Jumat, 10 November 2017

Laporan APPAS



BAB I
ANALISIS POSISI DAN KINERJA AGROSISTEM
1.1  Sejarah UD MIRA GIASS
UD. MIRA GIASS adalah salah satu usaha pembuat kaca ukir yang berada di Jln. Muhammad Paleo 1 Antang berdiri sejak tahun 2001 dan pendiri usaha ini adalah Mas Yusuf. Awalnya Mas Yusuf bekerja di usaha milik tantenya akan tetapi ada ketidakcocokan dan akhirnya Mas Yusuf berinisiatif untuk mendirikan usaha itu sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya dengan sumber modal milik sendiri.
Produk kaca hias banyak diminati masyarakat untuk dipasang pada daun pintu, jendela, kaca ruangan dan hiasan dinding sehingga memberikan sentuhan artistik  pada bangunan agar lebih elok dipandang. Adapun jangkauan pemasarannya telah mencapai kota-kota lain.
Mas Yusuf memasarkan produknya hingga keluar daerah seperti Maros, Sidrap, Toraja, Mamuju, Palopo, dan Selayar akan tetapi belum sampai keluar negeri dan produknya ditawarkan ke semua kalangan seperti pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, dan kalangan masyarakat. Usaha ini belum dapat dikatakan maju karena alat yang digunakan pun masih standart.
Usaha ini membutuhkan kreativitas dalam mengukir kaca menjadi produk yang bernilai jual lebih tinggi. Produk kaca ukir ini berupa hiasan dinding yang dapat diberi sentuhan gambar, bingkai foto  dan motif yang sesuai dengan selera pembeli.

1.2  Visi dan Misi Agrosistem
Menurut Wibisono, 2006. Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa Visi merupakan pernytaaan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sngat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan. Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dimasa yang akan dating.  Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangakn detail gambaran system yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi leh suatu pernyataan visi, yaitu:
a.    Berorentasi ke dapan
b.    Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
c.    Mengekspresikan kreatifitas
d.    Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat (Aditya, 2010)

Adapun tujuan atau visi dari dari UD. MIRA GIASS ini yaitu :
VISI    : Meningkatkan hasil karya kaca ukir biasa menjadi produk yang lebih menarik dan bervariasi terutama dalam hal motif sehingga meningkatkan nilai jual, selain itu dapat diterima oleh masyarakat luas sebagai salah satu produk hiasan dinding yang dapat bersaing dengan produk hiasan dinding lainnya hingga ke pasar dunia pada saat ini hingga kedepannya.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan (Aditya, 2010).  Adapun misi dari UD MIRA GIASS yaitu :
MISI   : Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi-misi yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut :
1.      Mempromosikan keindahannya
2.      Melakukan analisis pasar dengan menentukan sasaran pemasaran produk kaca ukir
3.      Memperluas akses pemasaran produk kaca ukir

1.3  Analisis Posisi Sumber Daya
Analisis posisi adalah analisis mengenai kondisi atau keadaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan maka segala aktivitas di dalamnya akan berjalan sesuai apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Analisis posisi menguraikan lima macam sumber daya yaitu sumber daya lahan dan bangunan, sumber daya manusia, sumber daya mesin/peralatan dan sumber daya finansial.
Dalam mengembangkan usaha kaca ukir ini tentunya di butuhkan sumber daya yang memadai. Adapun berbagai sumber daya yang dimiliki oleh UD MIRA GIASS yaitu :
a.       Sumber daya lahan dan bangunan
Sumber daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang wajib ada dalam sebuah usaha. Sumber daya ini sangat penting diperlukan karena disinilah tempat berlangsungnya semua kegiatan dalam sebuah agrosistem. Selain itu sumber daya lahan dan bangunan juga merupakan harga tetap yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Salah satu sumber daya yang paling penting dalam mendirikan sebuah unit usaha yaitu lahan dan bangunan. Karena suatu unit usaha dapat berdiri ketika sudah memiliki lokasi/tempat yang digunakan untuk membangun suatu usaha.
Tanah sebagai sumberdaya lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting artinya bagi pelaksanaan suatu bentuk usahatani. Tanah yang fungsinya jamak adalah unsur dan tumpuan harapan utama bagi kelangsungan hidup umat manusia. Tidak satupun segi kehidupan manusia yang dapat terlepas dari keberadaan tanah, baik secara langsung maupun tidak langsung (Hernanto, 1989).
Lahan yang dimiliki oleh UD MIRA GIASS merupakan lahan sendiri yang dibangun pada tahun 2001 dengan luas lahan 20 x 20 m  yang berdiri di Jln. Muhammad Paleo 1 Antang.
Tabel 1. Analisis Posisi Sumberdaya Lahan dan Bangunan UD. MIRA GIASS
No.
Uraian
Luas  ( m2 )
Nilai (Rp)
1.
Lahan usaha
400
500.000.000
2.
Tempat parkir
100
10.000.000

Jumlah
500
510.000.000






Berdasarkan table.1 di atas mengenai analisis sumber daya lahan UD. MIRA GIASS memiliki lahan operasional seluas 500 m2. Sumber daya tersebut terdiri dari lahan usaha yang berada pada pekarangan bagian rumah yang luasnya 400m2 dan tempat prakirnya berada  didepan tempat usaha yang luasnya 100m2

b.      Sumber daya mesin/peralatan
Sumber daya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Untuk menunjang mekanisme kerja perusahaan, maka kesediaan peralatan yang memadai sangat penting dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, pengolahan suatu agrosistem tidak terlepas dari jenis dan jumlah peralatan yang digunakan usaha tersebut. Dalam pemilihan peralatan harus disesuaikan dengan kebutuhan unit usaha yang dilakukan.
Pelaksanaan usaha apapun memerlukan seperangkat peralatan. Sumberdaya peralatan adalah sumber daya yang penting dalam pelaksanaan produksi karena tanpa adanya peralatan kegiatan produksi kurang memadai, Sumber daya peralatan merupakan semua sarana dan fasilitas yang berupa alat yang digunakan dalam kegiatan operasional pperusahaan. Sumber daya peralatan yang digunakan perusahaan adalah tentu akan mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya juga akan menurun sesuai dengan lama pemakaian. Nilai penyusutan dari peralatanyang digunakan dihitung berdasarkan harga barang pada saat pembelian (nilai awal) yang dikurangi dengan nilai sekarang (nilai akhir) lalu dibagi dengan lama pemakaian (umur) kemudian dikalikan dengan jumlah alat yang digunakan (pambudy, 2001).
Untuk menunjang kelancaran mekanisme kerja perusahaan perlu didukung oleh berbagai peralatan. Sumberdaya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Dengan adanya sumberdaya peralatan yang memadai maka keberhasilan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan akan mudah terwujud.
Setiap peralatan yang dipergunakan akan mengalami penyusutan yang semakin bertambah dari tahun ke tahun, sehingga nilainya akan mengalami penurunan. Untuk mengetahui besarnya nilai penyusutan peralatan menggunakan rumus :
NP = x jumlah alat
Keterangan :
NP = Nilai Penyusutan (Rp)
NB = Nilai Baru (Rp)
NS = Nilai Sisa (Rp)
LP = Lama Pemakaian (Tahun)
            Sumber daya yang kedua yaitu mesin/peralatan yang juga merupakan hal penting dalam usaha ini. UD MIRA GIASS mempunyai berbagai mesin/peralatan seperti mesin kompresor, gurinda, mesin qubota, dan mesin spoit untuk pewarna.
            Berikut sumber daya peralatan dalam pembuatan kaca ukir :
Tabel 1. Sumber daya peralatan yang dimiliki oleh UD MIRA GIASS, yang ada di Jln. Muhammad Paleo 1 Antang
No
Jenis Alat
Jumlah (Unit)
Status
Nilai
Umur (thn)

Nilai penyusutan (Rp)/tahun
Baru
(Rp)
Sisa
(Rp)
1
Mesin Kompresor
1
Milik sendiri
5.000.000
2.000.000
3
1.000.000
2
Mesin Gurindra
2
Milik sendiri
500.000
250.000
2
250.000
3
Mesin Qubota
7
Milik sendiri
17.000.000
14.000.000
2
45.500.000
4
Mesin Spoit
2
Milik sendiri
1.000.000
500.000
2
500.000

Jumlah

23.500.000
16.750.000

47.250.000

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai peralatan yang dimiliki oleh UD. MIRA GIASS sebesar Rp. 23.500.000 dengan nilai penyusutan sebesar Rp. 47.250.000. Besarnya nilai penyusutan pada peralatan yang dimiliki perusahaan belum terlalu inggi dikarenakan peralatan yang belum lama digunakan oleh pemiiki tempat usaha
c.       Sumber daya manusia (SDM)
Sumber daya manusia adalah usaha bekerja untuk memberikan kegiatan yang bernilai ekonomi, karena kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Secara singkat sumber daya manusia sebagai tenaga kerja.
Menurut Marwansyah 2010, manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam sebuah perusahaan. Berbanding lurus dengan hal tersebut, manusia juga merupakan sumber daya yang paling rumit untuk dipahami. Kerumitan ini adalah sebagai akibat dari uniknya sifat dari masing-masing individu yang ada di dunia, khususnya dunia kerja.
Tenaga kerja terbagi atas dua bagian berdasarkan ukuran jangka waktu yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang mempunya hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Yang termasuk tenaga kerja tetap adalah karyawan bulanan tetap, sedangkan tenaga kerja tidak tetap adalah yang dipekerjakan harian atau yang bekerja atas borongan/kontrak (Anonim, 2009 c).
Sumber daya yang ketiga yaitu dari segi sumber daya manusianya. Karena SDM menjadi faktor terpenting dalam menjalankan atau mengembangkan suatu unit usaha, manusia sebagai pelaksana, perencana dan pengendali. SDM berperan untuk meningkatkan produktivitas dalam menunjang suatu usaha menjadi lebih maju. UD MIRA GIASS mempunyai 5 orang karyawan dalam memasarkan/menjual produksinya.

1.4  Analisis Kinerja
Sebuah agrosistem tidak pernah lepas dengan suatu analisis kenerja yang dapat menjadi pengarah pengarah perusahaan itu sendiri. Analisis kinerja adalah suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan diluarnya serta hubungannya dengan proses yang lainnya. Analisis kinerja biasanya digunakan untuk melihat kondisi dari agrosistem atau perusahaan serta yang diperoleh dari agrosistem itu. Analisis kinerja terdiri atas proses pengadaan bahan baku, proses produksi, proses pemasaran serta pengendalian dampak lingkungan (iyandri, 2009).
Suatu agrosistem akan berkembang jika memiliki kinerja yang terstruktur, oleh karena itu agrosistem manapun akan selalu lebih memperhatikan dan mengutamakan kinerja serta mencarikan solusi dari system kinerja yang berjalan lancer.
Analisis kinerja menunjukan kondisi kinerja seluruh aspek yang ada dalam suatu perusahaan serta hasil produk dari perusahaan tersebut. Analisis kinerja juga merupakan suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan yang berada di luar lingkup perusahaan serta hubungannya antara proses yang satu dengan yang lainnya.
Analisis kinerja perusahaan mengGambarkan kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Kinerja perusahaan terdiri dari kinerja preses dan kinerja hasil, dimana untuk kinerja proses menujukkan apa yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan untuk kinerja hasil menujukan apa yang dihasilkan dari kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan (Amalia, 2009).
Berdasarkan hasil interview di UD MIRA GIASS, bahwa hasil dari kinerja seperti pengadaan bahan baku cukup mudah kecuali pasir besih yang cukup sulit untuk diperoleh karena jumlahnya yang terbatas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal itu yaitu dengan mencari penggantinya yang mempunyai fungsi yang sama seperti pasir kuarsa. Bahan-bahan yang digunakan dalam unit usaha ini yaitu kaca, cat, dan pasir besih.
UD MIRA GIASS dapat memproduksi sekitar 3 karya ukir dalam sehari kalau ukurannya standard dan motifnya  tidak rumit, kalau ukurannya kecil dan tidak rumit dapat memproduksi sekitar 10 karya ukir.

1.4.1        Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan mentah yang merupakan bahan dasar yang mutlak ddijamin ketersediaannya karena sangat diperlukan dalam suatu proses produksi, yang selanjutnya akan memulai beberapa tahapan proses tertentu yang akan memberikan nilai dan manfaat yang lebih sehingga proses pengadaan ini harus dikelola dengan baik untuk menjamin kontinuitas, kuantitas dan kualitas produksi.
Adapun bahan baku utama yang digunakan dalam usaha kaca ukir yaitu kaca, cat, dan pasir besih atau pasir kuarsa. Pengadaan bahan baku merupakan hal yang pertama yang harus disediakan oleh sebuah agrosistem yang bergerak dibidang pengolahan. Seperti halnya dalam pembuatan kaca ukir.


1.4.2        Pemasaran
Proses pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang akan dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk/jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Dalam hal ini pemasaran berperan penting sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban perusahaan yang bersangkutan (Kotler, 1997).
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli (konsumen), baik aktual maupun potensial (Swasta & Handoko, 2008).
UD. MIRA GIASS memasarkan barang-barangnya di sekitar Sulawesi Selatan dan bahkan UD. MIRA GIASS sudah memasarkan produknya di luar Sulawesi Selatan. Untuk pemasaran produk ini, konsumen terlebih dahulu memesan barang yang ingin di belinya.

1.4.3        Dampak Lingkungan
Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dalam pengembangan suatu usaha maka faktor dampak terhadap lingkungan sangat perlu diperhatikan, dalam arti limbah yang dihasilkan dalam usaha tersebut. Limbah merupakan produk sampingan yang dihasilkan oleh suatu kegiatan industri yang tidak dimanfaatkan lagi oleh industri yang bersangkutan (Suwardi, 2005).
Setiap perusahaan tentunya akan membawa dampak bagi lingkungan disekitarnya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak lingkungan yang ditimbulkan dikategorikan atas dua yaitu dampak bio fisik dan dampak sosial ekonomi. Dampak bio fisik merupakan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas suatu usaha yang mengakibatkan perubahan lingkungan secara fisik. Sedangkan dampak sosial ekonomi merupakan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas suatu usaha sehingga terjadi perubahan terhadap lingkungan sosial ekonomi yang ada disekitarnya.
Pengendalian dampak lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha karena dengan mengetahui dampak yang mungkin timbul akibat pembuangan limbah perusahaan hasil dari proses produksi, maka upayah untuk pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan secara tepat dengan biaya yang serendah mungkin. Proses pengendalian ini juga merupakan bagain dari rangkaian kinerja perusahaan dalam lingkup perusahaan.
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh tempat usaha UD. MIRA GIASS adalah adanya kebisingan yang ditimbulkan apabila alat-alat yang digunakan sedang beroperasi.

1.4.4        Keuangan
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang. Yang telah terjadi atau yang kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dapat diartikan sebagai kas/nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi (Herawati, 2005).
       


BAB II
ANALISIS MASALAH PENGEMBANGAN USAHA

Masalah timbul karena adanya kesenjangan ketidaksesuaian antara kenyataan dengan harapan-harapan, Masalah adalah sesuatu yang memerlukan tindakan penyelesaian dengan sepenuhnya. Persoalan adalah akibat yang dapat dilihat dari suatu sebab yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu. Kita harus menghubungkan akibat yang kita amati dengan sebab yang sebenarnya, baru kemudian dengan pasti mengambil tindakan kolektif yang sesuai, yakni tindakan yang dapat menghindari terjadinya kembali persoalan tersebut (Zuriah, 2006).
Dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat, kita akan selalu diperhadapkan pada berbagai masalah atau persoalan. Demikian pula halnya jika kita menjalankan suatu usaha baik dalam skala kecil, skala besar, maupun menengah, kita akan berhadapan suatu persoalan.
Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, menguraikan, dan menganalisis permasalahan yang ditemukan pada perusahaan, kemudian dibuat suatu rancangan pemecahan masalah yang dihadapi tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah adalah untuk memudahkan seorang manager untuk mengindentifikasi jenis-jenis persoalan yang dihadapi oleh suatu usaha serta mengantisispasi persoalan dengan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut (Iskandarisasi: Nur Izmi Takdir dkk, 2011).

2.1  Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali, mengurangi dan menganalisa permasalahan yang ditemukan dalam agrosistem, kemudian dibuat suatu rancangan perencanaan pemecahan masalah.
Identifikasi masalah adalah melihat masalah yang ada atau mengenal masalah yang ada dengan mengetahui kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Identifikasi masalah bertujuan untuk memudahkan dalam mengenali masalah-masalah yang ditemukan dalam sebuah struktur untuk mencari hubungan sebab-akibat antara masalah yang satu  dengan masalah yang lain (Wahono, 2008).
Dalam suatu unit usaha tidak lepas dari adanya suatu faktor penghambat (masalah) yang kadang kala muncul dan sering dihadapi sebagai kendala yang dapat menghambat berjalannya suatu unit usaha. Adapun tabel kesenjangan dalam UD MIRA GIASS yaitu :
FAKTA
(REALITAS)
RUMUSAN KALIMAT
( MASALAH/PERSOALAN)
HARAPAN/SASARAN
(IDEAL)
Punya 5 karyawan/pekerja dalam mengukir atau menggambar motif
Karyawan bagian mengukir atau menggambar motif masih kurang
Punya 10 karyawan untuk mengukir atau menggambar motif
Alat transportasi yang digunakan untuk mengirim pesanan masih di sewa
Belum punya alat transportasi sendiri untuk mengirim pesanan
Punya alat transportasi sendiri untuk mengirim pesanan
Produksi kaca ukir dalam sehari 10
Produksi kaca ukir masih kurang
Produksi kaca ukir 15 dalam sehari
Luas bangunan untuk memproduksi barang 20 x 20 m
Luas lahannya masih sangat sempit
Luas bangunan untuk memproduksi 25 x 25 m

2.2  Masalah Utama
Masalah utama merupakan inti dari penentuan tindakan – tindakan yang akan dilaksanakan. Apabila sebuah perusahaan dapat menemukan jalan penyelesaian sebuah masalah utama yang dihadapinya, maka secara tidak langsung perusahaan tersebut dapat menyelesaikan masalah-masalah lainnya (Rus Ramdani, 2011).
Dari tabel kesenjangan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi masalah utama dalam UD MIRA GIASS  yaitu jumlah karyawan/pekerja masih kurang karena dalam unit usaha ini diperlukan orang-orang yang mempunyai keterampilan tertentu karena pekerjaannya yang cukup rumit. Selain itu disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah permintaan masyarakat akan barang tersebut. Sehingga membutuhkan karyawan dan transportasi untuk mengantarkan pesanan. Karena jika permintaan semakin meningkat maka diperlukan kinerja atau fasilitas yang baik untuk mengantarkan pesanan.

2.3  Struktur Pohon Masalah
Pohon masalah adalah sutu tekhnik untuk mengidentifikasi semua masalah dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah dengan rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikiran apa akibat yang mungkin timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan sebagai alternative penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam sebuah bagan pohon (Trimiyati, 2004).
Sebagai lanjutan dari langkah analisis maka berangkat dari hasil identifikasi masalah dan penentuan masalah utama, hasil akhir dari analisis masalah ditampilkan dalam sebuah diagram/struktur pohon masalah. Struktur pohon ini menggambarkan hubungan kausalitas (sebab akibat) antara masalah dengan fokus pada masalah utama yang telah ditentukan (Muhhammad rukka, Rusli 2009).
Dari masalah-masalah diatas dapat ditentukan masalah utama dari unit usaha tersebut, dimana masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.     
   

Adapun struktur pohon masalah dapat dilihat sebagai berikut :










Berdasarkan struktur pohon masalah diatas maka dapat diketahui bahwa masalah utama dari UD. MIRA GIASS tersebut yaitu kurangnya jumlah barang yang terjual. Hal tersebut diakibatkan karena produksi kaca ukir masih kurang, kualitas barangnya masih rendah, Karyawan bagian mengukir atau menggambar masih kurang, Alat transportasi yang digunakan untuk mengirim pesanan masih di sewa.




BAB III
ANALISIS SASARAN PENGEMBANGAN USAHA

Analisis sasaran merupakan suatu usaha untuk mencapai jawaban terhadap masalah yang telah diidentifikasi pada tahap analisis masalah. Analisis sasaran ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah dengan hasil yang akan diperoleh dari tindakan tersebut. Analisis sasaran ini akan diperoleh suatu informasi mengenai rangkaian hubungan tindakan hasil yang ditujukan dalam diagram pohon.           
Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007:66). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar. Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan.Pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru (David, 2009:251). Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Strategi pengembangan produk ini dipilih untuk dijalankan oleh suatu perusahaan dalam rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau penciptaan produk baru yang masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan demikian produk baru atau yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada pelanggan yang ada sekarang melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Pemecahan masalah memang mengarah pada pemikiran akan sasaran dan harapan ideal. Ketika sebuah sasaran telah terpenuhi, maka masalah yang bersangkutan dapat diselesaikan bila sasaran itu memang telah cukup layak untuk memecahkan masalah itu. Cara lain untuk memikirkan hal ini adalah dengan menyadari bahwa sasaran atau kondisi ideal menentukan suatu masalah memang dianggap sebagai masalah, atau bahkan untuk mengatakan bahwa sebenarnya masalahnya ada atau tidak.
Sasaran merupakan kriteria bagi perusahaan, yakni perincian yang harus dicapai oleh keputusan. Seseorang menetapkan sasaran setelah menyatakan tujuan dari keputusan dan menyetujui tingkatan yang harus dicapai. Penetapan sasaran dilakukan setelah kita menyatakan tujuan dari suatu keputusan dan menyetujui tingkatan yang harus dicapai. Jadi sasaran diartikan sebagai ukuran yang jelas mengenai tujuan yang ingin dicapai, sebab hanya dengan ukuran yang jelas kita dapat mengambil pilihan yang logis.
Analisis sasaran pengembangan perusahaan merupakan suatu kegiatan analisis yang bertujuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh perusahaan sehingga nantinya perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Analisis sasaran dilakukan dengan mempositifkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga akan memudahkan untuk merumuskan tindakan dalam rangka mencapai sasaran perusahaan.
3.1 Penetapan Sasaran
            Dalam menetapkan sasaran-sasaran capaian agrosistem kearah yang relatif lebih tinggi dari apa yang dicapai sekarang, perlu adanya sikap realistis. Artinya sasaran-sasaran yang ditetapkan tidak terlalu tinggi sehingga sulit untuk dijangkau. Penentuan sasaran-sasaran tersebut perlu memperhatikan kondisi internal agrosistem menyangkut kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya dan kondisi eksternal menyangkut perubahan-perubahan yang terjadi diluar agrosistem (pasar, penyedia bahan baku, kebijakan pemerintah, alam dan sebagainya. Dalam menetapkan sasaran dimulai dengan menetapkan sasaran realistis pada sasaran utama yang ingin dicapai sebagai titik masuk dalam menentukan sasaran-sasaran lain. (Muhammad rukka, Rusli. 2009)
Setelah kita mengetahui masalah-masalah yang sering dihadapi perusahaan dalam pengembangan usahanya maka kita dapat menentukan sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk memperbaiki kinerja dari perusahaan.
            Adapun sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh UD. MIRA GIASS yaitu sebagai berikut :
1.      Meningkatkan jumlah produksi
UD MIRA GIASS berupaya untuk meningkatkan jumlah produksi kaca ukirnya untuk memenuhi jumlah permintaan konsumen yang semakin meningkat.

2.      Karyawan bagian mengukir atau menggambar memadai
Dengan pertambahan karyawan bagian mengukir maka tujuan perusahaan untuk meningkatkan jumlah produksi akan lebih mudah. Selain itu, pelayanan akan lebih lancer karena pesanan dari konsumen lebih cepat dapat dipenuhi dan tidak ada lagi keterlambatan pengantaran pesanan serta bisa menerima pesanan lebih banyak lagi. Dengan demikian, pelanggan tidak akan berpaling pada pengusaha kaca ukir yang lainnya.

3.      Memiliki alat transportasi pribadi
UD MIRA GIASS berupaya untuk dapat memiliki alat transportasi sendiri, sehingga dapat memudahkan perusahaan mengantarkan pesanan-pesanan dari kosumen .

4.      Volume penjualan meningkat
UD MIRA GIASS berharap agar dengan meningkatnya permintaan konsumen akan kaca ukir, maka volume penjualan perusahaan akan meningkat menjadi 15 buah/hari dimana sebelumnya kemampuan kapasitas produksi UD MIRA GIASS hanya 10/hari. 

5.      Meningkatkan pendapatan
Pendapatan perusahaan yang diperoleh selama penjualan akan meningkat jika semua target yang diharapkan oleh perusahaan tercapai.

3.2     Sasaran Utama
Sasaran utama merupakan sasaran yang realistis pada yang dicapai sebagai inti dalam menentukan sasaran-sasaran lain. Dengan demikian kita dapat menentukan dengan mudah sasaran-sasaran lain, yaitu dengan menentukan konstribusi sasaran-sasaran antara dan konstribusi sasaran utama terhadap dampak bila sasaran utama tercapai.
Tahapan sasaran diawali dengan mengidentifikasi sasaran-sasaran yang diperoleh dari suatu proses transformasi positif dari masalah yang ditentukan pada tahap diagnose masalah. Kemudian sasaran-sasaran tersebut dibuat dalam struktur sasaran untuk menentukan sasaran utama yang paling sesuai untuk dilakukan penanganan, Karena anatara sasaran yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam satu system yang mengapit, sehingga penyelesaian sasaran utama akan memudahkan sasaran-sasaran lainnya. (Nasution : Takdir, Nur Izmi dkk 2011).
Terdapat beberapa sasaran yang ingin dicapai oleh UD MIRA GIASS diantarnya yaitu meningkatkan jumlah produksi, karyawan bagian mengukir atau menggambar memadai, dan memiliki alat transportasi pribadi. Akan tetapi, sasaran utama yang ingin dicapai oleh perusahaan UD MIRA GIASS yaitu meningkatkan volume penjualan tiap bulannya karena dengan volume penjualan meningkat maka omzet atau pendapatan perusahaan juga akan meningkat.

3.3  Struktur Pohon Sasaran
Strukturisasai sasaran merupakan bentuk positif dari diagram masalah pengembangan agrosistem. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai bila persoalan-persoalan yang menjadi penyebab masalah telah dapat dipecahkan.
Pohon sasaran adalah teknik untuk mengidentifikasi sasaran yang ingin diwujudkan. Pohon sasaran merupakan rangkaian sebab akibat yang pernyataannya kebalikan dari pohon masalah. Semua pernyataan dari pohon masalah mengandung pengertian negatif, sedangkan pernyataan dari pohon sasaran adalah positif. Oleh karena itu, strukturisasi merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi tujuan yang dicapai dalam rangka pemecahan masalah pada perusahaan kasus.
Berikut strukturisasi pohon sasaran UD MIRA GIASS :


Text Box: Pendapatan meningkat
 
Text Box: Memiliki alat transportasi pribadi

Text Box: Meningkatkan jumlah karyawan

Text Box: Meningkatkan produksi kaca ukir

Text Box: Meningkatkan volume penjualan 

 Sasaran

  Sasaran












BAB IV
ANALISIS ALTERNATIF TINDAKAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM

Analisis alternatif tindakan adalah usaha untuk melihat beberapa kemungkinan pilihan (alternatif) hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. Analisis alternatif digunakan untuk mengetahui apakah rangkaian tujuan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pengembangan usaha. Analisis ini pada akhirnya mengarah pada pemilihan salah satu dari rangkaian tujuan perusahaan.
Menurut Kepner dan Tregoe (1992), bahwa jika kita memilih di antara beberapa alternatif, maka harus diputuskan yang mana diantara alternatif tersebut yang paling baik memenuhi sasaran dengan resiko yang paling kecil yang dapat diterima.
4.1 Alternatif Tindakan
Sasaran utama yang akan dicapai oleh UD. MIRA GIASS sebagaimana hasil analisis sebelumnya adalah “volume penjualan meningkat” dapat dicapai apabila sasaran antara “produksi kaca ukir meningkat” dan “ memiliki trasportasi pribadi” dapat dicapai.
Setelah melalui proses suatu evaluasi, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai sasaran antara tersebut agar nantinya sampai pada sasaran utama. Untuk sasaran antara “Karyawan bagian untuk mengukir masih kurang” maka alternative tindakan yang dilakukan yaitu, “Orang yang mempunyai kemampuan untuk mengukir”. Sedangkan untuk sasaran antar “Transportasi pribadi”, maka alternatif tindakan yang dilakukan “Memperadakan transportasi pribadi”.
Untuk lebih jelasnya mengenai analisis alternatif tindakan pengembangan tempat usaha UD. MIRA GIASS dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini        :

Text Box: Pendapatan meningkatSASARAN                                                                                                                

                                                             
SASARAN


 



Text Box: Berupaya memiliki alat transportasi pribadi

Text Box: Meningkatkan jumlah karyawan 

Text Box: Meningkatkan produksi kaca ukir 

                                                           



4.2 Analisis Keputusan
Analisis keputusan adalah prosedur sistematis yang didasarkan pada pola berpikir yang digunakan dalam pengambilan pilihan. Tekniknya menunjukkan perluasan dan perbaikan. Mengambil keputusan baik tergantung pada tiga unsur, yaitu : mutu dari defenisi mengenai fakta-fakta khusus yang harus dipenuhi, mutu evaluasi mengenai alternatif atau pilihan yang tersedia, dan mutu dari pengertian mengenai apa yang dapat dihasilkan oleh alternatif tersebut (Kepner dan Tregoe, 1992).
Tujuan dari analisis keputusan adalah untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, mengembangkan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah pilihan, mengevaluasi alternatif terpilih terhadap kriteria tersebut dan mempertimbangkan resiko-resiko yang mungkin timbul dari alternatif terpilih. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis keputusan adalah sebagai berikut :
a.       Pernyataan keputusan
Tujuan merumuskan pernyataan keputusan adalah untuk memusatkan perhatian pada tindakan yang terpilih pada tindakan yang terpilih pada tahap pengidentifikasian alternatif tindakan sebagai dasar untuk pelaksanaan keputusan yang akan ditempuh dalam perusahaan mengembangkan perusahaan.
b.       Alternatif keputusan
Alternatif keputusan adalah suatu alternatif (pilihan) yang akan diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, atau beberapa kemungkinan pilihan bagi pencapaian tujuan dari pernyataan keputusan. Karena keputusan adalah kemampuan memberikan Gambaran mengenai suatu keadaan yang lebih jelas dan terperinci tentang hasil keputusan yang diambil.
c.        Kriteria keputusan
Secara umum terdapat dua kategori kriteria yang digunakan pada analisis keputusan, kriteria apa yang harus dimiliki (kriteria pokok) dan kriteria apa yang diinginkan (kriteria penunjang). Kriteria keputusan menyangkut syarat-syarat apa yang harus dimiliki oleh alternatif keputusan dengan mempertimbangkan kemampuan sumberdaya perusahaan yang bersangkutan
d.       Evaluasi Alternatif Terhadap Kriteria Keputusan
Evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui alternatif-alternatif yang paling baik yang dapat memenuhi sasaran. Alternatif-alternatif yang diperoleh pada alternatif keputusan kemudian dievaluasi. Dalam evaluasi ini diinginkan sistem pembobotan, dimana kriteria keputusan dan alternatif keputusan diberi bobot kemudian diperkalikan. Hasil perkalian yang memiliki bobot tertinggi adalah merupakan alternatif yang diprioritaskan.
e.       Alternatif terpilih
Alternatif terpilih ialah alternatif yang dipilih dari hasil penjumlahan alternatif-alterntif keputusan. Yang memiliki bobot tertinggi maka dapat dipertimbangkan sebagai alternatif terpilih untuk mencapai pernyataan keputusan.
Analisis Keputusan I
a. Pernyataan keputusan :”Meningkatkan produksi kaca ukir”
b. Alternatif keputusan
A1 : Mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian ukir
A2 : Meningkatkan bahan dan alat yang digunakan untuk memproduksi kaca ukir
c.. Kriteria keputusan :                                                Bobot Kriteria
K1 : Kriteria pemilihan karyawan                  :  0,50
K2 : Harga bahan dan alat                             :            0,30   
K3 : Prosedur yang mudah                            :            0,20                                       
                                                                         1,00
Pemberian bobot terhadap kriteria keputusan didasarkan pada besar kecilnya pengaruh kriteria tersebut terhadap pernyataan keputusan. Berdasarkan kriteria keputusan di atas, terlihat bahwa kriteria pertama (K1) memiliki bobot nilai tertinggi yaitu sebesar 0,50 untuk meningkatkan jumlah produksi kaca ukir. Sedangkan kriteria kedua (K2) memiliki bobot 0,30. Kriteria ketiga (K3) memiliki bobot 0,20 karena prosedur yang mudah belum tentu dapat meningkatkan produksi kaca ukir.
d.      Evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan
Kriteria  keputusan
Bobot kriteria (BK)
Bobot alternative
BK X BA
A1
A2
A1
A2
K1
0,50
0,8
0,6
0,4
0,3
K2
0,30
0,5
0,4
0,15
0,12
K3
0,20
0,3
0,2
0,06
0,04
JUMLAH



0,61
0,46
Alternatif prioritas



I
II

Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan yang memiliki nilai bobot tertinggi yaitu A1 sebesar 0,61 dengan mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian ukir.

e.       Alternatif terpilih
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap kriteria di atas, maka terlihat bahwa A1 memiliki total nilai tertinggi yaitu 0,61 dimana “mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian ukir” merupakan alternatif terpilih untuk meningkatkan produksi kaca ukir.

Analisis Keputusan II
a. Pernyataan keputusan :”Meningkatkan jumlah karyawan”
b. Alternatif keputusan
A1 : Membuka lowongan kerja tanpa banyak persyaratan/kriteria
A2 : Menerima karyawan melalui seleksi

c.. Kriteria keputusan :                                                Bobot Kriteria
K1 : Membuat kriteria karyawan                   :  0,25
K2 : Prosedur yang mudah                            :            0,10   
K3 : Membuat pengumuman lowongan        :            0,65                                       
                                                                         1,00
Pemberian bobot terhadap kriteria keputusan didasarkan pada besar kecilnya pengaruh kriteria tersebut terhadap pernyataan keputusan. Berdasarkan kriteria keputusan di atas, terlihat bahwa kriteria ketiga (K3) memiliki bobot nilai tertinggi yaitu sebesar 0,65 untuk meningkatkan jumlah karyawan. Sedangkan kriteria pertama (K1) memiliki bobot  tertinggi kedua yaitu sebesar 0,25. Kriteria kedua (K2) memiliki bobot 0,10 karena prosedur yang mudah belum tentu dapat meningkatkan jumlah karyawan.
d.      Evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan
Kriteria  keputusan
Bobot kriteria (BK)
Bobot alternatif
BK X BA
A1
A2
A1
A2
K1
0,25
0,4
0,6
0,10
0,15
K2
0,10
0,3
0,4
0.03
0.04
K3
0,65
0,8
0,6
0,52
0,39
JUMLAH



0,65
0,58
Alternatif prioritas



I
II

Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan yang memiliki nilai bobot tertinggi yaitu A1 sebesar 0,65 .

e.       Alternatif terpilih
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap kriteria di atas, maka terlihat bahwa A1 memiliki total nilai tertinggi yaitu 0,61 dimana “Membuka lowongan kerja tanpa banyak persyaratan/kriteria” merupakan alternatif terpilih untuk meningkatkan jumlah karyawan.

Analisis keputusan III
a. Pernyataan keputusan :”Berupaya memiliki alat transportasi pribadi”
b. Alternatif keputusan
A1 : Membeli alat transportasi secara tunai
A2 : Membeli alat transportasi secara kredit

c.. Kriteria keputusan :                                                Bobot Kriteria
K1 : Prosedur yang mudah                            :  0,35
K2 : Tempat pembelian                                  :            0,20   
K3 : Harga alat transportasi                           :            0,45                                       
                                                                         1,00
Pemberian bobot terhadap kriteria keputusan didasarkan pada besar kecilnya pengaruh kriteria tersebut terhadap pernyataan keputusan. Berdasarkan kriteria keputusan di atas, terlihat bahwa kriteria ketiga (K3) memiliki bobot nilai tertinggi yaitu sebesar 0,45 untuk upaya memiliki alat transportasi pribadi.. Sedangkan kriteria pertama (K1) memiliki bobot 0,35. Kriteria kedua (K2) memiliki bobot 0,20 karena prosedur yang mudah belum tentu dapat berpengaruh pada upaya untuk memiliki alat transportasi pribadi.
d.      Evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan
Kriteria  keputusan
Bobot kriteria (BK)
Bobot alternative
BK X BA
A1
A2
A1
A2
K1
0,35
0,6
0,4
0,21
0,14
K2
0,20
0,4
0,2
0,08
0,04
K3
0,45
0,8
0,6
0,36
0,27
JUMLAH



0,65
0,45
Alternatif prioritas



I
II

Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap kriteria keputusan yang memiliki nilai bobot tertinggi yaitu A1 sebesar 0,65 dengan cara memperadakan transportasi pribadi.

e.       Alternatif terpilih
Berdasarkan evaluasi alternatif terhadap kriteria di atas, maka terlihat bahwa A1 memiliki total nilai tertinggi yaitu 0,65 dimana “membeli alat transportasi secara tunai” merupakan alternatif terpilih untuk memiliki alat transportasi pribadi.

4.3 Alternatif Tindakan
Tindakan terpilih merupakan tindakan-tindakan yang telah bersifat operasional yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Tindakan-tindakan terpilih digambarkan dalam sebuah struktur pohon tindakan terpilih.

Text Box: Pendapatan meningkatSASARAN                                                                                                                

                                                             
SASARAN












Text Box: Meningkatkan produksi kaca ukir
Text Box: Meningkatkan jumlah karyawan
Text Box: Berupaya memiliki alat transportasi pribadi
 






           







Text Box: Mempekerjakan orang yang mempunyai kemampuan mengukir


Text Box: Membuka lowongan kerja tanpa banyak persyaratan/kriteria



Text Box: Membeli alat transportasi secara tunai

 









BAB V
MATRIKS PERENCANAAN AGROSISTEM

5.1 Matriks Pengembangan Agrosistem
            Matriks perencanaan pengembangan agrosistem kasusu adalah suatu usaha untuk mengembangkan rancangan proyek tersebut dalam bentuk sebuah matriks. Matriks tersebut akan menggambarkan bagaimana tindakan yang dilakukan untuk memenuhi sasaran antara dan sasaran utama serta sasaran dan biaya yang diperlukan untuk mewujudkan tindakan tersebut.
Dalam matriks perencanaan proyek pengembangan usaha, struktur alternatif tindakan terpilih dijabarkan dalam matriks perencanaan. Pada matriks ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masing-masing tindakan tujuan dalam menentukan sistem informasi pengendalian manajerial, menentukan sarana yang diperlukan dan menentukan besarnya biaya yang digunakan untuk mendukung tindakan pelaksanaan proyek.
Matriks perencanaan proyek membahas mengapa proyek dilaksanakan (maksud dan sasaran proyek), apa yang ingin dihasilkan oleh pelaksanaan proyek, bagaimana proyek tersebut akan bekerja untuk mencapai hasil yang diinginkan, faktor-faktor di luar pengaruh langsung pengelolaan proyek yang perlu diawasi demi keberhasilan proyek serta sarana dan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan.
5.2  Rencana Kerja Pengembangan
Rencana kerja pengembangan adalah rencana perusahaan untuk menyusun suatu kegiatan yang dapat memberikan suatu ringkasan mengenai pelaksanaan rencana kegiatan, agar unit perusahaan dapat mengembangkan perusahaannya. Di dalam rencana kerja ini akan menjelaskan penanggungjawab rencana kegiatan, hasil dari kegiatan tersebut dan jadwal pelaksanaan rencana kegiatan pengembangan perusahaan.
Rencana kerja tindakan merupakan kumpulan skema perician lebih lanjut dari informasi yang didapatkan dalam matriks rencana kerja tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Rencana tindakan ini merupakan aplikasi dari tindakan-tindakan yang telah dirumuskan mengenai pelaksanaan setiap tindakan dalam format yang memuat siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang diharapkan dari kegiatan serta kapan mualai dan berakhirnya kegiatan yang dilaksanakan.
Perencanaan kerja usaha harus didaftar dalam suatu jadwal kerja agar perusahaan dapat berkembang dengan pesat. Penjadwalan rencana kerja usaha berguna untuk menghimpun seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan. Rencana kegiatan ini disusun berdasarkan unit kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, agar lebih memudahkan pelaksanaannya.



BAB VI
ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL

Analisis persoalan potensial adalah suatu upaya untuk melihat ke masa depan dengan berdasarkan pada apa yang ada saat ini untuk kemudian mencoba menentukan atau merumuskan tindakan-tindakan yang perlu diambil, serta memikirkan sutu tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin timbul dari setiap tindakan yang diambil.
Kepner dan Tregor (1992), mengemukakan bahwa analisis persoalan potensial adalah merupakan sutu prosedur kerja yang memungkinkan kita memasuki masa depan dengan melihat apa yang terkandung di dalamnya, untuk kemudian kembali ke masa kini dan mengambil tindakan selagi masih memungkinkan.
Beberapa langkah-langkah analisis persoalan potensial yang harus ditempuh yaitu merumuskan pernyataan rencana kegiatan, menyusun skenario kegiatan, mengidentifikasi tahap-tahap rawan dari setiap kegiatan, mengidentifikasi persoalan potensial khusus, mengidentifikasi sebab-sebab munculnya setiap persoalan potensial khusus dan menetapkan tindakan-tindakan pencegahan serta menetapkan tindakan-tindakan penanggulangannya.


BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
            Kunci keberhasilan dalam mengelola perusahaan adalah adanya penerapan manajemen yang baik. Perusahaan yang mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam setiap aktivitas perusahaan dan dalam pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki, maka perusahaan tersebut akan berpeluang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
            Dalam metode Analisis pohon masalah dapat digunakan sabagai salah satu cara untuk mencari solusi dari masalah-masalah yang terjadi didalam suatu perusahaan kasus.
            Untuk memperoleh hasil yang baik dalam melaksanakan suatu usaha atau pekerjaan maka perlu adanya rasa percaya diri dan harus bekerja keras.

7.2 Saran
            Setelah melaksanakan praktek lapang pada UD MIRA GIASS, maka penulis mengajukan saran perbaikan yang dapat digunakan oleh Agrosistem yaitu unit usaha perlu adanya peningkatan untuk pemasaran hasil produk tersebut dengan cara membuat website untuk memasarkan produknya agar lebih dikenal dalam pasar.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah sosiologi dengan pembahasan “Perspektif posistivistis comte tentang masyarakat”.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kehidupan kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh ...