Jumat, 10 November 2017

Laporan praktek lapang BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Keadaan Umum Pertanaman Di BBPP
BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) merupakan salah satu tempat dimana banyak dibudidayakan berbagai jenis tanaman pertanian yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan. Sehingga, BBPP menjadi salah satu tempat yang sering dijadikan tempat pelatihan (Training) khusus untuk pertanian. Dan juga BBPP juga sering menjadi salah satu tempat untuk dilaksanakan praktek lapang mahasiswa jurusan agribisnis fakultas pertanian. Lokasi BBPP berada di jalan poros malino Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Sehingga, pada tanggal 6 Desember 2016 diadakan praktek lapang di BBPP.
Berdasarkan hasil paktek lapang yang dilakukan di BBPP jalan poros malino Kabupaen Gowa, Sulawesi Selatan, dimana keadaan pertanaman yang ada di BBPP dapat dikatakan cukup bagus. Karena proses pemeliharaan tanaman yang dibudidayakan di BBPP sangat bagus, dimana tanaman yang dibudidayakan di BBPP yaitu tanaman pangan, tanaman hortikulturan dan tanaman perkebunan.
Tanaman pangan yang ada di BBPP misalnya tanaman padi, dimana tanaman padi proses pertanamannya sangat modern karena menggunakan mesin (modern). Dan juga sistem tanamnya ada beberapa jenis yang digunakan yaitu system legowo dan system tabela. Dan proses pemeliharaan tanaman padi dilakukan secara teratur, misalnya pemberian pupuk. Adapun pupuk yang digunakan yaitu menggunakan pupuk organic, di BBPP lebih banyak menggunkan pupuk yang orgnik dibandingkan dengan pupuk anorganik. Pemberian pupuk anorganik diberikan ketanaman tidak terlalu banyak sesuai dengan takaran yang diberikan. Pupuk organic lebih banyak digunakan karena tanaman pangan lebih subur dan sehat bebas dari bahan kimiawi. Sehingga, tidak mengganggu kesehatan para petani.
Tanaman hortikultura juga dibudidayakan di BBPP. Dimana, tanaman hortikultura yang ada di BBPP sangat begitu produkif atau dapat dikatakan sangat subur. Disamping dari itu proses pemeliharaannya begitu bagus, karena bibit yang digunakan yaitu varietas yang unggul. Sehingga, hasil produksinya begitu bagus dan meningkat. Selain tanaman pangan dan hortikultura yang dibudidayakan di BBPP juga tanaman perkebunan dibudidayakan di tempat tersebut. Dimana tanaman perkebunan yang dibudidayakan yaitu kakao, kopi dan kelapa sawit. Proses pertumbuhan tanaman perkebunan juga sangat bagus di BBPP karena sudah menggunakan teknologi yang canggih dalam proses pertanaman ataupun proses pengendalian penyakit. Sehingga, hasil produksi setiap tanaman yang dibudidayakan cukup produktif.
B.      Kondisi Pertanaman Perkebunan
Setelah dilakukan praktek lapang Budidaya Tanaman Perkebunan di BBPP, ada berbagai jenis tanaman perkebunan yang dibudidayakan di BBPP. Adapun berbagai jenis tanaman perkebunan yang dibudidayakan yaitu tanaman kakao, tanaman kopi dan tanaman kelapa sawit. Tanaman kakao dalam proses petanamannya dilakukan persilangan, dimana ada sebagian varietasnya yang kurang bagus, dan  varietas yang kurang bagus disilangkan dengan varietas yang unggul.  Sehingga, dalam proses panennya menghasilkan hasil produksi yang baik. Tanaman kakao disilangkan dengan berbagai jenis klon yang berbeda yaitu klon MO4, MO3, MO6, Markakao Klinik (MNC/BRT), Sulawesi (S1), Sulawesi 2 (S2). Dari brbagai jenis klon kakao yang ada di BBPP itu juga menghasilkan bentuk atau ukuran buah yang berbeda-beda. Dimana, klon kakao yang paling bagus yaitu MO4. MO4 sangat bagus karena proses pertumbuhannay sangat cepat dan panennya juga dilakukan dengan cepat. Tanaman kakao yang jenis klon MO6 ini lebih unggul disbanding dengan klon-klon yang lain.
Tanaman kakao selain dilakukan persilangan antra varietas yang kurang bagus dengan varietas yang unggul, juga dilakukan proses sambung pucuk dan sambung samping. Tetapi, sambung samping lebih sedikit diterapkan di BBPP karena  resikonya lebih berat dibandingkan dengan sambung pucuk yang lebih banyak diterapkan di BBPP. Karena proses sambung pucuk resikonya lebih rendah atau tidak terlalu begitu sulit diterapkan. Sehingga lebih banyak diterapkan dalam tanaman kakao. Maksud dari sambung ucuk yaitu dengan menyambungkan tanaman yang lain (Entris) dibagian tanaman kakao yang ingin disambungkan dengan entris. Sehingga menghasilkan produksi tanaman kakao yang baik. Selain tanaman kakao yang dibudidayakan, tanaman perkebunan yang lain dibudidayakan yaitu tanaman kopi dan tanaman kelapa sawit. Di BBPP tanaman kopi juga dibudidayakan dan proses pertumbuhannya cukup baik. Karena tanaman kopi juga cocok dibudidayakan di BBPP. Sedangkan tanaman perkebunan yang lainnya dibudidayakan yaitu tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit di BBPP dibudidayakan tidak begitu banyak, karena berdasarkan penjelasan dari bapak Tomy, bahwa proses pemasaran tanaman kelapa sawit sulit dipasarkan. Sehingga, kelapa sawit hanya beberapa pohon yang ditanam di BBPP. Keadaan tanaman perkebunan di BBPP dapat dikatakan  cukup bagus, karena disamping dengan menggunakan varietas yang unggul juga proses pemeliharaannya juga teratur dan cukup baik, sehingga menghasilkan produksi yang optimal.











BAB II
PELAKSANAAN PRAKEK LAPANG

A.      Keadaan tanaman kakao dan kopi
Berdasarkan hasil praktek lapang yang dilakukan di BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Selasa, 6 Desember 2016 dapat diketahui bahwa ada beberapa tanaman perkebunan yang dibudidayakan salah satunya dalah tanaman kakao dan kopi.
Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dibudidayakan di BBPP, selain dengan nilai ekonomisnya yang tinggi juga tanaman kakao cocok ditanam di daerah BBPP. Di BBPP tanaman kakao ada berbagai jenis klon yang ditanam dan dalam proses pertanamannya juga dilakukan persilangan dimana berbagai jenis klon kakao yang digunakan, misalnya MO4, MO3, MO6, Markakao Klinik (MNC/BRT), Sulawesi (S1), Sulawesi 2 (S2). Dari berbagai jenis klon kakao yang ditanam itu memberikan hasil produksi yang berbeda. Tanaman kakao menghasilkan bentuk atau ukuran buah yang berbeda, ada yang ukurannya besar, sedang dan adapun juga yang buahnya kecil. Selain dari klon kakao yang berbeda yang menghasilkan buah yang ukurannya kecil, juga disebabkan karena adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman kakao. Adapun jenis hama yang sering menyernag tanaan kakao yaitu penggerek buah, dimana buah kakao menjadi hitam bahkan menjadi busuk. Selain hama ada juga penyakit yang sering menyerang tanaman kakao yaitu penyakit Vascula Streak Dieback (VCD). Penyakit ini sangat terkenal sehingga dapat menurunkan produksi tanaman kakao. Disamping itu, dampak dari serangan hama dan penyakit terhadap tanaman kakao sangat berdampak terhadap proses pertumbuhan tanaman kakao. Selain daunnya yang kering akibat serangan penyakit cendawan juga ditandai dengan buah yang rusak. Sehingga, menurunkan produksi tanaman kakao. Kakao yang ada di BBPP umumnya rata-rata hasil dari sambung pucuk dari beberapa klon dan pada  umumnya pula pohonnya memiliki batang yang pendek dengan buah yang lebat.
Tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang juga dibudidayakan di BBPP. Berdasarkan hasil praktek lapang yang dilakukan di BBPP, menurut penjelasan dari bapak Tomi selaku pembimbing, tanaman kopi yang dibudidayakan hanyalah jenis kopi robusta yang bibitnya berasal dari daerah Malino. Kopi robusta memiliki tekstur lebih kasar dari kopi arabika dan pada umumnya buah kopi robusta lebih kecil dari kopi arabika.  Dalam pertumbuhannya kopi robusta hampir sama dengan kopi arabika yakni tergantung pada kondisi tanah, cuaca, proses pengolahan. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika. Tanama kopi yang ada di BBPP proses pertumbuhannya cukup bagus, karena proses pemeliharaannya cukup baik, sehingga tanaman kopi menjadi subur.
B.      Pemeliharaan tanaman
·      Tanaman kakao
Dalam menghasilkan produksi yang baik dan berkualitas tanamn kakao tentu salah satu hal terpenting yang harus dilakukan yaitu pemeliharaan. Dimana proses pemeliharaan kakao harus dilakukan secara teratur, karena kita ketahui bahwa tanaman kakao biasa terserang hama maupun penyakit. Pemeliharaan tanaman kakao meliputi :
1.    pemupukan, Pupuk yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman kakao adalah pupuk kompos/pupuk kandang. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos adalah yang berasal dari kotoran ternak sapi atau kambing yang diberikan 1 tahun 2 kali, masing-masing 5 kg per batang. Pupuk organik diberikan setahun sekali pada awal musim penghujan dan akhir musim penghujan dan perlu di lakukan pembersihan dari tanaman pengganggu seperti gulma disekitar tanaman kakao.
2.    irigasi, di BBPP tidak menerapkan sistem irigasi, tetapi hanya mengandalkan air hujan.
3.    pengendalian gulma dan pengendalian hama/penyakit, proses Pengendalian gulma dilakukan dengan cara disemprot dengan menggunakan herbisida/obat secara kontak agar tidak mempengaruhi tanaman. Racun kontak tergantung dari jenih atau tidaknya air yang digunakan. 1 Botol sekitar 250 cc, per tank nya sekitar 50 cc. Beliau menggunakan gramason untuk mengendalikan gulmanya.n Pengendalian hama dan penyakit menggunakan akrodik dan nurbesan. Penyakit pada buah kakao ini, antara lain seperti kanker batang, busuk buah, helopelthis. Pengaplikasiaannya disemprotkan kebatangnya dan pentil buah atau dipupuk dicampur dengan urea. Jadwal pemupukan dengan menggunakan akrodik adalah 2 kali dalam setahun pada awal musim hujan.
4.    Pemangkasan, juga penting dilakukan terhadap tanaman kakao. Pemangkasan dapat dilakukan 2-4 minggu, 16-24 minggu. Tujuan dari pemangkasan untuk membentuk kerangka dasar tanaman sehingga dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang baik,.
·      Tanaman kopi
Tanam perkebunan selain kakao yang harus dilakukan juga pemeliharaannya yaitu tanaman kopi. Dalam pemeliharaan tanaman kopi ada 2 tahapan yang harus diperhatikan untuk meningkatkan produktifitas tanaman kopi yaitu:
·         pemupukan, Tujuan dari pemupukan adalah untuk memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman kopi dan memperbaiki struktur kondisi media tanam. Apabila kebutuhan hara tersebut tidak terpenuhi, maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, kurus, layu, dan tidak produktif. Pemupukan tanaman kopi harus dilakukan secara tepat, baik sesuai waktu, jenis, dosis, maupun cara pemberiannya. Biasanya frekuensi pemupukan ialah dua kali dalam setahun yakni pada awal dan akhir musim penghujan.
·         Pemangkasan, juga penting dilakukan untuk menghilangkan beberapa bagian tanaman kopi yang dianggap berpenyakit atau sudah tidak bermanfaat atau tidak produktif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya produktifitas kopi. Pengendalian gulma juga penting agar tidak menganggu proses pertumbuhan tanaman kopi. Terdapat tiga jenis pemangkasan tanaman kopi yang perlu dilakukan antara lain pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, dan pemangkasan pemeliharaan. Tinggi pangkasan bentuk pada pemangkasan bentuk berkisar antara 1,5-1,8 meter dengan melakukan pemangkasan cabang primer teratas sebanyak 1 ruas pada akhir musim penghujan. Sedangkan pelaksanaan pemangkasan produksi yakni membuang wiwilan yang tumbuh ke atas, cabang cacing, cabang balik, dan cabang yang terserang hama sebanyak 3-4 kali/tahun pada awal musim penghujan.  pemangkasan pemeliharaan dikhususkan pada tanaman yg tua dan tingkat produksinya rendah dengan memotong miring batang setinggi 40-50 cm dari leher akar pada awal musim penghujan. Kemudian bekas potongan tersebut ditutupi aspal dan tanah di sekitarnya dicangkul lalu dipupuk. Pelihara hanya 1-2 tunas yang pertumbuhannya bagus, kemudian setelah dewasa tunas ini disambung dengan jenis kopi yang mutunya atau varietasnya yang lebih bagus. Sehingga, menghasilkan kualitas produksi yang baik.








BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tanaman Kakao
3.1.1 Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan dan membuang gulma yang mengganggu tanaman kakao.
Penyiangan adalah membersihkan tanaman atau rumput penggangu yang tumbuh disekitar tanaman utama, penyiangan biasanya hanya membersihkan yang jaraknya dekat dengan tanaman utama yaitu kakao, sedangkan tanama atau rumput yang tumbuh tetapi jaraknya cukup jauh dengan tanaman utama tidak perlu dibersihkan.
3.1.2        Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal. Pemupukan yaitu dengan pemupukan menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl, dan Kieserite (MgSO4), dosis pupuk berdasarkan umur tanaman kakao.
UMUR(bulan)
Dosis pupuk (per ha)
Urea (kg)
TSP (kg)
MOP/ KCl (kg)
Kieserite (MgSO4)(kg)
2
15
15
8
8
6
15
15
8
8
10
25
25
12
12
14
30
30
15
15
18
30
30
45
15
22
30
30
45
15





32
160
200
250
60
36
140
250
250
80
42
140
200
250
80

3.1.3 Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman pelindung dan pada tanaman kakao. Pemangkasan pohon pelindung dilakukan supaya bisa berfungsi dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan Pemangkasan pada tanaman kakao merupakan usaha meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan melakukan pemangkasan, akan mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman, dan memacu produksi.
3.1.4 Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao dilakukan dengan sanitasi lahan, tanaman yang terserang dipangkas dan di bakar dan juga menggunakan pestisida. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao adalah ulat kilan (Hyposidea infixaria), ulat jaran atau kuda (Dasychira inclusa)parasa lepida dan ploneta diducta(Ulat Srengenge), kutu – kutuan (Pseudococcus lilacinus), Helopeltis antonii, Cacao Mot ( Ngengat Buah), Acrocercops cranerella, penyakit busuk buah (Phytopthora palmivora), Jamur Upas (Upasia salmonicolor).
3.1.5 Panen-pascapanen
Panen dilakukan dengan cara memetik buah yang masak dengan memotong tangkai buahnya dan menyisakan sepertiga bagian tangkai buah. Buah kakao yang dipetik berumur 5,5 – 6 bulan sejak berbunga, dan berwarna kuning atau merah. Buah kakao yang dipetik kemudian dimasukkan ke dalam karung kemudian dilakukan pemecahan buah untuk mengumpulkan bijinya. Dan hasilnya bisa diolah dengan melakukan fermentasi, pengeringan, dan sortasi.

3.2      Tanaman Kopi
3.2.1 Penyiangan
Tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama saat tanaman masih muda. Lakukan penyiangan setiap dua minggu, dan bersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon kopi. Apabila tanaman sudah cukup besar, pengendalian gulma yang ada diluar tajuk tanaman kopi bisa memanfaatkan tanaman penutup tanah. Penyiangan gulma pada tanaman dewasa dilakukan apabila diperlukan saja.

3.2.2        Pemupukan
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan. Pupuk organik bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun seperti sisa-sisa hijauan dari pohon pelindung atau kulit buah kopi sisa pengupasan kemudian dibuat menjadi kompos. Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun sekali.
Cara memberikan pupuk dengan membuat lubang pupuk yang mengitari tanaman. Kemudian masukkan kompos kedalam lubang pupuk tersebut. Bisa juga dicampurkan pupuk buatan kedalam kompos. Untuk tanah yang asam dengan pH dibawah 4,5 pemberian pupuk dicampur dengan setengah kilogram kapur. Pemerian kapur dilakukan 2-4 tahun sekali.
Untuk memperkaya bahan organik areal perkebunan bisa ditanami dengan tanaman penutup tanah. Tanaman yang biasa dijadikan penutup tanah dalam budidaya kopi diantaranya bunguk (Mucuna munanease) dan kakacangan (Arachis pintol). Tanaman penutup tanah berfungsi sebagai pelindung dan penyubur tanah, selain itu hijauannya bisa dijadikan sumber pupuk organik.

3.2.3        Pemangkasan
Terdapat dua tipe pemangkasan dalam budidaya kopi, yaitu pemangkasan berbatang tunggal dan pemangkasan berbatang ganda. Pemangkasan berbatang tunggal lebih cocok untuk jenis tanaman kopi yang mempunyai banyak cabang sekunder semisal arabika. Pemangkasan ganda lebih banyak diaplikasikan diperkebunan rakyat yang menanam robusta. Pemangkasan ini lebih sesuai pada perkebunan di daerah dataran rendah dan basah.
Berdasarkan tujuannya, pemangkasan dalam budidaya kopi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
§  Pemengkasan pembentukan, bertujuan membentuk kerangka tanaman seperti bentuk tajuk, tinggi tanaman dan tipe percabangan.
§  Pemangkasan produksi, bertujuan memangkas cabang-cabang yang tidak produktif atau cabang tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus menumbuhkan cabang yang produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk membuang cabang-cabang yang terkena penyakit atau hama.
§  Pemangkasan peremajaan, dilakukan pada tanaman yang telah mengalami penurunan produksi, hasil kuranng dari 400 kg/ha/tahun atau bentuk tajuk yang sudah tak beraturan. Pemangkasan dilakukan setelah pemupukan untuk menjaga ketersediaan nutrisi.

3.2.4        Pengendalian hama dan penyakit
Lahan budidaya kopi yang terserang hama dan penyakit akan mengalami penurunan produktivitas, kualitas mutu kopi dan bahkan kematian tanaman. Beberapa hama dan penyakit yang umum menyerang tanam kopi adalah sebagai berikut:
§  Hama penggerek buah kopi. Menyerang tanaman muda maupun tua. Akibat serangan buah akan berguguran atau perkembangan buah tidak normal dan membusuk. Pengendalian bisa hama ini adalah dengan meningkatkan sanitasi kebun, pemapasan pohon naungan, pemanenan buah yang terserang, dan penyemprotan kimia.
§  Penyakit karat daun (HV). Biasanya menyerang tanaman arabika. Gejala serangannya bisa dilihat dari permukaan daun yang mengalami bercak kuning, semakin lama menjadi kuning tua. Bisa dihindari dengan menanam kopi arabika diatas ketinggian 1000 meter dpl. Pengendalian lainnya bisa dilakukan dengan penyemprotan kimia, memilih varietas unggul, dan kultur teknis.
§  Penyakit serangan nematoda. Banyak ditemui di sentra-sentra perkebunan kopi robusta. Serangan ini bisa menurunkan produksi hingga 78%. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan menyambung tanaman dengan batang bawah yang tahan nematoda.

3.2.5        Panen dan pasca panen
Tanaman yang dibudidayakan secara intensif sudah bisa berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk jenis robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Hasil panen pertama biasanya tidak terlalu banyak, produktivitas tanaman kopi akan mencapai puncaknya pada umur 7-9 tahun.
Panen budidaya kopi dilakukan secara bertahap, panen raya bisa terjadi dalam 4-5 bulan dengan interval waktu pemetikan setiap 10-14 hari. Pemanenan dan pengolahan pasca panen akan menentukan mutu produk akhir.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah sosiologi dengan pembahasan “Perspektif posistivistis comte tentang masyarakat”.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kehidupan kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh ...