BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Keadaan Umum Pertanaman Di BBPP
BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) merupakan
salah satu tempat dimana banyak dibudidayakan berbagai jenis tanaman pertanian
yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan. Sehingga, BBPP menjadi
salah satu tempat yang sering dijadikan tempat pelatihan (Training) khusus
untuk pertanian. Dan juga BBPP juga sering menjadi salah satu tempat untuk
dilaksanakan praktek lapang mahasiswa jurusan agribisnis fakultas pertanian.
Lokasi BBPP berada di jalan poros malino Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi
Selatan. Sehingga, pada tanggal 6 Desember 2016 diadakan praktek lapang di
BBPP.
Berdasarkan hasil paktek lapang yang dilakukan di
BBPP jalan poros malino Kabupaen Gowa, Sulawesi Selatan, dimana keadaan
pertanaman yang ada di BBPP dapat dikatakan cukup bagus. Karena proses
pemeliharaan tanaman yang dibudidayakan di BBPP sangat bagus, dimana tanaman
yang dibudidayakan di BBPP yaitu tanaman pangan, tanaman hortikulturan dan
tanaman perkebunan.
Tanaman pangan yang ada di BBPP misalnya tanaman
padi, dimana tanaman padi proses pertanamannya sangat modern karena menggunakan
mesin (modern). Dan juga sistem tanamnya ada beberapa jenis yang digunakan
yaitu system legowo dan system tabela. Dan proses pemeliharaan tanaman padi
dilakukan secara teratur, misalnya pemberian pupuk. Adapun pupuk yang digunakan
yaitu menggunakan pupuk organic, di BBPP lebih banyak menggunkan pupuk yang
orgnik dibandingkan dengan pupuk anorganik. Pemberian pupuk anorganik diberikan
ketanaman tidak terlalu banyak sesuai dengan takaran yang diberikan. Pupuk
organic lebih banyak digunakan karena tanaman pangan lebih subur dan sehat
bebas dari bahan kimiawi. Sehingga, tidak mengganggu kesehatan para petani.
Tanaman hortikultura juga dibudidayakan di BBPP.
Dimana, tanaman hortikultura yang ada di BBPP sangat begitu produkif atau dapat
dikatakan sangat subur. Disamping dari itu proses pemeliharaannya begitu bagus,
karena bibit yang digunakan yaitu varietas yang unggul. Sehingga, hasil
produksinya begitu bagus dan meningkat. Selain tanaman pangan dan hortikultura
yang dibudidayakan di BBPP juga tanaman perkebunan dibudidayakan di tempat
tersebut. Dimana tanaman perkebunan yang dibudidayakan yaitu kakao, kopi dan
kelapa sawit. Proses pertumbuhan tanaman
perkebunan juga sangat bagus di BBPP karena sudah menggunakan teknologi yang
canggih dalam proses pertanaman ataupun proses pengendalian penyakit. Sehingga,
hasil produksi setiap tanaman yang dibudidayakan cukup produktif.
B.
Kondisi Pertanaman Perkebunan
Setelah dilakukan
praktek lapang Budidaya Tanaman Perkebunan di BBPP, ada berbagai jenis tanaman
perkebunan yang dibudidayakan di BBPP. Adapun berbagai jenis tanaman perkebunan
yang dibudidayakan yaitu tanaman kakao, tanaman kopi dan tanaman kelapa sawit.
Tanaman kakao dalam proses petanamannya dilakukan persilangan, dimana ada
sebagian varietasnya yang kurang bagus, dan
varietas yang kurang bagus disilangkan dengan varietas yang unggul. Sehingga, dalam proses panennya menghasilkan
hasil produksi yang baik. Tanaman kakao disilangkan dengan berbagai jenis klon
yang berbeda yaitu klon MO4, MO3, MO6, Markakao Klinik (MNC/BRT), Sulawesi
(S1), Sulawesi 2 (S2). Dari brbagai jenis klon kakao yang ada di BBPP itu juga
menghasilkan bentuk atau ukuran buah yang berbeda-beda. Dimana, klon kakao yang
paling bagus yaitu MO4. MO4 sangat bagus karena proses pertumbuhannay sangat cepat dan panennya
juga dilakukan dengan cepat. Tanaman kakao yang jenis klon MO6 ini lebih unggul
disbanding dengan klon-klon yang lain.
Tanaman kakao selain dilakukan persilangan antra
varietas yang kurang bagus dengan varietas yang unggul, juga dilakukan proses
sambung pucuk dan sambung samping. Tetapi, sambung samping lebih sedikit
diterapkan di BBPP karena resikonya
lebih berat dibandingkan dengan sambung pucuk yang lebih banyak diterapkan di
BBPP. Karena proses sambung pucuk resikonya lebih rendah atau tidak terlalu
begitu sulit diterapkan. Sehingga lebih banyak diterapkan dalam tanaman kakao.
Maksud dari sambung ucuk yaitu dengan menyambungkan tanaman yang lain (Entris)
dibagian tanaman kakao yang ingin disambungkan dengan entris. Sehingga
menghasilkan produksi tanaman kakao yang baik. Selain tanaman kakao yang
dibudidayakan, tanaman perkebunan yang lain dibudidayakan yaitu tanaman kopi dan
tanaman kelapa sawit. Di BBPP tanaman kopi juga dibudidayakan dan proses
pertumbuhannya cukup baik. Karena tanaman kopi juga cocok dibudidayakan di
BBPP. Sedangkan tanaman perkebunan yang lainnya dibudidayakan yaitu tanaman
kelapa sawit. Kelapa sawit di BBPP dibudidayakan tidak begitu banyak, karena
berdasarkan penjelasan dari bapak Tomy, bahwa proses pemasaran tanaman kelapa
sawit sulit dipasarkan. Sehingga, kelapa sawit hanya beberapa pohon yang
ditanam di BBPP. Keadaan tanaman
perkebunan di BBPP dapat dikatakan cukup
bagus, karena disamping dengan menggunakan varietas yang unggul juga proses
pemeliharaannya juga teratur dan cukup baik, sehingga menghasilkan produksi
yang optimal.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKEK LAPANG
A.
Keadaan
tanaman kakao dan kopi
Berdasarkan hasil praktek lapang yang dilakukan di BBPP (Balai Besar
Pelatihan Pertanian) Selasa, 6 Desember 2016 dapat diketahui bahwa ada beberapa
tanaman perkebunan yang dibudidayakan salah satunya dalah tanaman kakao dan
kopi.
Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dibudidayakan di
BBPP, selain dengan nilai ekonomisnya yang tinggi juga tanaman kakao cocok
ditanam di daerah BBPP. Di BBPP tanaman kakao ada berbagai jenis klon yang ditanam dan dalam proses pertanamannya juga dilakukan persilangan dimana
berbagai jenis klon kakao yang digunakan, misalnya MO4, MO3, MO6, Markakao
Klinik (MNC/BRT), Sulawesi (S1), Sulawesi 2 (S2). Dari berbagai jenis klon
kakao yang ditanam itu memberikan hasil produksi yang berbeda. Tanaman kakao
menghasilkan bentuk atau ukuran buah yang berbeda, ada yang ukurannya besar, sedang dan adapun juga yang
buahnya kecil. Selain dari klon kakao yang berbeda yang menghasilkan buah yang
ukurannya kecil, juga disebabkan karena adanya serangan hama dan penyakit pada
tanaman kakao. Adapun jenis hama yang sering menyernag tanaan kakao yaitu
penggerek buah, dimana buah kakao menjadi hitam bahkan menjadi busuk. Selain
hama ada juga penyakit yang sering menyerang tanaman kakao yaitu penyakit
Vascula Streak Dieback (VCD). Penyakit ini sangat terkenal sehingga dapat
menurunkan produksi tanaman kakao.
Disamping itu, dampak dari serangan hama dan penyakit terhadap tanaman kakao
sangat berdampak terhadap proses pertumbuhan tanaman kakao. Selain daunnya yang
kering akibat serangan penyakit cendawan juga ditandai dengan buah yang rusak.
Sehingga, menurunkan produksi tanaman kakao. Kakao yang ada di BBPP umumnya rata-rata hasil dari sambung pucuk dari beberapa klon
dan pada umumnya pula pohonnya memiliki
batang yang pendek dengan buah yang lebat.
Tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang juga
dibudidayakan di BBPP. Berdasarkan hasil praktek lapang yang dilakukan di BBPP,
menurut penjelasan dari bapak Tomi selaku pembimbing, tanaman kopi yang
dibudidayakan hanyalah jenis kopi robusta yang bibitnya berasal dari daerah
Malino. Kopi robusta memiliki tekstur lebih kasar dari kopi arabika dan pada
umumnya buah kopi robusta lebih kecil dari kopi arabika. Dalam pertumbuhannya kopi robusta hampir sama
dengan kopi arabika yakni tergantung pada kondisi tanah, cuaca, proses
pengolahan. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai
Uganda. Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di
bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika. Tanama kopi yang ada di BBPP proses
pertumbuhannya cukup bagus, karena proses pemeliharaannya cukup baik, sehingga
tanaman kopi menjadi subur.
B.
Pemeliharaan
tanaman
· Tanaman kakao
Dalam menghasilkan
produksi yang baik dan berkualitas tanamn kakao tentu salah satu hal terpenting
yang harus dilakukan yaitu pemeliharaan. Dimana proses pemeliharaan kakao harus
dilakukan secara teratur, karena kita ketahui bahwa tanaman kakao biasa
terserang hama maupun penyakit. Pemeliharaan tanaman kakao
meliputi :
1.
pemupukan, Pupuk yang
digunakan dalam pemeliharaan tanaman kakao adalah pupuk kompos/pupuk kandang.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos adalah yang berasal dari
kotoran ternak sapi atau kambing yang diberikan 1 tahun 2 kali, masing-masing 5
kg per batang. Pupuk organik diberikan setahun sekali pada awal musim penghujan
dan akhir musim penghujan dan perlu di lakukan pembersihan dari tanaman
pengganggu seperti gulma disekitar tanaman kakao.
2.
irigasi, di BBPP tidak menerapkan sistem
irigasi, tetapi hanya
mengandalkan air hujan.
3.
pengendalian gulma dan
pengendalian hama/penyakit, proses Pengendalian gulma
dilakukan dengan cara disemprot dengan menggunakan herbisida/obat secara kontak
agar tidak mempengaruhi tanaman. Racun kontak tergantung dari jenih atau tidaknya
air yang digunakan. 1 Botol sekitar 250 cc, per tank nya sekitar 50 cc. Beliau
menggunakan gramason untuk mengendalikan gulmanya.n Pengendalian hama dan penyakit menggunakan
akrodik dan nurbesan. Penyakit pada buah kakao ini, antara lain seperti kanker
batang, busuk buah, helopelthis. Pengaplikasiaannya disemprotkan kebatangnya
dan pentil buah atau dipupuk dicampur dengan urea. Jadwal pemupukan dengan
menggunakan akrodik adalah 2 kali dalam setahun pada awal musim hujan.
4.
Pemangkasan, juga
penting dilakukan terhadap tanaman kakao. Pemangkasan dapat dilakukan 2-4
minggu, 16-24 minggu. Tujuan dari pemangkasan untuk membentuk kerangka dasar
tanaman sehingga dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang baik,.
· Tanaman kopi
Tanam perkebunan selain kakao yang harus dilakukan juga
pemeliharaannya yaitu tanaman kopi. Dalam pemeliharaan tanaman
kopi ada 2 tahapan yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan produktifitas tanaman kopi yaitu:
·
pemupukan, Tujuan dari pemupukan adalah
untuk memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman kopi dan memperbaiki
struktur kondisi media tanam. Apabila kebutuhan hara tersebut tidak terpenuhi,
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, kurus, layu, dan tidak produktif. Pemupukan tanaman kopi harus dilakukan secara
tepat, baik sesuai waktu, jenis, dosis, maupun cara pemberiannya. Biasanya
frekuensi pemupukan ialah dua kali dalam setahun yakni pada awal dan akhir
musim penghujan.
·
Pemangkasan, juga penting dilakukan untuk menghilangkan beberapa bagian tanaman kopi
yang dianggap berpenyakit atau sudah tidak bermanfaat atau tidak produktif. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan daya produktifitas kopi. Pengendalian gulma juga penting agar tidak
menganggu proses pertumbuhan tanaman kopi. Terdapat tiga jenis pemangkasan tanaman kopi yang perlu dilakukan antara lain
pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, dan pemangkasan pemeliharaan. Tinggi
pangkasan bentuk pada pemangkasan bentuk berkisar antara 1,5-1,8 meter dengan
melakukan pemangkasan cabang primer teratas sebanyak 1 ruas pada akhir musim
penghujan. Sedangkan pelaksanaan pemangkasan produksi yakni membuang wiwilan
yang tumbuh ke atas, cabang cacing, cabang balik, dan cabang yang terserang
hama sebanyak 3-4 kali/tahun pada awal musim penghujan. pemangkasan pemeliharaan dikhususkan pada tanaman yg tua dan tingkat produksinya
rendah dengan memotong miring batang setinggi 40-50 cm dari leher akar pada
awal musim penghujan. Kemudian bekas potongan tersebut ditutupi aspal dan tanah
di sekitarnya dicangkul lalu dipupuk. Pelihara hanya 1-2 tunas yang
pertumbuhannya bagus, kemudian setelah dewasa tunas ini disambung dengan jenis
kopi yang mutunya atau varietasnya yang lebih bagus. Sehingga,
menghasilkan kualitas produksi yang baik.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tanaman Kakao
3.1.1 Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan dan membuang
gulma yang mengganggu tanaman kakao.
Penyiangan adalah membersihkan tanaman atau rumput
penggangu yang tumbuh disekitar tanaman utama, penyiangan biasanya hanya
membersihkan yang jaraknya dekat dengan tanaman utama yaitu kakao, sedangkan
tanama atau rumput yang tumbuh tetapi jaraknya cukup jauh dengan tanaman utama
tidak perlu dibersihkan.
3.1.2
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal.
Pemupukan yaitu dengan pemupukan menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl, dan
Kieserite (MgSO4), dosis pupuk berdasarkan umur
tanaman kakao.
UMUR(bulan)
|
Dosis
pupuk (per ha)
|
|||
Urea (kg)
|
TSP (kg)
|
MOP/
KCl (kg)
|
Kieserite
(MgSO4)(kg)
|
|
2
|
15
|
15
|
8
|
8
|
6
|
15
|
15
|
8
|
8
|
10
|
25
|
25
|
12
|
12
|
14
|
30
|
30
|
15
|
15
|
18
|
30
|
30
|
45
|
15
|
22
|
30
|
30
|
45
|
15
|
32
|
160
|
200
|
250
|
60
|
36
|
140
|
250
|
250
|
80
|
42
|
140
|
200
|
250
|
80
|
3.1.3
Pemangkasan
Pemangkasan
dilakukan pada tanaman pelindung dan pada tanaman kakao. Pemangkasan pohon
pelindung dilakukan supaya bisa berfungsi dalam jangka waktu yang lama.
Sedangkan Pemangkasan pada tanaman kakao merupakan usaha meningkatkan produksi
dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan melakukan pemangkasan, akan
mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman,
dan memacu produksi.
3.1.4
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman kakao dilakukan dengan sanitasi lahan, tanaman
yang terserang dipangkas dan di bakar dan juga menggunakan pestisida. Hama dan
penyakit yang sering menyerang tanaman kakao adalah ulat kilan (Hyposidea
infixaria), ulat jaran atau kuda (Dasychira inclusa), parasa
lepida dan ploneta diducta(Ulat Srengenge), kutu – kutuan (Pseudococcus
lilacinus), Helopeltis antonii, Cacao Mot ( Ngengat
Buah), Acrocercops cranerella, penyakit busuk buah (Phytopthora
palmivora), Jamur Upas (Upasia salmonicolor).
3.1.5
Panen-pascapanen
Panen dilakukan dengan cara
memetik buah yang masak dengan memotong tangkai buahnya dan menyisakan
sepertiga bagian tangkai buah. Buah kakao yang dipetik berumur 5,5 – 6 bulan
sejak berbunga, dan berwarna kuning atau merah. Buah kakao yang dipetik
kemudian dimasukkan ke dalam karung kemudian dilakukan pemecahan buah untuk
mengumpulkan bijinya. Dan hasilnya bisa diolah dengan melakukan fermentasi,
pengeringan, dan sortasi.
3.2
Tanaman Kopi
3.2.1 Penyiangan
Tanaman kopi harus selalu bersih dari
gulma, terutama saat tanaman masih muda. Lakukan penyiangan setiap dua minggu,
dan bersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon kopi. Apabila tanaman sudah
cukup besar, pengendalian gulma yang ada diluar tajuk tanaman kopi bisa
memanfaatkan tanaman penutup tanah. Penyiangan gulma pada tanaman dewasa
dilakukan apabila diperlukan saja.
3.2.2
Pemupukan
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan
pupuk organik atau pupuk buatan. Pupuk organik bisa didapatkan dari bahan-bahan
sekitar kebun seperti sisa-sisa hijauan dari pohon pelindung atau kulit buah
kopi sisa pengupasan kemudian dibuat menjadi kompos. Kebutuhan pupuk untuk
setiap tanaman sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun sekali.
Cara memberikan pupuk dengan membuat lubang pupuk yang
mengitari tanaman. Kemudian masukkan kompos kedalam lubang pupuk tersebut. Bisa
juga dicampurkan pupuk buatan kedalam kompos. Untuk tanah yang asam dengan pH
dibawah 4,5 pemberian pupuk dicampur dengan setengah kilogram kapur. Pemerian
kapur dilakukan 2-4 tahun sekali.
Untuk memperkaya bahan organik areal perkebunan bisa
ditanami dengan tanaman penutup tanah. Tanaman yang biasa dijadikan penutup
tanah dalam budidaya kopi diantaranya bunguk (Mucuna munanease)
dan kakacangan (Arachis pintol). Tanaman penutup
tanah berfungsi sebagai pelindung dan penyubur tanah, selain itu hijauannya
bisa dijadikan sumber pupuk organik.
3.2.3
Pemangkasan
Terdapat
dua tipe pemangkasan dalam budidaya kopi, yaitu pemangkasan berbatang tunggal
dan pemangkasan berbatang ganda. Pemangkasan berbatang tunggal lebih cocok
untuk jenis tanaman kopi yang mempunyai banyak cabang sekunder semisal arabika.
Pemangkasan ganda lebih banyak diaplikasikan diperkebunan rakyat yang menanam
robusta. Pemangkasan ini lebih sesuai pada perkebunan di daerah dataran rendah
dan basah.
Berdasarkan
tujuannya, pemangkasan dalam budidaya kopi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
§ Pemengkasan
pembentukan, bertujuan membentuk kerangka tanaman seperti bentuk tajuk, tinggi
tanaman dan tipe percabangan.
§ Pemangkasan
produksi, bertujuan memangkas cabang-cabang yang tidak produktif atau cabang
tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus menumbuhkan cabang yang
produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk membuang cabang-cabang yang
terkena penyakit atau hama.
§ Pemangkasan
peremajaan, dilakukan pada tanaman yang telah mengalami penurunan produksi,
hasil kuranng dari 400 kg/ha/tahun atau bentuk tajuk yang sudah tak beraturan.
Pemangkasan dilakukan setelah pemupukan untuk menjaga ketersediaan nutrisi.
3.2.4
Pengendalian hama dan penyakit
Lahan
budidaya kopi yang terserang hama dan penyakit akan mengalami penurunan
produktivitas, kualitas mutu kopi dan bahkan kematian tanaman. Beberapa hama
dan penyakit yang umum menyerang tanam kopi adalah sebagai berikut:
§ Hama
penggerek buah kopi. Menyerang tanaman muda maupun tua. Akibat serangan buah
akan berguguran atau perkembangan buah tidak normal dan membusuk. Pengendalian
bisa hama ini adalah dengan meningkatkan sanitasi kebun, pemapasan pohon
naungan, pemanenan buah yang terserang, dan penyemprotan kimia.
§ Penyakit
karat daun (HV). Biasanya menyerang tanaman arabika. Gejala serangannya bisa
dilihat dari permukaan daun yang mengalami bercak kuning, semakin lama menjadi
kuning tua. Bisa dihindari dengan menanam kopi arabika diatas ketinggian 1000
meter dpl. Pengendalian lainnya bisa dilakukan dengan penyemprotan kimia,
memilih varietas unggul, dan kultur teknis.
§ Penyakit
serangan nematoda. Banyak ditemui di sentra-sentra perkebunan kopi robusta.
Serangan ini bisa menurunkan produksi hingga 78%. Pengendalian penyakit ini
bisa dilakukan dengan menyambung tanaman dengan batang bawah yang tahan
nematoda.
3.2.5
Panen dan pasca panen
Tanaman yang dibudidayakan secara
intensif sudah bisa berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk jenis robusta dan 3-4
tahun untuk arabika. Hasil panen pertama biasanya tidak terlalu banyak,
produktivitas tanaman kopi akan mencapai puncaknya pada umur 7-9 tahun.
Panen budidaya kopi dilakukan secara
bertahap, panen raya bisa terjadi dalam 4-5 bulan dengan interval waktu
pemetikan setiap 10-14 hari. Pemanenan dan pengolahan pasca panen akan
menentukan mutu produk akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar