BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai
budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan
hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis
tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu
metode budidaya pertanian modern. Hortikultura merupakan
cabang dari agronomi.
Komoditas
utama hortikultura dibagi menjadi 3 (tiga) aspek komoditas :
· Komoditas
prioritas : jeruk, pisang, mangga, manggis, durian, anggrek, cabai merah, bawang merah, dan kentang.
· Komoditas
unggulan : pepaya, salak, nenas, apel, anggur, tomat, kubis, kacang panjang, buncis, mawar, anyelir, lili, krisan, sedap malam, dan dracaena.
· Komoditas
prospektif : semangka, melon, markisa, jambu, kesemek, rambutan, apokat, lengkeng, sayuran asli Indonesia (indigenous), dan tanaman hias tropika.
Adapun salah satu tanaman holtikultura yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah hama pada tanaman tomat dan hama pada tanaman cabe. Tanaman
tomat merupakan jenis holtikultura dimana pada tanaman tomat terdapat beberapa
hama. Dan juga pada tanaman cabe merupakan jenis holtikultura yang juga sering
terkena serangan hama. Dalam makalah ini akan dibahas tentang hama dan cara
pengendaliannya pada tanaman tomat dan tanaman cabe.
B.
Rumusan Masalah
1.
Hama apa sajakah
yang terdapat pada tanaman tomat ?
2.
Bagaimana cara
pengendalian hama pada tanaman tomat ?
3.
Hama apa yang
sering muncul atau menyerang tanaman cabe ?
4.
Bagaiman cara
pengendalian hama pada tanaman cabe ?
C.
Tujuan dan Manfaat
a.
Dapat mengetahui
hama yang terdapat pada tanaman tomat.
b.
Mampu mengetahui
dan memahami cara pengendalian hama pada tanaman tomat.
c.
Dapat mengetahui
hama yang terdapat pada tanaman cabe.
d.
Mampu mengetahui
dan memahami cara pengendalian hama pada tanaman cabe.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tanaman Tomat
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) adalah sayuran buah dan tergolong
tanaman semusim yang berbentuk perdu. Buah tomat mengandung vitamin dan mineral
dan banyak dikonsumsi dan juga digunakan sebagai bumbu masakan oleh masyarakat.
Tanaman tomatadalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai
ekonomi tinggi.
Gambar :
Tanaman Tomat
Klasifikasi tanaman tomat yaitu:
· divisi : spermatophyta
· subdivisi : angiospermae
· kelas : dicotyledonae
· ordo : tubiflorae
· famili : solanaceae
· genus : Solanum (Lycopersicum)
· species : Lycopersicumesculentum Mill.
Morfologi tanaman tomat yaitu batang tomat tidak sekeras tanaman
tahunan, akan tetapi batangnya cukup kuat, berwarna hijau, berbentuk persegi empat
sampai bulat, danpermukaannya banyak ditumbuhi rambut halus terutama pada
bagian batang yang berwarna hijau. Akar tanaman tomat berakar samping yang
menjalar ke tanah. Daunnya yaitu berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah
yang menyirip. Syarat Tumbuh tanaman tomat adalah memiliki pH tanah 5.5 ‐ 6.5,
ketinggian 0 ‐ 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal pada dataran tinggi yaitu
>750 mdpl. Temperatur ideal yaitu sekitar 24 °C ‐ 28°C dengan curah hujan
antara 750‐125 mm/tahun.
Ø Hama Pada Tanaman Tomat :
1.
Ulat buah (Helicoverpa
armigera Hubn).
Gambar : Ulat Buah
v Ciri-ciri dan biologi:
·
Panjang tubuh ulat buah
sekitar 4-5 cm dengan permukaannya berkutil dan dtumbuhi bulu. Warna ulat ini
bervariasi dari mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada
bagian samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang lebih
terang. Bentuk ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap bagian luar
coklat dan bagian dalamnya putih.
·
Ngengat atau kupu-kupu hama
ini berwarna sawo kekuning-kuningan dengan bintik-bintik serta garis berwarna
hitam.
·
Telur diletakkan secara
tunggal di bagian pucuk tanaman atau di sekitar bunga. Ukuran telur kecil-kecil
dan berwarna kuning.
·
Larva mempunyai warna bervariasi,
yakni pada waktu kecil umumnya merah tua sampai hitam, setelah agak
besarmenjadi hijau, kuning kecoklat-coklatan sampai merah tua. Tubuh larva
berbentuk silinder.
·
Pupa dibentuk di atas
permukaan tanah.
·
Daur (siklus) hidup
berlangsung selama 52-58 hari.
·
Tanaman
inang lainnya, karena hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
v
Gejala
Serangan:
·
Ulat buah (Helicoverp aarmigera atau Heliothis armigera) menyerang
daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara
berpindah-pindah.Buah yang dilubangi akan mengalami infeksi dan
membusuk. Larva
(ulat ) melubangi buat ypmata ataupun chery, sehingga menjadi busuk dna jatuh
ke tanah. Kadang-kadang
larva menyerang pucuk tanaman dan melubangai percabangan.
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian:
· Non
kimiawi, antara lain secara kultur teknis yaitu dengan menjaga kebersihan kebun
(sanitasi) dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang biasanya dijadikan
sarang hama.
· Kimiawi,
dengan penyemprotan insektisida seperti Orthene 75 SP (1 gr/liter air),
Hostathion 40 EC 1-2 cc/lt air) atau Dipel WP (2-3 gr/lt air.)
·
Ulat buah dikendalikan dengan memungut manual ulat dan telurnya kemudian
dibakar. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan semak belukar. Dalam bentuk
ngegat bisa dikendalikan dengan perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan
gunakan jenis insektisida.
2.
Ulat tanah (Agrotis ipsilon
Hufn)
Gambar :
Ulat Tanah
v Ciri-ciri dan biologi hama:
·
Ngengat atau kupu-kupu
berwarna coklat tua dengan beberapa titik putih bergaris-garis.
·
Telur berukuran kecil,
bentuknya bulat bergaris tengah 0,5 mm,diletakkan secara tunggal atau
berkelompok pada tanaman muda dan rumput liar (gulma)
·
Larva (ulat) berwarna
coklat sampai hitam, ukuran panjang mencapai 4-5 cm, aktif pada senja dan malam
hari; pada siang hari bersembunyi di bawah permukaan tanah.
·
Daur (siklus) hidup
berlangsung selama 46-71 hari.
·
Tanaman inang: berbagai
jenis sayuran muda sperti kentang, kubis, cabai dan lain-lain;karena sifatnya
sebagai pemangsa segala jenis tanaman (polibag).
v
Gejala
Serangan:
·
Terpotongnya tanaman muda
pada bagian pangkal batang, sehingga tanaman menjadi roboh. Kerusakan yang lebih parah
dapat mengakibatkan kerugian yang berarti yaitu matinya tanaman muda. Ulat tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang
terkena gigitan ulat tanah akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat
buah menyerang permukaan daun pada tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat
tanah biasanya menghebat di awal musim kemarau.
Gambar : Gejala
Serangan
v
Cara Pengendalian:
·
Non kimiawi, yakni secara
mekanis (mengumpulkan dan membunuh ulat), dan secara kultur teknis yakni dengan
menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan liar (gulma).
·
Kimia, dengan umpan beracun Dipterex 95 SL 125-250 gr + dedak 10 kg +
gula merah 0,5 -1,0 kg + 10 lt air dicampur merata cukup untuk lahan seluas
0,25-0,50 hektar, dipasang pada senja dan malam hari disekeliling tanaman, dan
juga disemprot insektisida efektif serta Hostathion 40 EC (1-2 cc/lt) atau
Dursban 20 EC (1-2 cc/lt).
·
Ulat bisa dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau malam hari.
Larva biasanya berkumpul di permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa
menekan perkembangan ulat tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan
insektisida.
3.
Kutu kebul (Bemisia tabaci
Genn)
Gambar :
Kutu Kebul
v Ciri-ciri dan biologi hama:
· Serangga
dewasa berwarna putih dengan sayap jernih, ditutup lapisan lilin yang
bertepung.ukuran tubuh serangga berkisar antara 1-1,5 mm.
· Telur
berwarna kuning terang, diletakkan pada permukaan daun bagian bawah.
· Daur (siklus) hidup dari telur
sampai serangga dewasa berlangsung selama 25 hari.
· Serangga
dewasa biasanya hidup berkelompok dalam jumlah yang banyak, dan bila tersentuh
akan beterbangan seperti kabut, sehingga disebutlah “kebul putih”.
· Tanaman
inangnya: tomat, kentang, terung, tembakau, mentimun dan lain-lain.
v Gejala
serangan:
· Terhambatnya
pertumbuhan pucuk atau daun, karena kutu kebun mengisap cairan sel daun dan
ekskresinya menghasilkan “embun madu” yang menjadi medium tumbuhnya “embun
jelaga”. Kutu
ini berfungsi sebagai vector penyakit virus.
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian:
·
Non kimiawi, dengan
melakukan pergiliran (rotasi) tanaman yang bukan inang kutu kebul.
·
Kimiawi, disemprot
insektisida efektif seperti Mesurol 50 WP 2 cc/lt atau Bayrusil 25 EC 2 cc/lt.
4. Kutu daun hijau
Gambar : Kutu Daun Hijau
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Kutu daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus.
· Tanaman tomat yang
dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus.
· Ukuran panjang kutu hijau
sekitar 2 mm. Ada yang bersayap dan tidak bersayap.
· Kutu yang bersayap warna
kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya biasanya berwarna
hijau kekuningan.
· Kutu yang tidak bersayap berwarna
hijau kekuningan.
v Gejala Serangan :
· Daun yang terserang kutu
hijau bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil. Bentuknya melengkung ke
bawah. Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun
menjadi rapuh.
Gambar : Gejala serangan
v Cara Pengendalian :
· Untuk menekan perkembangan
hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau tidak menyukai
pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan insektisida.
5. Lalat putih
Gambar : Lalat Putih
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Lalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul
memiliki ciri berwarna putih.
· Permukaan tubuhnya dilapisi
tepung putih.
· Panjang lalat ini kurang
lebih 1 mm.
· Rentangan sayapnya sekitar 2
mm.
v Gejala Serangan :
· Tanaman tomat yang
terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung putih. Bila
disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan hama ini pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil dan menggulung ke
atas.
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
· Perkembangan hama ini bisa
dikendalikan dengan penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning. Selain itu
bersihkan areal tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan
insektisida.
6. Lalat buah
Gambar : Lalat Buah
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Lalat buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan
sayap transparan warna tubuhnya hijau kehitaman.
· Dalam bentuk belatung muda
berwarna putih, menjelang tua menjadi kekuningan panjangnya sekitar 1 cm.
· Belatung ini terletak dalam
daging buah.
v Gejala Serangan :
· Buah tomat yang terserang
lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung. Pupa lalat buah hidup
dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan melakukan
pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau dibajak, dan
biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga pupua lalat mati.
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
· Bisa juga dengan membuat
perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak sempat dikawini dan populasinya
menurun drastis. Buah yang terserang segera dipetik dan dibakar. Bersihkan
gulma disekitar tanaman tomat.
B. Tanaman Cabai
Cabe / cabe merah atau chili adalah buah dan
tanaman anggota Genus Capsicum.
Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, buah cabai yang pedas
sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke
sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa
cabe.
Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah
satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia
karena memiliki harga jual yang tinggi dan
memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin
yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin
C yang cukup tinggi pada cabe dapat memenuhi
kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk
menghindari nyeri lambung.
Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang
menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabai seakan-akan
sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti
menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat. Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan
keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabai merugi karena abai memperhitungkan
faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu,
segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.
Klasifikasi Tanaman Cabe
·
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
·
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·
Sub Kelas: Asteridae
·
Ordo: Solanales
·
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
·
Genus: Capsicum
·
Spesies: Capsicum annum L.
Gambar : Tanaman Cabe
Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor
resiko yang cukup besar dalam budidaya cabai. Agar sukses menjalankan usaha tani
cabai, ada baiknya kita mengenal
jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai.
Ø Hama Pada Tanaman Cabe :
1.
Ulat Grayak (Spodoptera
litura)
Gambar : Ulat
Grayak
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Ulat
merupakan jenis hama yang akan menjadi kupu-kupu yang biasanya meletakkan telur
secara berkelompok di atas daun atau tanaman.
· Ciri
khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga
berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya.
· Larva
akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah.
· Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar
antara 30 - 61 hari. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup
berkelompok dan kemudian menyebar. Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang
sangat banyak.
· Ulat
ini memangsa segala jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabe.
Serangan ulat grayak terjadi di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya
aktif di malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di
permukaan daun bagian bawah.
v Gejala Serangan :
· Hama ulat
grayak merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi
hingga bagian atas maupun bawah daun cabe. Serangan hama ini menyebabkan
daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat proses
fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabe menurun.
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
· Pengendalian
secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara : Mekanis, yaitu mengumpulkan
telur dan ulat-ulatnya dan langsung dibunuh. Secara Kultur Teknis, yaitu menjaga kebersihan
kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat
persembunyian hama, serta melakukan rotasi tanaman. Hayati (biologis) Kimiawi, yaitu disemprot
dengan insektisida berbahan aktif Bacilus thuringiensis.
2.
Kutu Daun (Myzus
persicae Sulz.)
Gambar :
Kutu Daun
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Kutu
daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan
segala jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk
tanaman cabe.
· Kutu
daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan
atau telur-telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan
(partenogenesis).
· Daur
hidup hama ini berkisar antara 7 - 10 hari.
v Gejala Serangan :
· Hama ini
menyerang tanaman cabe dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga
ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun
melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok
sehingga produksi cabe menurun.
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
· Secara kimia, Pengendalian secara kimia
ini sudah biasa dilakukan oleh petani yaitu dengan pemakaian insektisida kimia.
Produk kimia ini ada yang bersifat kontak maupun sistemik. Anjuran pengendalian
kimia ini dilakukan apabila sudah mengalami gejala yang berat.
· Secara Nabati, Pengendalian secara nabati
yaitu salah satu cara pengendalian dengan memanfaatkan bahan-bahan alami misal
daun tembakau, papaya, bawang putih dll. Saat ini sudah banyak
perusahaan-perusahaan yang sudah memproduksi pestisida nabati ini. Untuk
membuat pestisida nabati ini sebenarnya sangat sederhana dan bahan-bahannya
banyak tersedia di alam. Salah satu bahan dan cara pembuatan pestisida nabati
untuk mengendalikan kutu daun pada tanaman cabe yaitu dengan pemanfaatan
tembakau dan deterjen. Cara pembuatanya dengan merendam segenggam tembakau
dalam 5 (lima) liter air deterjen selama satu malam, selanjutnya disaring dan
dapat diaplikasikan di tanaman yang terserang. Penyemprotan di ulang dengan
interval waktu 3 hari, hingga kutu tidak menyerang tanaman lagi.
· Teknik kultur, Pengendalian hama dengan
Teknik kultur ini dimaksudkan sebagai langkah preventif (pencegahan) masuknya
hama ke areal pertanaman cabe, yaitu dengan menanam tanaman perangkap
disekeliling kebun, misalnya dengan menanam jagung di sekeliling areal pertanaman
cabe. Tanaman jagung ini juga merupakan tanaman inang kutu daun, sehingga
diharapkan dapat mengurangi intensitas serangan hama.
3.
Lalat Buah (Dacus
ferrugineus)
Gambar : Lalat
Buah
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Serangga
dewasa panjangnya kurang lebih 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan
telurnya di dalam buah cabe.
· Telur
tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabe. Daur hidup hama ini lamanya
sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa terjadi di atas permukaan tanah.
v Gejala Serangan :
· Hama
ini menyebabkan buah cabe mengalami kebusukan. Buah cabe yang diserang lalat
buah akan menjadi bercak-bercak bulat, berlubang kecil dan kemudian membusuk.
Buah cabe yang terserang akan dihuni larva yang menyebabkan semua bagian buah
cabe rusak, busuk, dan berguguran (rontok).
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
· Pengendalian
secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara: kultur
teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah;
· secara
mekanis yaitu dengan memusnahkan buah cabe yang terserang lalat buah;
· secara kimiawi yaitu dengan pemasangan
perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat.
4.
Thrips (Thrips sp.)
Gambar :
Thrips
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Serangga
ini mempunyai tipe mulut pemarut dan pengisap. Ia memarut jaringan daun atau
bunga dan mengisap cairan yang keluar dari bagian itu. Serangan pada bunga
sudah mekar akan timbul bercak cokelat. Sedangkan pada bunga masih kuncup,
thrips menyebabkan bunga gagal mekar.
v Gejala Serangan :
· Gejala
serangan yang ditimbulkan oleh thrips adalah awalnya timbul noda-noda keperakan
pada daun-daun muda, akibat adanya luka bekas serangan thrips. Noda-noda
keperakan tersebut berubah menjadi coklat. Serangan berat dapat menyebabkan
daun-daun mengeriting ke atas.
Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
· Pengendalian
secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara kultur teknis,
yaitu dengan pergiliran tanaman atau mengatur rotasi tanaman yang bukan
sefamili, dan mengatur waktu tanam yang tepat, menggunakan mulsa plastik hitam
perak pada lahan tanam.
· Pengendalian
secara kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida berbahan aktif asetat,
dimetoat, endosulfat, formothion, karbaril, merkaptodimetur, dan metomil.
5.
Tungau (Tarsonemus
translucens)
Gambar
: Tungau
v Ciri-Ciri dan Biologi :
· Tungau
berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman
(polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip
laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15
hari.
v Gejala Serangan :
· Tungau
menyerang tanaman cabe dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman.
Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan.
Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabe tumbuh
tidak normal dan daun-daunnya keriting.
Gambar :
Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
·
Pengendalian teknis, Tanaman yang terserang
parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman
yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya,
usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga
kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.
·
Pengendalian kimiawi.
Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan
insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan
serangga (insek) yang berkaki empat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari uraian ini, yaitu pada tanaman tomat ada beberapa hama yang
sering muncul dan menyerang tanaman tomat, sehingga kualitas atau pertanaman
tomat menurun. Tetapi, hama yang terdapat pada tanaman tomat dapat dikendalikan
dengan berbagai cara sesuai hama yang menyerang tanaman tomat. Begitupun dengan
tanaman cabe merupakan salah satu bahan pokok bagi kehidupan yang banyak
digunakan sebagai penyedap rasa di Asia Tenggara. Dan pada tanaman cabe juga
terdapat beberapa hama yang sering muncul dan menyerang tanaman cabe, sehingga
kualitas dan pertanaman pada tanaman cabe juga menurun. Tetapi, hama tersebut
dapat dikendalikan dengan berbagai cara yang digunakan oleh para petani sesua
hama yang menyerang tanaman cabe.
B.
SARAN
Hama
yang sering muncul atau menyerang tanaman tomat dan cabe harus betul-betul
dibasmi karena dapat menurunkan kualitas atau pertanaman tomat dan tanaman
cabe. Seiring dengan perkembangan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) teknik
pengendalian tersebut harus lebih ditingkatkan guna membasmi hama pada berbagai
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar