
500.000
|
2
|
500.000
|
|
Jumlah
|
|
23.500.000
|
16.750.000
|
|
47.250.000
|
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai
peralatan yang dimiliki oleh UD. MIRA GIASS sebesar Rp. 23.500.000 dengan nilai
penyusutan sebesar Rp. 47.250.000. Besarnya nilai penyusutan pada peralatan
yang dimiliki perusahaan belum terlalu inggi dikarenakan peralatan yang belum
lama digunakan oleh pemiiki tempat usaha
c. Sumber
daya manusia (SDM)
Sumber
daya manusia adalah usaha bekerja untuk memberikan kegiatan yang bernilai
ekonomi, karena kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Secara singkat sumber daya manusia
sebagai tenaga kerja.
Menurut
Marwansyah 2010, manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai
pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui
fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi,
pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian
kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan
industrial.
Manusia merupakan sumber daya paling penting
dalam sebuah perusahaan. Berbanding lurus dengan hal tersebut, manusia juga
merupakan sumber daya yang paling rumit untuk dipahami. Kerumitan ini adalah
sebagai akibat dari uniknya sifat dari masing-masing individu yang ada di
dunia, khususnya dunia kerja.
Tenaga
kerja terbagi atas dua bagian berdasarkan ukuran jangka waktu yaitu tenaga
kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap adalah tenaga
kerja yang mempunya hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu tidak
tertentu. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang mempunyai
hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Yang termasuk
tenaga kerja tetap adalah karyawan bulanan tetap, sedangkan tenaga kerja tidak
tetap adalah yang dipekerjakan harian atau yang bekerja atas borongan/kontrak
(Anonim, 2009 c).
Sumber
daya yang ketiga yaitu dari segi sumber daya manusianya. Karena SDM menjadi
faktor terpenting dalam menjalankan atau mengembangkan suatu unit usaha,
manusia sebagai pelaksana, perencana dan pengendali. SDM berperan untuk
meningkatkan produktivitas dalam menunjang suatu usaha menjadi lebih maju. UD
MIRA GIASS mempunyai 5 orang karyawan dalam memasarkan/menjual produksinya.
1.4
Analisis
Kinerja
Sebuah
agrosistem tidak pernah lepas dengan suatu analisis kenerja yang dapat menjadi
pengarah pengarah perusahaan itu sendiri. Analisis kinerja adalah suatu proses
yang ada dalam lingkup perusahaan dan diluarnya serta hubungannya dengan proses
yang lainnya. Analisis kinerja biasanya digunakan untuk melihat kondisi dari
agrosistem atau perusahaan serta yang diperoleh dari agrosistem itu. Analisis
kinerja terdiri atas proses pengadaan bahan baku, proses produksi, proses
pemasaran serta pengendalian dampak lingkungan (iyandri, 2009).
Suatu
agrosistem akan berkembang jika memiliki kinerja yang terstruktur, oleh karena
itu agrosistem manapun akan selalu lebih memperhatikan dan mengutamakan kinerja
serta mencarikan solusi dari system kinerja yang berjalan lancer.
Analisis kinerja menunjukan kondisi kinerja seluruh aspek yang ada
dalam suatu perusahaan serta hasil produk dari perusahaan tersebut. Analisis
kinerja juga merupakan suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan yang
berada di luar lingkup perusahaan serta hubungannya antara proses yang satu
dengan yang lainnya.
Analisis kinerja perusahaan mengGambarkan kegiatan pemanfaatan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Kinerja perusahaan terdiri dari kinerja
preses dan kinerja hasil, dimana untuk kinerja proses menujukkan apa yang
dilakukan oleh perusahaan, sedangkan untuk kinerja hasil menujukan apa yang
dihasilkan dari kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan (Amalia, 2009).
Berdasarkan
hasil interview di UD MIRA GIASS, bahwa hasil dari kinerja seperti pengadaan
bahan baku cukup mudah kecuali pasir besih yang cukup sulit untuk diperoleh
karena jumlahnya yang terbatas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal
itu yaitu dengan mencari penggantinya yang mempunyai fungsi yang sama seperti
pasir kuarsa. Bahan-bahan yang digunakan dalam unit usaha ini yaitu kaca, cat,
dan pasir besih.
UD
MIRA GIASS dapat memproduksi sekitar 3 karya ukir dalam sehari kalau ukurannya
standard dan motifnya tidak rumit, kalau
ukurannya kecil dan tidak rumit dapat memproduksi sekitar 10 karya ukir.
1.4.1
Pengadaan
Bahan Baku
Bahan
baku adalah bahan mentah yang merupakan bahan dasar yang mutlak ddijamin
ketersediaannya karena sangat diperlukan dalam suatu proses produksi, yang
selanjutnya akan memulai beberapa tahapan proses tertentu yang akan memberikan
nilai dan manfaat yang lebih sehingga proses pengadaan ini harus dikelola dengan
baik untuk menjamin kontinuitas, kuantitas dan kualitas produksi.
Adapun bahan baku utama
yang digunakan dalam usaha kaca ukir yaitu kaca, cat, dan pasir besih atau
pasir kuarsa. Pengadaan bahan baku merupakan hal yang pertama yang harus
disediakan oleh sebuah agrosistem yang bergerak dibidang pengolahan. Seperti
halnya dalam pembuatan kaca ukir.
1.4.2
Pemasaran
Proses pemasaran adalah fungsi bisnis yang
mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan
mengukur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang akan
dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk/jasa dan program yang
tepat untuk melayani pasar tersebut. Dalam hal ini pemasaran berperan penting
sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban
perusahaan yang bersangkutan (Kotler, 1997).
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan
dengan kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga hingga
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli (konsumen), baik aktual maupun potensial (Swasta &
Handoko, 2008).
UD. MIRA GIASS memasarkan barang-barangnya di sekitar
Sulawesi Selatan dan bahkan UD. MIRA GIASS sudah memasarkan produknya di luar
Sulawesi Selatan. Untuk pemasaran produk ini, konsumen terlebih dahulu memesan
barang yang ingin di belinya.
1.4.3
Dampak Lingkungan
Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat
adanya aktivitas manusia. Dalam pengembangan suatu usaha maka faktor dampak
terhadap lingkungan sangat perlu diperhatikan, dalam arti limbah yang
dihasilkan dalam usaha tersebut. Limbah merupakan produk sampingan yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan industri yang tidak dimanfaatkan lagi oleh
industri yang bersangkutan (Suwardi, 2005).
Setiap perusahaan tentunya akan membawa dampak bagi lingkungan
disekitarnya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak
lingkungan yang ditimbulkan dikategorikan atas dua yaitu dampak bio fisik dan
dampak sosial ekonomi. Dampak bio fisik merupakan dampak yang ditimbulkan oleh
aktivitas suatu usaha yang mengakibatkan perubahan lingkungan secara fisik.
Sedangkan dampak sosial ekonomi merupakan dampak yang ditimbulkan oleh
aktivitas suatu usaha sehingga terjadi perubahan terhadap lingkungan sosial
ekonomi yang ada disekitarnya.
Pengendalian dampak lingkungan merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha karena dengan mengetahui
dampak yang mungkin timbul akibat pembuangan limbah perusahaan hasil dari
proses produksi, maka upayah untuk pencegahan dan penanggulangan dapat
dilakukan secara tepat dengan biaya yang serendah mungkin. Proses pengendalian
ini juga merupakan bagain dari rangkaian kinerja perusahaan dalam lingkup
perusahaan.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh tempat usaha UD. MIRA GIASS
adalah adanya kebisingan yang ditimbulkan apabila alat-alat yang digunakan
sedang beroperasi.
1.4.4
Keuangan
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang. Yang telah terjadi atau yang kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya dapat diartikan sebagai kas/nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
dimasa yang akan datang bagi organisasi (Herawati, 2005).
BAB II
ANALISIS MASALAH PENGEMBANGAN USAHA
Masalah timbul karena adanya kesenjangan
ketidaksesuaian antara kenyataan dengan harapan-harapan, Masalah adalah sesuatu
yang memerlukan tindakan penyelesaian dengan sepenuhnya. Persoalan adalah
akibat yang dapat dilihat dari suatu sebab yang terjadi pada suatu waktu di
masa lalu. Kita harus menghubungkan akibat yang kita amati dengan sebab yang
sebenarnya, baru kemudian dengan pasti mengambil tindakan kolektif yang sesuai,
yakni tindakan yang dapat menghindari terjadinya kembali persoalan tersebut
(Zuriah, 2006).
Dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok masyarakat, kita akan selalu diperhadapkan
pada berbagai masalah atau persoalan. Demikian pula halnya jika kita
menjalankan suatu usaha baik dalam skala kecil, skala besar, maupun menengah,
kita akan berhadapan suatu persoalan.
Analisis
masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengenali, menguraikan, dan menganalisis permasalahan yang ditemukan pada
perusahaan, kemudian dibuat suatu rancangan pemecahan masalah yang dihadapi
tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah adalah untuk memudahkan seorang
manager untuk mengindentifikasi jenis-jenis persoalan yang dihadapi oleh suatu
usaha serta mengantisispasi persoalan dengan tindakan pencegahan dan
penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut (Iskandarisasi: Nur Izmi
Takdir dkk, 2011).
2.1
Identifikasi
Masalah
Identifikasi
masalah dalam pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengenali, mengurangi dan menganalisa permasalahan yang ditemukan dalam
agrosistem, kemudian dibuat suatu rancangan perencanaan pemecahan masalah.
Identifikasi
masalah adalah melihat masalah yang ada atau mengenal masalah yang ada dengan
mengetahui kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Identifikasi masalah
bertujuan untuk memudahkan dalam mengenali masalah-masalah yang ditemukan dalam
sebuah struktur untuk mencari hubungan sebab-akibat antara masalah yang
satu dengan masalah yang lain (Wahono, 2008).
Dalam
suatu unit usaha tidak lepas dari adanya suatu faktor penghambat (masalah) yang
kadang kala muncul dan sering dihadapi sebagai kendala yang dapat menghambat
berjalannya suatu unit usaha. Adapun tabel kesenjangan dalam UD MIRA GIASS
yaitu :
FAKTA
(REALITAS)
|
RUMUSAN KALIMAT
(
MASALAH/PERSOALAN)
|
HARAPAN/SASARAN
(IDEAL)
|
Punya
5 karyawan/pekerja dalam mengukir atau menggambar motif
|
Karyawan
bagian mengukir atau menggambar motif masih kurang
|
Punya
10 karyawan untuk mengukir atau menggambar motif
|
Alat
transportasi yang digunakan untuk mengirim pesanan masih di sewa
|
Belum
punya alat transportasi sendiri untuk mengirim pesanan
|
Punya
alat transportasi sendiri untuk mengirim pesanan
|
Produksi
kaca ukir dalam sehari 10
|
Produksi
kaca ukir masih kurang
|
Produksi
kaca ukir 15 dalam sehari
|
Luas
bangunan untuk memproduksi barang 20 x 20 m
|
Luas
lahannya masih sangat sempit
|
Luas
bangunan untuk memproduksi 25 x 25 m
|
2.2
Masalah
Utama
Masalah
utama merupakan inti dari penentuan tindakan – tindakan yang akan dilaksanakan.
Apabila sebuah perusahaan dapat menemukan jalan penyelesaian sebuah masalah
utama yang dihadapinya, maka secara tidak langsung perusahaan tersebut dapat
menyelesaikan masalah-masalah lainnya (Rus Ramdani, 2011).
Dari
tabel kesenjangan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi masalah utama
dalam UD MIRA GIASS yaitu jumlah
karyawan/pekerja masih kurang karena dalam unit usaha ini diperlukan
orang-orang yang mempunyai keterampilan tertentu karena pekerjaannya yang cukup
rumit. Selain itu disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah permintaan
masyarakat akan barang tersebut. Sehingga membutuhkan karyawan dan transportasi
untuk mengantarkan pesanan. Karena jika permintaan semakin meningkat maka
diperlukan kinerja atau fasilitas yang baik untuk mengantarkan pesanan.
2.3
Struktur
Pohon Masalah
Pohon
masalah adalah sutu tekhnik untuk mengidentifikasi semua masalah dalam suatu
situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan
sebab akibat. pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil
analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah
dengan rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikiran apa akibat
yang mungkin timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan sebagai
alternative penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam sebuah
bagan pohon (Trimiyati, 2004).
Sebagai
lanjutan dari langkah analisis maka berangkat dari hasil identifikasi masalah
dan penentuan masalah utama, hasil akhir dari analisis masalah ditampilkan
dalam sebuah diagram/struktur pohon masalah. Struktur pohon ini menggambarkan
hubungan kausalitas (sebab akibat) antara masalah dengan fokus pada masalah
utama yang telah ditentukan (Muhhammad rukka, Rusli 2009).
Dari
masalah-masalah diatas dapat ditentukan masalah utama dari unit usaha tersebut,
dimana masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Adapun
struktur pohon masalah dapat dilihat sebagai berikut :
|
![]() |
||
Berdasarkan struktur pohon masalah diatas maka dapat
diketahui bahwa masalah utama dari UD. MIRA GIASS tersebut yaitu kurangnya
jumlah barang yang terjual. Hal tersebut diakibatkan karena produksi kaca ukir
masih kurang, kualitas barangnya masih rendah, Karyawan bagian mengukir atau
menggambar masih kurang, Alat transportasi yang digunakan untuk mengirim pesanan
masih di sewa.
BAB III
ANALISIS SASARAN
PENGEMBANGAN USAHA
Analisis sasaran merupakan suatu usaha untuk mencapai jawaban
terhadap masalah yang telah diidentifikasi pada tahap analisis masalah.
Analisis sasaran ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dengan hasil yang
akan diperoleh dari tindakan tersebut. Analisis sasaran ini akan diperoleh
suatu informasi mengenai rangkaian hubungan tindakan hasil yang ditujukan dalam
diagram pohon.
Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha
atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas
(Anoraga, 2007:66). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka
besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala
menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar. Analisis
adalah langkah pertama dari proses perencanaan.Pengembangan produk
adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa
saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru (David, 2009:251). Pengembangan
produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan
pengembangan. Strategi pengembangan produk ini dipilih untuk dijalankan oleh
suatu perusahaan dalam rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau
penciptaan produk baru yang masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan
demikian produk baru atau yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada
pelanggan yang ada sekarang melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan
strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan tujuan untuk dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
Pemecahan masalah memang mengarah pada
pemikiran akan sasaran dan harapan ideal. Ketika sebuah sasaran telah
terpenuhi, maka masalah yang bersangkutan dapat diselesaikan bila sasaran itu
memang telah cukup layak untuk memecahkan masalah itu. Cara lain untuk
memikirkan hal ini adalah dengan menyadari bahwa sasaran atau kondisi ideal
menentukan suatu masalah memang dianggap sebagai masalah, atau bahkan untuk
mengatakan bahwa sebenarnya masalahnya ada atau tidak.
Sasaran merupakan kriteria bagi
perusahaan, yakni perincian yang harus dicapai oleh keputusan. Seseorang
menetapkan sasaran setelah menyatakan tujuan dari keputusan dan menyetujui
tingkatan yang harus dicapai. Penetapan sasaran dilakukan setelah kita
menyatakan tujuan dari suatu keputusan dan menyetujui tingkatan yang harus
dicapai. Jadi sasaran diartikan sebagai ukuran yang jelas mengenai tujuan yang
ingin dicapai, sebab hanya dengan ukuran yang jelas kita dapat mengambil
pilihan yang logis.
Analisis sasaran pengembangan perusahaan
merupakan suatu kegiatan analisis yang bertujuan untuk memecahkan persoalan
yang dihadapi oleh perusahaan sehingga nantinya perusahaan dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan. Analisis sasaran dilakukan dengan mempositifkan
masalah yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga akan memudahkan untuk
merumuskan tindakan dalam rangka mencapai sasaran perusahaan.
3.1 Penetapan
Sasaran
Dalam menetapkan
sasaran-sasaran capaian agrosistem kearah yang relatif lebih tinggi dari apa
yang dicapai sekarang, perlu adanya sikap realistis. Artinya sasaran-sasaran
yang ditetapkan tidak terlalu tinggi sehingga sulit untuk dijangkau. Penentuan
sasaran-sasaran tersebut perlu memperhatikan kondisi internal agrosistem
menyangkut kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya dan kondisi
eksternal menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi diluar agrosistem (pasar,
penyedia bahan baku, kebijakan pemerintah, alam dan sebagainya. Dalam
menetapkan sasaran dimulai dengan menetapkan sasaran realistis pada sasaran
utama yang ingin dicapai sebagai titik masuk dalam menentukan sasaran-sasaran
lain. (Muhammad rukka, Rusli. 2009)
Setelah kita mengetahui masalah-masalah yang sering
dihadapi perusahaan dalam pengembangan usahanya maka kita dapat menentukan
sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk memperbaiki kinerja dari perusahaan.
Adapun sasaran-sasaran yang ingin
dicapai oleh UD. MIRA GIASS yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan
jumlah produksi
UD
MIRA GIASS berupaya untuk meningkatkan jumlah produksi kaca ukirnya untuk
memenuhi jumlah permintaan konsumen yang semakin meningkat.
2. Karyawan
bagian mengukir atau menggambar memadai
Dengan
pertambahan karyawan bagian mengukir maka tujuan perusahaan untuk meningkatkan
jumlah produksi akan lebih mudah. Selain itu, pelayanan akan lebih lancer
karena pesanan dari konsumen lebih cepat dapat dipenuhi dan tidak ada lagi
keterlambatan pengantaran pesanan serta bisa menerima pesanan lebih banyak
lagi. Dengan demikian, pelanggan tidak akan berpaling pada pengusaha kaca ukir
yang lainnya.
3. Memiliki
alat transportasi pribadi
UD
MIRA GIASS berupaya untuk dapat memiliki alat transportasi sendiri, sehingga
dapat memudahkan perusahaan mengantarkan pesanan-pesanan dari kosumen .
4. Volume
penjualan meningkat
UD
MIRA GIASS berharap agar dengan meningkatnya permintaan konsumen akan kaca ukir,
maka volume penjualan perusahaan akan meningkat menjadi 15 buah/hari dimana
sebelumnya kemampuan kapasitas produksi UD MIRA GIASS hanya 10/hari.
5. Meningkatkan
pendapatan
Pendapatan
perusahaan yang diperoleh selama penjualan akan meningkat jika semua target yang
diharapkan oleh perusahaan tercapai.
3.2
Sasaran
Utama
Sasaran
utama merupakan sasaran yang realistis pada yang dicapai sebagai inti dalam
menentukan sasaran-sasaran lain. Dengan demikian kita dapat menentukan dengan
mudah sasaran-sasaran lain, yaitu dengan menentukan konstribusi sasaran-sasaran
antara dan konstribusi sasaran utama terhadap dampak bila sasaran utama
tercapai.
Tahapan
sasaran diawali dengan mengidentifikasi sasaran-sasaran yang diperoleh dari
suatu proses transformasi positif dari masalah yang ditentukan pada tahap
diagnose masalah. Kemudian sasaran-sasaran tersebut dibuat dalam struktur
sasaran untuk menentukan sasaran utama yang paling sesuai untuk dilakukan
penanganan, Karena anatara sasaran yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam
satu system yang mengapit, sehingga penyelesaian sasaran utama akan memudahkan
sasaran-sasaran lainnya. (Nasution : Takdir, Nur Izmi dkk 2011).
Terdapat
beberapa sasaran yang ingin dicapai oleh UD MIRA GIASS diantarnya yaitu meningkatkan
jumlah produksi, karyawan bagian mengukir atau menggambar memadai, dan memiliki
alat transportasi pribadi. Akan tetapi, sasaran utama yang ingin dicapai oleh
perusahaan UD MIRA GIASS yaitu meningkatkan volume penjualan tiap bulannya
karena dengan volume penjualan meningkat maka omzet atau pendapatan perusahaan
juga akan meningkat.
3.3
Struktur
Pohon Sasaran
Strukturisasai
sasaran merupakan bentuk positif dari diagram masalah pengembangan agrosistem.
Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai bila
persoalan-persoalan yang menjadi penyebab masalah telah dapat dipecahkan.
Pohon
sasaran adalah teknik untuk mengidentifikasi sasaran yang ingin diwujudkan.
Pohon sasaran merupakan rangkaian sebab akibat yang pernyataannya kebalikan
dari pohon masalah. Semua pernyataan dari pohon masalah mengandung pengertian
negatif, sedangkan pernyataan dari pohon sasaran adalah positif. Oleh karena
itu, strukturisasi merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi tujuan yang
dicapai dalam rangka pemecahan masalah pada perusahaan kasus.
Berikut
strukturisasi pohon sasaran UD MIRA GIASS :
![]() |











Sasaran
BAB
IV
ANALISIS
ALTERNATIF TINDAKAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Analisis alternatif tindakan adalah usaha untuk melihat beberapa
kemungkinan pilihan (alternatif) hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan)
dari analisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang
diinginkan. Analisis alternatif digunakan untuk mengetahui apakah rangkaian
tujuan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi
pengembangan usaha. Analisis ini pada akhirnya mengarah pada pemilihan salah
satu dari rangkaian tujuan perusahaan.
Menurut Kepner dan Tregoe (1992), bahwa jika kita
memilih di antara beberapa alternatif, maka harus diputuskan yang mana diantara
alternatif tersebut yang paling baik memenuhi sasaran dengan resiko yang paling
kecil yang dapat diterima.
4.1
Alternatif Tindakan
Sasaran utama yang akan dicapai oleh UD. MIRA GIASS
sebagaimana hasil analisis sebelumnya adalah “volume penjualan meningkat” dapat dicapai apabila sasaran antara “produksi kaca ukir meningkat” dan “
memiliki trasportasi pribadi” dapat dicapai.
Setelah melalui proses suatu evaluasi, maka
alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai sasaran antara tersebut
agar nantinya sampai pada sasaran utama. Untuk sasaran antara “Karyawan bagian untuk mengukir masih
kurang” maka alternative tindakan yang dilakukan yaitu, “Orang yang mempunyai kemampuan untuk
mengukir”. Sedangkan untuk sasaran antar “Transportasi pribadi”, maka alternatif tindakan yang dilakukan “Memperadakan transportasi pribadi”.
Untuk lebih jelasnya mengenai analisis alternatif
tindakan pengembangan tempat usaha UD. MIRA GIASS dapat dilihat pada gambar 3
dibawah ini :



SASARAN
![]() |






4.2
Analisis Keputusan
Analisis keputusan adalah prosedur sistematis yang
didasarkan pada pola berpikir yang digunakan dalam pengambilan pilihan.
Tekniknya menunjukkan perluasan dan perbaikan. Mengambil keputusan baik
tergantung pada tiga unsur, yaitu : mutu dari defenisi mengenai fakta-fakta
khusus yang harus dipenuhi, mutu evaluasi mengenai alternatif atau pilihan yang
tersedia, dan mutu dari pengertian mengenai apa yang dapat dihasilkan oleh
alternatif tersebut (Kepner dan Tregoe, 1992).
Tujuan dari analisis keputusan adalah untuk
mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, mengembangkan kriteria yang harus
dipenuhi oleh sebuah pilihan, mengevaluasi alternatif terpilih terhadap
kriteria tersebut dan mempertimbangkan resiko-resiko yang mungkin timbul dari
alternatif terpilih. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
keputusan adalah sebagai berikut :
a.
Pernyataan keputusan
Tujuan
merumuskan pernyataan keputusan adalah untuk memusatkan perhatian pada tindakan
yang terpilih pada tindakan yang terpilih pada tahap pengidentifikasian
alternatif tindakan sebagai dasar untuk pelaksanaan keputusan yang akan
ditempuh dalam perusahaan mengembangkan perusahaan.
b. Alternatif keputusan
Alternatif
keputusan adalah suatu alternatif (pilihan) yang akan diambil untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, atau beberapa kemungkinan pilihan bagi
pencapaian tujuan dari pernyataan keputusan. Karena keputusan adalah kemampuan
memberikan Gambaran mengenai suatu keadaan yang lebih jelas dan terperinci
tentang hasil keputusan yang diambil.
c. Kriteria keputusan
Secara
umum terdapat dua kategori kriteria yang digunakan pada analisis keputusan,
kriteria apa yang harus dimiliki (kriteria pokok) dan kriteria apa yang
diinginkan (kriteria penunjang). Kriteria keputusan menyangkut syarat-syarat
apa yang harus dimiliki oleh alternatif keputusan dengan mempertimbangkan
kemampuan sumberdaya perusahaan yang bersangkutan
d. Evaluasi Alternatif Terhadap Kriteria
Keputusan
Evaluasi
alternatif terhadap kriteria keputusan adalah prosedur yang digunakan untuk
mengetahui alternatif-alternatif yang paling baik yang dapat memenuhi sasaran.
Alternatif-alternatif yang diperoleh pada alternatif keputusan kemudian
dievaluasi. Dalam evaluasi ini diinginkan sistem pembobotan, dimana kriteria
keputusan dan alternatif keputusan diberi bobot kemudian diperkalikan. Hasil
perkalian yang memiliki bobot tertinggi adalah merupakan alternatif yang
diprioritaskan.
e. Alternatif
terpilih
Alternatif terpilih ialah alternatif yang dipilih
dari hasil penjumlahan alternatif-alterntif keputusan. Yang memiliki bobot
tertinggi maka dapat dipertimbangkan sebagai alternatif terpilih untuk mencapai
pernyataan keputusan.
Analisis Keputusan I
a. Pernyataan keputusan :”Meningkatkan produksi kaca ukir”
b. Alternatif
keputusan
A1 : Mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian ukir
A2 : Meningkatkan bahan dan alat yang
digunakan untuk memproduksi kaca ukir
c.. Kriteria
keputusan : Bobot
Kriteria
K1 : Kriteria pemilihan karyawan : 0,50
K2 : Harga bahan dan alat : 0,30

1,00
Pemberian bobot terhadap kriteria keputusan
didasarkan pada besar kecilnya pengaruh kriteria tersebut terhadap pernyataan
keputusan. Berdasarkan kriteria keputusan di atas, terlihat bahwa kriteria
pertama (K1) memiliki bobot nilai tertinggi yaitu sebesar 0,50 untuk
meningkatkan jumlah produksi kaca ukir. Sedangkan kriteria kedua (K2) memiliki
bobot 0,30. Kriteria ketiga (K3) memiliki bobot 0,20 karena prosedur yang mudah
belum tentu dapat meningkatkan produksi kaca ukir.
d. Evaluasi
alternatif terhadap kriteria keputusan
Kriteria keputusan
|
Bobot
kriteria (BK)
|
Bobot
alternative
|
BK
X BA
|
||
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
||
K1
|
0,50
|
0,8
|
0,6
|
0,4
|
0,3
|
K2
|
0,30
|
0,5
|
0,4
|
0,15
|
0,12
|
K3
|
0,20
|
0,3
|
0,2
|
0,06
|
0,04
|
JUMLAH
|
|
|
|
0,61
|
0,46
|
Alternatif
prioritas
|
|
|
|
I
|
II
|
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan yang memiliki nilai bobot
tertinggi yaitu A1 sebesar 0,61 dengan mempekerjakan karyawan yang memiliki
keahlian ukir.
e. Alternatif
terpilih
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap kriteria di atas, maka terlihat bahwa A1 memiliki
total nilai tertinggi yaitu 0,61 dimana “mempekerjakan karyawan yang memiliki
keahlian ukir” merupakan alternatif terpilih untuk meningkatkan produksi kaca
ukir.
Analisis
Keputusan II
a. Pernyataan keputusan :”Meningkatkan jumlah karyawan”
b. Alternatif
keputusan
A1 : Membuka lowongan kerja tanpa banyak persyaratan/kriteria
A2 : Menerima karyawan melalui seleksi
c.. Kriteria
keputusan : Bobot
Kriteria
K1 : Membuat kriteria karyawan : 0,25
K2 : Prosedur yang mudah : 0,10

1,00
Pemberian bobot terhadap kriteria keputusan
didasarkan pada besar kecilnya pengaruh kriteria tersebut terhadap pernyataan
keputusan. Berdasarkan kriteria keputusan di atas, terlihat bahwa kriteria ketiga
(K3) memiliki bobot nilai tertinggi yaitu sebesar 0,65 untuk meningkatkan
jumlah karyawan. Sedangkan kriteria pertama (K1) memiliki bobot tertinggi kedua yaitu sebesar 0,25. Kriteria kedua
(K2) memiliki bobot 0,10 karena prosedur yang mudah belum tentu dapat
meningkatkan jumlah karyawan.
d. Evaluasi
alternatif terhadap kriteria keputusan
Kriteria keputusan
|
Bobot
kriteria (BK)
|
Bobot
alternatif
|
BK
X BA
|
||
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
||
K1
|
0,25
|
0,4
|
0,6
|
0,10
|
0,15
|
K2
|
0,10
|
0,3
|
0,4
|
0.03
|
0.04
|
K3
|
0,65
|
0,8
|
0,6
|
0,52
|
0,39
|
JUMLAH
|
|
|
|
0,65
|
0,58
|
Alternatif
prioritas
|
|
|
|
I
|
II
|
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan yang memiliki nilai bobot
tertinggi yaitu A1 sebesar 0,65 .
e. Alternatif
terpilih
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap kriteria di atas, maka terlihat bahwa A1 memiliki
total nilai tertinggi yaitu 0,61 dimana “Membuka lowongan kerja tanpa banyak
persyaratan/kriteria” merupakan alternatif terpilih untuk meningkatkan jumlah
karyawan.
Analisis
keputusan III
a. Pernyataan keputusan :”Berupaya memiliki alat transportasi pribadi”
b. Alternatif
keputusan
A1 : Membeli alat transportasi secara tunai
A2 : Membeli alat transportasi secara kredit
c.. Kriteria
keputusan : Bobot
Kriteria
K1 : Prosedur yang mudah : 0,35
K2 : Tempat pembelian : 0,20

1,00
Pemberian bobot terhadap kriteria keputusan
didasarkan pada besar kecilnya pengaruh kriteria tersebut terhadap pernyataan
keputusan. Berdasarkan kriteria keputusan di atas, terlihat bahwa kriteria ketiga
(K3) memiliki bobot nilai tertinggi yaitu sebesar 0,45 untuk upaya memiliki
alat transportasi pribadi.. Sedangkan kriteria pertama (K1) memiliki bobot 0,35.
Kriteria kedua (K2) memiliki bobot 0,20 karena prosedur yang mudah belum tentu
dapat berpengaruh pada upaya untuk memiliki alat transportasi pribadi.
d. Evaluasi
alternatif terhadap kriteria keputusan
Kriteria keputusan
|
Bobot
kriteria (BK)
|
Bobot
alternative
|
BK
X BA
|
||
A1
|
A2
|
A1
|
A2
|
||
K1
|
0,35
|
0,6
|
0,4
|
0,21
|
0,14
|
K2
|
0,20
|
0,4
|
0,2
|
0,08
|
0,04
|
K3
|
0,45
|
0,8
|
0,6
|
0,36
|
0,27
|
JUMLAH
|
|
|
|
0,65
|
0,45
|
Alternatif
prioritas
|
|
|
|
I
|
II
|
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan yang memiliki nilai bobot
tertinggi yaitu A1 sebesar 0,65 dengan cara memperadakan transportasi pribadi.
e. Alternatif
terpilih
Berdasarkan
evaluasi alternatif terhadap kriteria di atas, maka terlihat bahwa A1 memiliki total
nilai tertinggi yaitu 0,65 dimana “membeli alat transportasi secara tunai”
merupakan alternatif terpilih untuk memiliki alat transportasi pribadi.
4.3
Alternatif Tindakan
Tindakan
terpilih merupakan tindakan-tindakan yang telah bersifat operasional yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
Tindakan-tindakan terpilih digambarkan dalam sebuah struktur pohon tindakan
terpilih.



SASARAN
![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
![]() |



![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
BAB
V
MATRIKS
PERENCANAAN AGROSISTEM
5.1 Matriks
Pengembangan Agrosistem
Matriks perencanaan
pengembangan agrosistem kasusu adalah suatu usaha untuk mengembangkan rancangan
proyek tersebut dalam bentuk sebuah matriks. Matriks tersebut akan
menggambarkan bagaimana tindakan yang dilakukan untuk memenuhi sasaran antara
dan sasaran utama serta sasaran dan biaya yang diperlukan untuk mewujudkan
tindakan tersebut.
Dalam matriks perencanaan proyek
pengembangan usaha, struktur alternatif tindakan terpilih dijabarkan dalam
matriks perencanaan. Pada matriks ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi
masing-masing tindakan tujuan dalam menentukan sistem informasi pengendalian
manajerial, menentukan sarana yang diperlukan dan menentukan besarnya biaya
yang digunakan untuk mendukung tindakan pelaksanaan proyek.
Matriks perencanaan proyek membahas
mengapa proyek dilaksanakan (maksud dan sasaran proyek), apa yang ingin
dihasilkan oleh pelaksanaan proyek, bagaimana proyek tersebut akan bekerja
untuk mencapai hasil yang diinginkan, faktor-faktor di luar pengaruh langsung
pengelolaan proyek yang perlu diawasi demi keberhasilan proyek serta sarana dan
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan.
5.2
Rencana
Kerja Pengembangan
Rencana
kerja pengembangan adalah rencana perusahaan untuk menyusun suatu kegiatan yang
dapat memberikan suatu ringkasan mengenai pelaksanaan rencana kegiatan, agar unit
perusahaan dapat mengembangkan perusahaannya. Di dalam rencana kerja ini akan
menjelaskan penanggungjawab rencana kegiatan, hasil dari kegiatan tersebut dan
jadwal pelaksanaan rencana kegiatan pengembangan perusahaan.
Rencana
kerja tindakan merupakan kumpulan skema perician lebih lanjut dari informasi
yang didapatkan dalam matriks rencana kerja tindakan yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari tindakan-tindakan
yang telah dirumuskan mengenai pelaksanaan setiap tindakan dalam format yang
memuat siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang diharapkan dari kegiatan serta
kapan mualai dan berakhirnya kegiatan yang dilaksanakan.
Perencanaan
kerja usaha harus didaftar dalam suatu jadwal kerja agar perusahaan dapat
berkembang dengan pesat. Penjadwalan rencana kerja usaha berguna untuk
menghimpun seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan. Rencana kegiatan ini
disusun berdasarkan unit kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, agar lebih
memudahkan pelaksanaannya.
BAB VI
ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL
Analisis
persoalan potensial adalah suatu upaya untuk melihat ke masa depan dengan
berdasarkan pada apa yang ada saat ini untuk kemudian mencoba menentukan atau
merumuskan tindakan-tindakan yang perlu diambil, serta memikirkan sutu
tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan-persoalan
yang mungkin timbul dari setiap tindakan yang diambil.
Kepner dan Tregor (1992), mengemukakan bahwa analisis persoalan
potensial adalah merupakan sutu prosedur kerja yang memungkinkan kita memasuki
masa depan dengan melihat apa yang terkandung di dalamnya, untuk kemudian
kembali ke masa kini dan mengambil tindakan selagi masih memungkinkan.
Beberapa langkah-langkah analisis persoalan potensial yang harus
ditempuh yaitu merumuskan pernyataan rencana kegiatan, menyusun skenario
kegiatan, mengidentifikasi tahap-tahap rawan dari setiap kegiatan,
mengidentifikasi persoalan potensial khusus, mengidentifikasi sebab-sebab
munculnya setiap persoalan potensial khusus dan menetapkan tindakan-tindakan
pencegahan serta menetapkan tindakan-tindakan penanggulangannya.
BAB VII
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Kunci
keberhasilan dalam mengelola perusahaan adalah adanya penerapan manajemen yang
baik. Perusahaan yang mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam setiap
aktivitas perusahaan dan dalam pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, maka
perusahaan tersebut akan berpeluang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam metode Analisis pohon masalah dapat digunakan
sabagai salah satu cara untuk mencari solusi dari masalah-masalah yang terjadi
didalam suatu perusahaan kasus.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam melaksanakan suatu
usaha atau pekerjaan maka perlu adanya rasa percaya diri dan harus bekerja
keras.
7.2
Saran
Setelah melaksanakan praktek lapang pada UD MIRA GIASS,
maka penulis mengajukan saran perbaikan yang dapat digunakan oleh Agrosistem
yaitu unit usaha perlu adanya peningkatan untuk pemasaran hasil produk tersebut
dengan cara membuat website untuk memasarkan produknya agar lebih dikenal dalam
pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar