I.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Lahan atau
tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan penting dari
segala kehidupan manusia, karena lahan atau tanah diperlukan oleh manusia untuk
tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan pertanian, perikanan, kehutanan
dan sebagainya. Karena pentingnya peranan lahan atau tanah dalam kehidupan
manusia, maka ketersediaan juga terbatas. Keadaan ini menyebabkan penggunaan
tanah yang rangkap (tumpang tindih), misalnya tanah sawah yang digunakan untuk
perladangan atau pertanian tanah kering.
Pendayagunaan lahan atau tanah memerlukan pengolahan
yang tepat dan sejauh mungkin mencegah dan mengurangi kerusakan dan dapat
menjamin kelestarian sumber daya alam tersebut untuk kepentingan generasi yang
akan datang. Pada sistem lingkungan tanah, usaha-usaha yang perlu dikerjakan
ialah rehabilitasi, pengawetan, perencanaan, dan pendayagunaan tanah yang
optimal.
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah yang
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan
dan reproduksinya. Unsur hara dalam bentuk nutrisi dapat diserap oleh tanaman
melalui akar. Nutrisi dapat diartikan sebagai proses untuk memperoleh nutrien,
sedangkan nutrien dapat diartikan sebagai zat-zat yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup tanaman berupa mineral dan air.
Nutrisi di dalam tanah diserap tanaman agar dapat
tumbuh dengan baik. Penyediaan nutrisi bagi tanaman dapat dilakukan dengan
penambahan pupuk yang merupakan kunci dari kesuburan tanah. Pupuk dapat
menggantikan nutrisi yang habis diserap tanaman. Pada saat ini petani banyak
menggunakan pupuk anorganik karena nutrien dari bahan anorganiklebih mudah
diserap tanah dan memiliki kandungan hara yang tinggi. Pemakaian pupuk
anorganik dengan dosis yang tinggi secara terus menerus dalam waktu yang lama
yang telah memberikan dampak negatif terhadap tanah dan lingkungan. Pemakaian
pupuk anorganik secara berlebihan akan menambah tingkat polusi tanah yang
akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatan manusia, sehingga berkembanglah
alternatif untuk menggunakan pupuk organik yang sekarang sedang dikembangkan.
Keragaman sifat tanah secara alamiah adalah akibat
dari faktor dan proses pembentukan mulai dari bahan menjadi tanah pada berbagai
kondisi lahan.sehubungan dengan tingginya keragaman tanah tersebut maka
informasi yang lebih objektiftentang kesuburan tanah sangat diperlukan untuk
lebih mengarahkan pada pengololaan tanahnya. Tanah yang subur akan memilki
nilai status kesuburan yang tinggi. Sehingga upaya pemeliharaanya akan dapat
dilakukan secara mudah, sedangkan pada tanah yang kurang subur akan memerlukan
pemeliharaan yang lebih intensif (Adiwiganda 1998). Sifat kimia tanah mempunyai
ph 4,0-6,0 namun yang terlihat adalah 5-5,5. Kandungan unsur hara tinggi, C/N
mendekati 10 dengan C: 1% dan N:0,1% (lubis. 1992).
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok
tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi
tanah yang menjadi habitatakar-akar aktif tanaman. Kesuburan habitat akar
dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh
tanah yang bersangkutan, dan diimbas oleh keadaan bagian lain dari tanah atau
diciptakan pengaruh dari keadaan lain lahan seperti lahan, iklim dan musim.
Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah atau lahan melainkan bukan sifat
tanah maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati melainkan hanya
dapat ditafsi. Penafsiran kesuburan tanah dapat dilakukan atas dasar
sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah tersebut.
Jagung merupakan (zea mays L.) merupakan salah satu
tanaman pangan dunia yang berperan penting,selain gandum dan padi.sebagai
sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,jagung juga menjadi
alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.penduduk beberapa daerah di
indonesia (misalnya Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagi
pangan pokok.di Indonesia jagung merupakan
komuditi tanaman pangan penting,namun tingkat produksi belum optimal.
Syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah tumbuh
dalam keadaan curah hujan ideal sekitar 80-200 mm/bulan dan harus merata. Pada
fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar
matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhan akan terhambat dan memberikan
hasil biji yang optimal. Suhu optimum jagung antara 230 C – 300 C. Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya
akan berproduksi optimal.
. Jagung ( zea mays),merupakan famili
graminae,adalah tanaman semusim berbentuk rumput dan siklus hidupnya diselesaikan selama 80-50 hari.tumbuhnya
tegak,daun berbentuk pita,batang berwarna hijau, berbentuk bulat dengan
penempang melintang 2-2,5cm.tinggi tanaman beravariasi antara 125-250cm dan batangnya berbuku-buku yang dibatasi oleh
ruas-ruas (Suprapto,1999). jagung telah direkayasa genetika juga sekarang
ditanam sebagai pengahasil bahan farmasi (bahan baku pengisi obat).
1.2 TUJUAN
PRAKTEK
Praktek
mata kuliah kesuburan tanah dan pemupukan yang dilakukan pada dua tempat yang
berbeda yang bertujuan untuk :
·
Melihat atau membandingkan bahwa kondisi
tanaman jagung pada tanah yang subur sangat berbeda dengan kondisi tanaman
jagung di tanah yang kurang subur.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lahan
pertanian
Lahan
pertanian adalah modal yang sangat penting dalam mengenjot produksi pangan.
Tanpa perluasan lahan – yang lazim disebut ekstensifikasi- upaya penigkatan
produksi pangan hanya bertumpu pada inovasi teknologi atau peningkatan
produktivitas (intensifikasi). Dalam 10 tahun terakhir, luas lahan petanian di
indonesia tak banyak berubah, masih sekitar 25 juta hektar. Padahal. Jumlah
penduduk terus bertambah dan kebutuhan pangan terus meningkat. Kini, rasio
lahan pertanian terhadap jumlah penduduk hanya sebesar 0,1. Itu artinya
menguasai lahan pertanian sekitar 0,1 hektar.
Pengolahan
lahan pertanian adalah segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada suatu
lahan untuk menjaga dan mempertinggi produktivitas lahan tersebut dengan
mempertimbangkan kelestarianya. Tingkat produktivitas lahan sangat dipengaruhi
oleh kesuburan tanah, curah hujan, suhu, kelembaban, sistem pengolahan lahan,
serta pemilihan landcover (Djaenuddun, 2006). Pengolahan lahan sebagai salah
satu komponen pengolahan teknologi pertanian diperlukan dalam sistem pertanian
berkelanjutan karena sistem pertanaman intensif bisa mengarah pada trade-off
antara manfaat ekonomi dalam jangka pendek dan kerusakan lingkungan seperti
degradasi kesuburan tanah dalam jangka panjang. Tujuan pengolahan lahan yaitu
mengatur pemanfaatan sumber daya lahan pertanian secara optimal, mendapatkan
hasil maksimal, dan mempertahankan kelestarian sumber daya lahan.
Umumnya
penyediaan unsur hara dari bahan mineral relatif lebih lambat dibandingkan
dengan bahan organik.hal ini berarti bahwa lahan merupakan sumber daya alam
yang memiliki daya dukung terbatas,sehingga anggapan bahwa dalam kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan
hanya dengan menugalkan benih atau membenamkan bibit tanpa pemupukan atau
penambahan bahan unsur hara sudah tidak dapat ditolerir lagi apabila ingin
tetap mempunyai tanah yang produktif.
Pemanfaatan
tanah sesuai dengan daya dukungnya, mengandung arti bahwa penyerapan suatu
unsur hara tersedia didalam tanah oleh tanaman tidak diperhitungkan secara
total,tetapi secara perlahan sesuai dengan tingkat ketersediaan dan
keseimbangannya dengan unsur-unsur lain.
2.2 Produktivitas
lahan
Produktivitas
tanah pertanian merupakan suatu konsep ekonomi yang dtentukan oleh faktor,
yaitu : 1) sistem pemgolahan tanah 2) hasil (produksi), dan 3) jenis tanah.
nilai tanah pertanian sangat tergantung pada nilai produktivitas tanah, semakin
produktiv, maka nilai tanah pertanian semakin tinggi. Dalam pengololaan tanah
pertanian ada 2 aspek yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
1. Kapasitas
(daya dukung) tanah. setiap jenis tanah yang ditanami oleh sejenis tanaman
mempunyai kemampuan tertentu dalam menerima suatu atau beberapa input misalnya
pupuk dan air agar dapat berproduksi dan menghasilkan keuntungan maksimun.
2. Kapasita
tanaman. Setiap jenis tanaman yang ditanam pada suatu jenis tanah juga
mempunyai kemampuan tertentu dalam menerima suatu atau beberapa input agar
dapat berproduksi yang menghasilkan keuntungan maksimun .
Apabila kapasitas
tanaman pada setiap musim tanam secara langsung tergantung pada kemampuan
genetis dan faktor lingkunganya, maka peran kedua faktor ini bersifat relatif
konstant, sehingga input yang diperlukan juga relatif tetap. Namun pada
kapasitas tanah meskipun dipengaruhi oleh kedua faktor ini, hanya pada awal
penggunaanya saja yang ditentukan pada kemampuan genetisnya. Kemampuan
genetinya ini makin menurun dengan makin lamanya masa pengunaan,sehingga
produktivitasnya akan tergantung pada masukan yang ditambahkan,sehingga lahan
menjadi tidak produktif jika tanpa masukan input.bahkan kemampuan genetis tanah
untuk berproduksi ini akan cepat turun
secara drastis jika pemanfaaatannya dilakukan tanpa pengolaan yang baik.
Menurut
hukum minimum Liebig produktifitas yang akan dicapai pada suatu tanah akan ditentukan
oleh suatu faktor yang keberadaannya paling minimun, maka apabila tanaman
untuk berproduksi optimun hanya
ditentukan oleh ketersediaan minimal 16
unsur hara esensialnya, dan ketersediaan
paling minimun dari ke-16 unsur inilah yang akan menjadi pembatas produksi yang
akan dicapai. Untuk memenuhi konsep ketersediaan dan keseimbangan hara,maka
pada saat setiap persiapan tanam,pemberian pupuk dan perbaikan tanah harus
selalu dilakukan sesuai dengan hasil analisis tanah (baik sifat kimiawi,sifat
fisik,dan biologis)dan rekomendasinya.
Kriteria
optimun didasarkan atas sejumlah variabel tanah, yang menentukan produktivitas
tanaman. Kesuburan tanah bukan ditentukan oleh jumlah pengaruh tiap variabel
sendiri-sendiri, melainkan oleh daya pengaruh yang timbul dari hubungan
interaktif atau kompensatif antar variabel. Misalnya bahaya peracunan Al bukan
ditentukan oleh kadar Al tertukarkan, akan tetapi oleh nisbah(ratio) antar
kadar Al tertukarkan dan kadar basa tertukarkan yang lain (Ca, Mg, K, Na).
Meskipun Al tertukarkan cukup tinggi, namun bahaya peracunan Al tidak besar
kalau nisbah kadarnya terhadap kadar basa-basa tertukarkan yang lain kecil.
Daya pengaruh ph atas kesuburan tanah pada umunya bersifat tidak langsung,
yaitu melalui daya pengaruhnya atas ketersediaan ion-ion hara. Ada hubungan
tertentu antara pH di satu pihak dan
kejenuhan basa serta tekstur dipihak lain. secara bersama-sama tekstur struktur
mineralogi lempung dan bahan organik menentukan dinamika lengas tanah. Aplikasi
usaha tani konsesvasi keadaan lahan kritis dapat diperbaiki melalui penerapan
usaha tani kenservasi yaitu bentuk budidaya pertanian yang menekankan
pemanfaatan lahan semaksimal mungkin sepanjang tahun dengan memperhatikan
kaidah-kaidah atau teknik konservasi. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah
kerusakan tanah, mempertahankan dan meningkatkan produktivitas maupun kesuburan
tanah. Kunci keberhasilan budidaya tanaman pangan berkelanjutan anatara lain :
a) mengusahakan agar tanah tertutup tanaman sepanjang tahun guna melindungi
tanah dari erosi dan pencucian. b) mengembalikan sisa-sisa tanaman, kompos dan
pupuk kandang ke dalam tanah guna memperbaiki / mempertahankan bahan organik
tanah.
2.3 Kesuburan
tanah
Kesuburan
tanah merupakan kemampuan tanah menghasilkan bahan tanaman yang dipanen. Maka
disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau produktivitas. Ungkapan akhir
kesuburan tanah ialah hasil panen, yang diukur dengan bobot bahan kering yag
dipungut per satuan luas (biasanya hektar) dan per satuan waktu. Dengan
menggunakan tahun sebagai satuan waktu untuk perhitungan hasi panen, dapat
dicakup akibat variasi keadaan habitat akar tanaman karena musim (schroeder,
1984). Hasil panen besar dengan variasi musiman kecil menandakan kesuburan
tanah tinggi, karena itu berarti tanah dapat ditanami sepanjang tahun dan
setiap kali menghasilkan hasil panen besar. Hasil panen besar, tetapi hanya
sekali setahun pada musim baik, menandakan kesuburan tanah tidak tinggi, karena
pada musim yang lain tanah tidak dapat ditanami. Hal ini antara lain karena
kekahatan (defeciency) lengas tanah atau sebaliknya karena mengalami tumpang
air (waterlogged), kadar garam larut air meningkat liwat batas, tanah menjadi
sulit diolah untuk memperoleh struktur yang baik (luar biasa liat atau keras
sekali).
Pengolahan
kesuburan tanah bertujuan untuk mengoptimunkan kesuburan tanah. Tanah itu
berbeda-beda sifat dan kelakuanya. Tanaman pun berbeda-beda persyaratan tumbuh
dan berkembangnya hasil panen yang dikehendaki berbeda-beda pula, maka ukuran
optimun kesuburan tanah menjadi berbeda-beda pula, Sehingga diperlukan
pengolahan kesuburan tanah yang disesuaikan pada hal-hal tersebut. Tiap
kombinasi jenis tanah – jenis tanaman – jenis hasil panen memerlukan cara
pengolahan kesuburan tanah sendiri. Meskipun jenis tanamanya sama, akan tetapi
jenis hasil panenya berbeda, pengolahan kesuburan tanah tidak dapat disamakan.
Proses-proses
utama yang menciptakan kesuburan tanah, atau sebaliknya mendorong degradasi
tanah yaitu hindrolisis, pelarutan, alihrupa (transformation), alih tempat
(translocation), yang dapat menjurus ke pelindian (leaching), dan reduksi
(gleisasi) dijalankan oleh air.
Reduksi
terjadi karena air menutup jalan penyusupan udara ke dalam tanah. oksidasi
berlangsung dengan kerjasama antara oksigen atmosfir dan air. Kompleksolisis
(kilasi) yang dapat berlanjut menjadi pelindian yang memiskinkan tanah atau
hara logam mikro penting (Fe,Cu,Zn) berlangsung dengan kerja sama antara bahan
organik, jasad renik dan air. Jasad reni tidak dapat menjalankan humifikasi dan
mineralisasi bahan organik, bahkan segala kehidupan biologi tanah tidak mungkin
berlangsung tanpa air.
Maka
dari tiap pengolaan lengas tanah menjadi pokok pengolahan kesuburan tanah.
pemupukan merupakan salahsatu usaha pengolah kesuburan tanah, akan tetapi usaha
itu tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan, kalau tidak disertai
pengolahan lengas tanah.
Jagung
manis merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam keluarga (famili)
rumput-rumputan (Gramineae) genus zea dan spesies zea mays saccharata. Jagung
manis memilki ciri-ciri endospern berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan
pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut. Produk utama jagung manis adalah
buah/tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan kandungan
endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya, biji jagung manis terdiri
atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seet coat), endosperm dan embrio.
Jagung tergolong tanaman C4 dan mampu beradaptasi dengan baik pada faktor
pembatas pertumbuhan dan produksi. Salah satu sifat tanaman jagung sebagai
tanaman C4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibanding
tanaman C3, fotorespirasi dan transpirasi rendah, efesien dalam penggunaan air
(koswara 2009).
Syarat
pertumbuhan tanaman jagung adalah tumbuh dalam keadaan curah hujan ideal
sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian
biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim penghujan atau
menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi,
pertumbuhanya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu
optimun antara 230 C – 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus,
namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH
tanah antara 5,6 - 7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah
kurang dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Katinggian antara
1000 -1800 m dpl dengan ketinggian optimun antara 50 – 600 m dpl. Benih
sebainya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda).
Syarat dalam pemilihan benih adalah biji yang mempunyaidaya tumbuh benih lebih
dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam
dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam) (rukhana 1997).
Tanaman
jagung yang mengasorpsi P dalam jumlah relatif sedikit daripada hara N dan K.
Pola akumulasi P tanaman jagung hampir sama dengan akumulasi hara N. Pada fase
awal, pertumbuhan akumulasi P relatif lambat, namun setelah berumur 4 minggu
meningkat dengan cepat. Pada saat keluar bunga antan, akumulasi P pada tanaman
jagung mencapai 35% dari seluruh kebutuhanya. Selajutnya akumulasi meningkat
hingga menjelang tanaman dapat dipanen.
Gejala
kekurangan P biasanya tampak pada fase awal pertumbuhan. Tanaman yang
kekurangan P, daunnya berwarna keunguan. Kekurangan P juga menyebabkan
perakaran tanaman menjadi dangkal dan sempit penyebarannya serta batang menjadi
lemah. Selain itu, pembentukan tongkol jagung menjadi tidak sempurna dengan ukuran
kecil dan barisan biji tidak beraturan dengan biji kurang berisi (sutanto
2005).
Tongkol
tumbuh daru buku, diantara batang dan pelepah daun, pada umumnya, satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah daun
betina. Buah jagung siap panen beberapa varietas unggul dapat smenghasilkan
lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga
jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri) (nuning 2012).
2.4 Kondisi
pertumbuhan tanaman jagung
1.1 Kondisi
pertumbuhan tanaman jagung di Desa pallantikan Kec Pattalasang Parang Loe
memiliki kondisi tanaman yang subur
1.2 Kondisi
tanaman jagung di Desa Timbuseng Kec Pattalasang Parang Loe memilki kondisi tanaman
yang kurang subur.
III.
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat praktikum
Praktikum
kesuburan tanah ini dilaksanakan pada dua tempat yang berbeda yaitu di desa
pallantikan kec pattalasang parang loe pada kondisi tanah subur dan desa Timbuseng
Kec Pattalasang Parang Loe pada kondisi tanah kurang subur, pada hari sabtu tanggal 13 mei 2017.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat
Bahan
1. Traktor 1. Tanaman
jagung
2. Alat
tugal 2.
Daftar isi pengamatan
3. Linggis
4. Parang
5. Meteran
dll
3.3 Prosedur
Praktek
Dalam
hal ini mahasiswa dikolompokkan kedalam beberapa kelompok. Setiap kelompok akan
melakukan pengukuran tanaman jagung di lapangan dengan lahan yang berbeda.
Dengan cara terlebih dahulu menyediaka alat pengukuran tanaman seperi meteran,
pulpen dan kuisioner untuk hasil pengukuran tanaman. Pertama-tama menyediakan
tanaman jagung dengan dua tempat yang berbeda kondisi lahanya kemudian mengukur
tanaman jagung untuk mengetahui perbandingan tinggi tanaman jagung pada kondisi
lahan yang subur dan tidak subur. Pada pengukuran ini yang ingin diketahui
yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang serta jarak tanam yang
digunakan. Serta membandingakn kondisi lahan yang subur dengan tidak subur
dengan melihat kondisi lahan yang digunakan, penggunaan tanah, topografi, kelerengan, keadaan batuan
dipermukaan, umur tanaman jagung dan vegetasi dalam lahan tersebut.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
DATA
PENGAMATAN JAGUNG TANAMAN JAGUNG
PADA
KONDISI TANAH YANG BERBEDA
1.1 Identitas
pengamat / peneliti untuk tanah subur
a. Nama
/ kelompok : Abd basir s / Klp 6
b. Lokasi
praktek : Desa pallantikang kec pattalasang parang loe.
c. Waktu
praktek : sabtu 13 mei 2017-06-03
d. Kondisi
lahan : subur
e. Penggunaan
tanah : sawah tanah hujan
f. Topografi
: datar
g. Kelerengan
(%) : 0 – 3 %
h. Keadaan
batuan di permukaan : tidak ada
i.
Umur tanaman : 1 bulan lebih / 40 hari
j.
Vegetasi : rumpur, pohon mangga, bambu.
gambar Kondisi tanaman jagung
pada tanah subur
Tabel pengamatan pada
pertumbuhan tanaman jagung pada lahan yang subur di desa pallantikan kec
pattalasang parang loe
PARAMETER
PENGAMATAN
|
TANAMAN
|
RATA
RATA
|
|
I
|
II
|
||
TINGGI
TANAMAN (CM)
|
167cm
|
182
cm
|
174,5
cm
|
JUMLAH
DAUN
|
12
daun
|
9
daun
|
11
cm
|
PANJANG
DAUN
|
58,
64, 67, 82, 84, 97, 95, 90, 87, 64, 55, 42 = 73,75
|
58,
66, 76, 82, 83, 90,81, 72, 63 = 74,5
|
74,125
|
DIAMTER
BATANG (CM)
|
7.9,
8, 7.5, = 7,8
|
7,
7.5, 6.6 = 7,
|
7,4
|
JARAK
TANAM
|
20
x 70 cm
|
2.1 Identitas
pengamatan untuk tanah tidak subur
a. Nama
/ kelompok : Abd basir s / Klp 6
b. Lokasi
praktek : Desa Timbuseng kec pattalasang parang loe.
c. Waktu
praktek : sabtu 13 mei 2017-06-03
d. Kondisi
lahan : tidak subur
e. Penggunaan
tanah : kebun
f. Topografi
: berbukit
g. Kelerengan
(%) : 015 - 30 % (kemiringan)
h. Keadaan
batuan di permukaan : banyak bebatuan
i.
Umur tanaman : 1 bulan lebih / 40 hari
j.
Vegetasi : pisang, kapuk, rambutan, jati putih, rumput, mangga, wijen, kelapa.
Gambar Kondisi tanaman jagung pada tanah tidak
subuh
Tabel tanaman pada
pertumbuhan tanaman jagung pada lahan kurang subur di Desa timbuseng kec
pattalasang parang loe
PARAMETER
PENGAMATAN
|
TANAMAN
|
RATA
RATA
|
|
I
|
II
|
||
TINGGI
TANAMAN (CM)
|
74
cm
|
85
cm
|
79,5
|
JUMLAH
DAUN
|
10
daun
|
9
daun
|
9,5
|
PANJANG
DAUN
|
25,
36, 43, 60, 69, 76, 77 ,45, 23, 27 = 48,1
|
44,
38, 56, 68, 77, 75, 59, 33,15 = 51,6
|
49,85
|
DIAMTER
BATANG (CM)
|
5,
4.9, 4.8 = 4,9
|
4.9,
4.8, 4,5 = 4,73
|
4,815
|
JARAK
TANAM
|
40
X 80 cm
|
4.2 Pembahasan
Dalam penelitian ini, jagung yang ditanam pada lahan
yang subur berdasarkan tabel di atas dengan parameter tanaman pada pertumbuhan tanaman jagung yang ditanam pada kondisi tanah
subur di Desa pallantikan kec pattalasang parang loe sangat berbeda dengan
pertumbuhan tanaman jagung yang ditanam pada kondisi tanah tidak subur di Desa
timbuseng kec pattalasang parang loe. Dapat dilihat bahwa
Pada
tabel diatas pada tanah yang subur memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dapat
dilihat dari dua sampel yang diambil yaitu tanaman 1 dan 2 yang memiliki tinggi
rata rata 174,5 cm, rata- rata jumlah daun 11 namun walaupun jumlah daunya tdak
berpengaruh tetapi panjang daunya berbeda karena pada tanah subur memiliki
panjang daun rata-rata 74,125 cm serta memiliki diameter batang yang cukup
besar yaitu rata-rata mencapai 7,4 cm dan jarak tanamnya20x70cm.
sedangakan tanaman yang ditanam pada tanah yang tidak subur pertumbuhan terhambat karena hanya memiliki tinggi tanaman 79,5 cm, rata-rata jumlah dauunya 9,5. Rata-rata panjang daun karena tanaman jagung yang ditanam pada tanah yang kurang subur hanya memiliki panjang daun rata-rata 49,85 cm dan memiliki diameter batang yang hanya mencapai rata-rata 4,815 cm dan jarak tanam yang digunakan yaitu 40 x 80 cm.
sedangakan tanaman yang ditanam pada tanah yang tidak subur pertumbuhan terhambat karena hanya memiliki tinggi tanaman 79,5 cm, rata-rata jumlah dauunya 9,5. Rata-rata panjang daun karena tanaman jagung yang ditanam pada tanah yang kurang subur hanya memiliki panjang daun rata-rata 49,85 cm dan memiliki diameter batang yang hanya mencapai rata-rata 4,815 cm dan jarak tanam yang digunakan yaitu 40 x 80 cm.
Dapat
dilihat dri perbandinganya tanaman yang ditanam pada lahan yang subur dengan
lahan yang kurang subur memiliki banyak perbedaan, padahal umur tanaman jagung
tersebut sama yaitu sekitar 40 hari tetapi lahan yang digunakan berbeda seperti
lahan yang subur adalah lahan yang berada pada kelerengan 0 – 3%, dengan
topografi datar seperti sawah tanah hujan dan memiliki vegetasi hanya
rumput-rumputan sedangkan lahan yang tidak subur adalah lahan yang berada pada
kelerangan 15 – 30% kemiringan dengan topografi berbukit seperti kebun dan
terdapat banyak vegetasi di dalamnya seperti rambutan, kelapa dan jatih putih.
Dapat dilihat dari kondisi tanah lahan yang subur tidak memiliki batuan sedangkan
lahan yang tidak subur memiliki banyak batuan yang dapat menghambat proses
pertumbuhan tanaman jagung.
V KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
Praktek mata kuliah
kesuburan tanah dan pemupukan yang telah dilakukan Desa pallantikang kec
pattalasang parang loe menunjukkan pertumbuhan tanaman jagung pada lahan yang
datar dan memiliki tanah yang lempung memiliki tanaman yang subur di bandingkan
di Desa Timbuseng kec pattalasang parang loe dengan tanaman jagung pada lahan
yang miring juga banyak bebatuan dan memiliki banyak vegetasi didalamnya
mengakibtkan tanaman jagung tidak subur atau menghambat pertumbuhan.
5.2 saran
Setelah
membaca laporan praktek lapang diatas maka kita dapat mengambil ilmu yang
terkandung di dalamnya dan semuanya itu mungkin kiranya belum lengkap olehnya
penulis mengharapkan bagi pembaca berkenang untuk melengkapi
kekurangan-kekurangan di dalam laporan ini. Untuk menjadikan laporan yang lebih
sempurna dipenelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akil,n.2010.pengolahan hara N,P,dan K pada tanaman jagung kompsit dilahan sawah tanah hujan.prosiding produksi dan kebijakan dalam peningkatan produksi
jagung.<balitsereal.litbang.deptan.go.id
>diakses pada tanggal 12 maret 2014
Surtina.2013.pengujian kandungan
unsur hara dalam kompos yang berasal dari seresah tanaman jagung manis.(zea mays saccharata).jurnal ilmiah
pertanian vol.11:16-25
pekan serealia nasional.
http://blog.ub.ac.id/auliyarahmawati/2012/06/26/pengertian-pupuk.
https://pertaniansehat.com/read/2012/10/18/peningkatan-produktivitas-pertanian-dengan-teknologi
html. s
Qulla,
Taufik, 2017. Produktivitas lahan pertanian. http//www.teunoutro.net > blog
> produk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar