Sabtu, 11 November 2017

makalah hama dan pengendalian pada tanaman holtikultura



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern. Hortikultura merupakan cabang dari agronomi.
Komoditas utama hortikultura dibagi menjadi 3 (tiga) aspek komoditas :
·  Komoditas prioritas : jeruk, pisang, mangga, manggis, durian, anggrek, cabai merah, bawang merah, dan kentang.
·  Komoditas unggulan : pepaya, salak, nenas, apel, anggur, tomat, kubis, kacang panjang, buncis, mawar, anyelir, lili, krisan, sedap malam, dan dracaena.
·  Komoditas prospektif : semangka, melon, markisa, jambu, kesemek, rambutan, apokat, lengkeng, sayuran asli Indonesia (indigenous), dan tanaman hias tropika.
Adapun salah satu tanaman holtikultura yang akan dibahas dalam makalah ini adalah hama pada tanaman tomat dan hama pada tanaman cabe. Tanaman tomat merupakan jenis holtikultura dimana pada tanaman tomat terdapat beberapa hama. Dan juga pada tanaman cabe merupakan jenis holtikultura yang juga sering terkena serangan hama. Dalam makalah ini akan dibahas tentang hama dan cara pengendaliannya pada tanaman tomat dan tanaman cabe.


B.       Rumusan Masalah
1.    Hama apa sajakah yang terdapat pada tanaman tomat ?
2.    Bagaimana cara pengendalian hama pada tanaman tomat ?
3.    Hama apa yang sering muncul atau menyerang tanaman cabe ?
4.    Bagaiman cara pengendalian hama pada tanaman cabe ?
C.       Tujuan dan Manfaat
a.     Dapat mengetahui hama yang terdapat pada tanaman tomat.
b.    Mampu mengetahui dan memahami cara pengendalian hama pada tanaman tomat.
c.     Dapat mengetahui hama yang terdapat pada tanaman cabe.
d.    Mampu mengetahui dan memahami cara pengendalian hama pada tanaman cabe.





BAB II
PEMBAHASAN

A.       Tanaman Tomat
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) adalah sayuran buah dan tergolong tanaman semusim yang berbentuk perdu. Buah tomat mengandung vitamin dan mineral dan banyak dikonsumsi dan juga digunakan sebagai bumbu masakan oleh masyarakat. Tanaman tomatadalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
                     
                                  Gambar : Tanaman Tomat
Klasifikasi tanaman tomat yaitu:
·      divisi : spermatophyta
·       subdivisi : angiospermae
·       kelas : dicotyledonae
·       ordo : tubiflorae
·       famili : solanaceae
·       genus : Solanum (Lycopersicum)
·       species : Lycopersicumesculentum Mill.
Morfologi tanaman tomat yaitu batang tomat tidak sekeras tanaman tahunan, akan tetapi batangnya cukup kuat, berwarna hijau, berbentuk persegi empat sampai bulat, danpermukaannya banyak ditumbuhi rambut halus terutama pada bagian batang yang berwarna hijau. Akar tanaman tomat berakar samping yang menjalar ke tanah. Daunnya yaitu berbentuk oval, bergerigi, dan mempunyai celah yang menyirip. Syarat Tumbuh tanaman tomat adalah memiliki pH tanah 5.5 6.5, ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal pada dataran tinggi yaitu >750 mdpl. Temperatur ideal yaitu sekitar 24 °C 28°C dengan curah hujan antara 750125 mm/tahun.
Ø Hama Pada Tanaman Tomat :
1.    Ulat buah (Helicoverpa armigera Hubn).
              
                                 Gambar : Ulat Buah
v Ciri-ciri dan biologi:
·      Panjang tubuh ulat buah sekitar 4-5 cm dengan permukaannya berkutil dan dtumbuhi bulu. Warna ulat ini bervariasi dari mulai hijau, hijau kekuningan, kecoklatan hingga hitam. Pada bagian samping tubuh terdapat garis bergemlombang dengan warna yang lebih terang. Bentuk ngengatnya memiliki panjang 2 cm, dengan warna sayap bagian luar coklat dan bagian dalamnya putih.
·      Ngengat atau kupu-kupu hama ini berwarna sawo kekuning-kuningan dengan bintik-bintik serta garis berwarna hitam.
·      Telur diletakkan secara tunggal di bagian pucuk tanaman atau di sekitar bunga. Ukuran telur kecil-kecil dan berwarna kuning.
·      Larva mempunyai warna bervariasi, yakni pada waktu kecil umumnya merah tua sampai hitam, setelah agak besarmenjadi hijau, kuning kecoklat-coklatan sampai merah tua. Tubuh larva berbentuk silinder.
·      Pupa dibentuk di atas permukaan tanah.
·      Daur (siklus) hidup berlangsung selama 52-58 hari.
·      Tanaman inang lainnya, karena hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
v Gejala Serangan:
·      Ulat buah (Helicoverp aarmigera  atau  Heliothis armigera) menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini membuat lubang pada buah tomat secara berpindah-pindah.Buah yang dilubangi akan mengalami infeksi dan membusuk. Larva (ulat ) melubangi buat ypmata ataupun chery, sehingga menjadi busuk dna jatuh ke tanah. Kadang-kadang larva menyerang pucuk tanaman dan melubangai percabangan.
   
                 Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian:
·      Non kimiawi, antara lain secara kultur teknis yaitu dengan menjaga kebersihan kebun (sanitasi) dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang biasanya dijadikan sarang hama.
·      Kimiawi, dengan penyemprotan insektisida seperti Orthene 75 SP (1 gr/liter air), Hostathion 40 EC 1-2 cc/lt air) atau Dipel WP (2-3 gr/lt air.)
·      Ulat buah dikendalikan dengan memungut manual ulat dan telurnya kemudian dibakar. Jaga kebersihan kebun dari gulma dan semak belukar. Dalam bentuk ngegat bisa dikendalikan dengan perangkap ultraviolet. Untuk penyemprotan gunakan jenis insektisida.

2.      Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
                       
                                    Gambar : Ulat Tanah
v Ciri-ciri dan biologi hama:
·      Ngengat atau kupu-kupu berwarna coklat tua dengan beberapa titik putih bergaris-garis.
·      Telur berukuran kecil, bentuknya bulat bergaris tengah 0,5 mm,diletakkan secara tunggal atau berkelompok pada tanaman muda dan rumput liar (gulma)
·      Larva (ulat) berwarna coklat sampai hitam, ukuran panjang mencapai 4-5 cm, aktif pada senja dan malam hari; pada siang hari bersembunyi di bawah permukaan tanah.
·      Daur (siklus) hidup berlangsung selama 46-71 hari.
·      Tanaman inang: berbagai jenis sayuran muda sperti kentang, kubis, cabai dan lain-lain;karena sifatnya sebagai pemangsa segala jenis tanaman (polibag).
v Gejala Serangan:
·      Terpotongnya tanaman muda pada bagian pangkal batang, sehingga tanaman menjadi roboh. Kerusakan yang lebih parah dapat mengakibatkan kerugian yang berarti yaitu matinya tanaman muda. Ulat tanah menyerang pangkal batang dan tangkai daun. Batang yang terkena gigitan ulat tanah akan mudah patah dan mati. Selain itu, larva ulat buah menyerang permukaan daun pada tanaman tomat yang masih muda. Serangan ulat tanah biasanya menghebat di awal musim kemarau.
               
                        Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian:
·      Non kimiawi, yakni secara mekanis (mengumpulkan dan membunuh ulat), dan secara kultur teknis yakni dengan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan liar (gulma).
·         Kimia, dengan umpan beracun Dipterex 95 SL 125-250 gr + dedak 10 kg + gula merah 0,5 -1,0 kg + 10 lt air dicampur merata cukup untuk lahan seluas 0,25-0,50 hektar, dipasang pada senja dan malam hari disekeliling tanaman, dan juga disemprot insektisida efektif serta Hostathion 40 EC (1-2 cc/lt) atau Dursban 20 EC (1-2 cc/lt).
·         Ulat bisa dikendalikan dengan memunguti larva pada sore atau malam hari. Larva biasanya berkumpul di permukaan tanah. Pengolahan tanah yang baik bisa menekan perkembangan ulat tanah. Bila serangan menghebat bisa disemprot dengan insektisida.

3.    Kutu kebul (Bemisia tabaci Genn)
                  
                                    Gambar : Kutu Kebul

v Ciri-ciri dan biologi hama:
·      Serangga dewasa berwarna putih dengan sayap jernih, ditutup lapisan lilin yang bertepung.ukuran tubuh serangga berkisar antara 1-1,5 mm.
·      Telur berwarna kuning terang, diletakkan pada permukaan daun bagian bawah.
·      Daur (siklus) hidup dari telur sampai serangga dewasa berlangsung selama 25 hari.
·      Serangga dewasa biasanya hidup berkelompok dalam jumlah yang banyak, dan bila tersentuh akan beterbangan seperti kabut, sehingga disebutlah “kebul putih”.
·      Tanaman inangnya: tomat, kentang, terung, tembakau, mentimun dan lain-lain.
v  Gejala serangan:
·      Terhambatnya pertumbuhan pucuk atau daun, karena kutu kebun mengisap cairan sel daun dan ekskresinya menghasilkan “embun madu” yang menjadi medium tumbuhnya “embun jelaga”. Kutu ini berfungsi sebagai vector penyakit virus.
          
                         Gambar : Gejala Serangan

v Cara Pengendalian:
·      Non kimiawi, dengan melakukan pergiliran (rotasi) tanaman yang bukan inang kutu kebul.
·      Kimiawi, disemprot insektisida efektif seperti Mesurol 50 WP 2 cc/lt atau Bayrusil 25 EC 2 cc/lt.


4.    Kutu daun hijau

 

               

                             Gambar : Kutu Daun Hijau

v Ciri-Ciri dan Biologi :

·      Kutu daun hijau (Aphis sp.) merupakan vektor pembawa virus.
·      Tanaman tomat yang dihinggapi kutu ini kan terkena penyebaran virus.
·      Ukuran panjang kutu hijau sekitar 2 mm. Ada yang bersayap dan tidak bersayap.
·      Kutu yang bersayap warna kepala dan dadanya coklat hingga kehitaman, bagian perutnya biasanya berwarna hijau kekuningan.
·      Kutu yang tidak bersayap berwarna hijau kekuningan.
v Gejala Serangan :
·      Daun yang terserang kutu hijau bervariasi, daun menjadi keriting dan kerdil. Bentuknya melengkung ke bawah. Bisa juga daun menyempit seperti pita. Warna daun mozaik dan daun menjadi rapuh.
      
                    Gambar : Gejala serangan
v Cara Pengendalian :
·      Untuk menekan perkembangan hama ini bisa dengan penggunaan mulsa plastik perak, kutu hijau tidak menyukai pantulan sinar matahari. Penyemprotan bisa memanfaatkan insektisida.

5.    Lalat putih

                           

                                    Gambar : Lalat Putih

v Ciri-Ciri dan Biologi :
·      Lalat putih (Bemisicia tabaci) atau disebut juga kutu kepul memiliki ciri berwarna putih.
·      Permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih.
·      Panjang lalat ini kurang lebih 1 mm.
·      Rentangan sayapnya sekitar 2 mm.


v Gejala Serangan :
·      Tanaman tomat yang terserang lalat putih akan terlihat seperti terselubungi tepung putih. Bila disentuh tepung putih tersebut akan berhamburan. Akibat serangan hama ini pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan kerdil. Daun akan mengecil dan menggulung ke atas.
               
                       Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
·      Perkembangan hama ini bisa dikendalikan dengan penggunaan mulsa jerami atau mulsa kuning. Selain itu bersihkan areal tanaman liar disekitar kebun. Penyemprotan bisa menggunakan insektisida.

6.    Lalat buah

                       

                                     Gambar : Lalat Buah

 

v Ciri-Ciri dan Biologi :
·      Lalat buah (Bactrocera sp.) panjang badannya sekitar 8 mm dengan sayap transparan warna tubuhnya hijau kehitaman.
·      Dalam bentuk belatung muda berwarna putih, menjelang tua menjadi kekuningan panjangnya sekitar 1 cm.
·      Belatung ini terletak dalam daging buah.
v Gejala Serangan :
·      Buah tomat yang terserang lalat buah menjadi busuk, bila dibuka terdapat belatung. Pupa lalat buah hidup dipermukaan tanah. Untuk mengendalikan hama ini, adalah dengan melakukan pengolahan tanah yang benar. Balik tanah dengan dicangkul atau dibajak, dan biarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga pupua lalat mati.
            
                        Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
·      Bisa juga dengan membuat perangkap untuk lalat jantan. Sehingga lalat betina tidak sempat dikawini dan populasinya menurun drastis. Buah yang terserang segera dipetik dan dibakar. Bersihkan gulma disekitar tanaman tomat.



B.       Tanaman Cabai
Cabe / cabe merah atau chili adalah buah dan tanaman anggota Genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabe.
Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabe dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabai seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat. Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabai merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.
Klasifikasi Tanaman Cabe
·           Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
·           Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·           Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·           Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·           Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·           Sub Kelas: Asteridae
·           Ordo: Solanales
·           Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
·           Genus: Capsicum
·           Spesies: Capsicum annum L.
                             
                                              Gambar : Tanaman Cabe
Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabai. Agar sukses menjalankan usaha tani cabai, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai.
Ø Hama Pada Tanaman Cabe :
1.    Ulat Grayak (Spodoptera litura)
                       
                               Gambar : Ulat Grayak

v Ciri-Ciri dan Biologi :
·      Ulat merupakan jenis hama yang akan menjadi kupu-kupu yang biasanya meletakkan telur secara berkelompok di atas daun atau tanaman.
·      Ciri khas dari larva (ulat) grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya.
·      Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan tanah.
·       Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 - 61 hari. Telur akan menetas menjadi ulat (larva), mula-mula hidup berkelompok dan kemudian menyebar. Menyerang bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak.
·      Ulat ini memangsa segala jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabe. Serangan ulat grayak terjadi di malam hari, karena kupu-kupu maupun larvanya aktif di malam hari. Pada siang hari bersembunyi di tempat yang teduh atau di permukaan daun bagian bawah. 
v Gejala Serangan :
·      Hama ulat grayak merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabe. Serangan hama ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan; sehingga menghambat proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabe menurun.
            
                      Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
·      Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara : Mekanis, yaitu mengumpulkan telur dan ulat-ulatnya dan langsung dibunuh. Secara Kultur Teknis, yaitu menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama, serta melakukan rotasi tanaman. Hayati (biologis) Kimiawi, yaitu disemprot dengan insektisida berbahan aktif Bacilus thuringiensis.
2.    Kutu Daun (Myzus persicae Sulz.)
                           
                                    Gambar : Kutu Daun
v Ciri-Ciri dan Biologi :
·      Kutu daun atau sering disebut Aphid tersebar di seluruh dunia. Hama ini memakan segala jenis tanaman (polifag), lebih dari 100 jenis tanaman inang, termasuk tanaman cabe.
·      Kutu daun berkembang biak dengan 2 cara, yaitu dengan perkawinan biasa dan tanpa perkawinan atau telur-telurnya dapat berkembang menjadi anak tanpa pembuahan (partenogenesis).
·      Daur hidup hama ini berkisar antara 7 - 10 hari. 
v Gejala Serangan :
·      Hama ini menyerang tanaman cabe dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok sehingga produksi cabe menurun.
                
                          Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
·      Secara kimia, Pengendalian secara kimia ini sudah biasa dilakukan oleh petani yaitu dengan pemakaian insektisida kimia. Produk kimia ini ada yang bersifat kontak maupun sistemik. Anjuran pengendalian kimia ini dilakukan apabila sudah mengalami gejala yang berat.
·      Secara Nabati, Pengendalian secara nabati yaitu salah satu cara pengendalian dengan memanfaatkan bahan-bahan alami misal daun tembakau, papaya, bawang putih dll. Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memproduksi pestisida nabati ini. Untuk membuat pestisida nabati ini sebenarnya sangat sederhana dan bahan-bahannya banyak tersedia di alam. Salah satu bahan dan cara pembuatan pestisida nabati untuk mengendalikan kutu daun pada tanaman cabe yaitu dengan pemanfaatan tembakau dan deterjen. Cara pembuatanya dengan merendam segenggam tembakau dalam 5 (lima) liter air deterjen selama satu malam, selanjutnya disaring dan dapat diaplikasikan di tanaman yang terserang. Penyemprotan di ulang dengan interval waktu 3 hari, hingga kutu tidak menyerang tanaman lagi.
·      Teknik kultur, Pengendalian hama dengan Teknik kultur ini dimaksudkan sebagai langkah preventif (pencegahan) masuknya hama ke areal pertanaman cabe, yaitu dengan menanam tanaman perangkap disekeliling kebun, misalnya dengan menanam jagung di sekeliling areal pertanaman cabe. Tanaman jagung ini juga merupakan tanaman inang kutu daun, sehingga diharapkan dapat mengurangi intensitas serangan hama.
3.    Lalat Buah (Dacus ferrugineus)
                    
                               Gambar : Lalat Buah
v Ciri-Ciri dan Biologi :
·      Serangga dewasa panjangnya kurang lebih 0.5 cm, berwarna coklat-tua, dan meletakkan telurnya di dalam buah cabe.
·      Telur tersebut akan menetas, kemudian merusak buah cabe. Daur hidup hama ini lamanya sekitar 4 minggu, dan pembentukan stadium pupa terjadi di atas permukaan tanah.
v Gejala Serangan :
·      Hama ini menyebabkan buah cabe mengalami kebusukan. Buah cabe yang diserang lalat buah akan menjadi bercak-bercak bulat, berlubang kecil dan kemudian membusuk. Buah cabe yang terserang akan dihuni larva yang menyebabkan semua bagian buah cabe rusak, busuk, dan berguguran (rontok).
             
                        Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
·      Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara:  kultur teknik, yaitu dengan pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang lalat buah;
·      secara mekanis yaitu dengan memusnahkan buah cabe yang terserang lalat buah;
·       secara kimiawi yaitu dengan pemasangan perangkap beracun "metil eugenol" atau protein hydrolisat.







4.    Thrips (Thrips sp.)
                      
                                      Gambar : Thrips
v Ciri-Ciri dan Biologi :
·      Serangga ini mempunyai tipe mulut pemarut dan pengisap. Ia memarut jaringan daun atau bunga dan mengisap cairan yang keluar dari bagian itu. Serangan pada bunga sudah mekar akan timbul bercak cokelat. Sedangkan pada bunga masih kuncup, thrips menyebabkan bunga gagal mekar. 
v Gejala Serangan :
·      Gejala serangan yang ditimbulkan oleh thrips adalah awalnya timbul noda-noda keperakan pada daun-daun muda, akibat adanya luka bekas serangan thrips. Noda-noda keperakan tersebut berubah menjadi coklat. Serangan berat dapat menyebabkan daun-daun mengeriting ke atas.
                   
                           Gambar : Gejala Serangan

v Cara Pengendalian :
·      Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara kultur teknis, yaitu dengan pergiliran tanaman atau mengatur rotasi tanaman yang bukan sefamili, dan mengatur waktu tanam yang tepat, menggunakan mulsa plastik hitam perak pada lahan tanam.
·      Pengendalian secara kimiawi, yaitu dengan disemprot insektisida berbahan aktif asetat, dimetoat, endosulfat, formothion, karbaril, merkaptodimetur, dan metomil.
5.    Tungau (Tarsonemus translucens)
                             
                                        Gambar : Tungau
v Ciri-Ciri dan Biologi :
·      Tungau berukuran sangat kecil, tetapi bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). Serangga dewasa panjangnya + 1 mm, bentuk mirip laba-laba, dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar selama 14-15 hari.
v Gejala Serangan :
·      Tungau menyerang tanaman cabe dengan cara mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman. Akibat serangannya dapat menimbulkan bintik-bintik kuning atau keputihan. Serangan yang berat, terutama di musim kemarau, akan menyebabkan cabe tumbuh tidak normal dan daun-daunnya keriting.
         Gambar : Gejala Serangan
v Cara Pengendalian :
·      Pengendalian teknis, Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.
·      Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.








BAB III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari uraian ini, yaitu pada tanaman tomat ada beberapa hama yang sering muncul dan menyerang tanaman tomat, sehingga kualitas atau pertanaman tomat menurun. Tetapi, hama yang terdapat pada tanaman tomat dapat dikendalikan dengan berbagai cara sesuai hama yang menyerang tanaman tomat. Begitupun dengan tanaman cabe merupakan salah satu bahan pokok bagi kehidupan yang banyak digunakan sebagai penyedap rasa di Asia Tenggara. Dan pada tanaman cabe juga terdapat beberapa hama yang sering muncul dan menyerang tanaman cabe, sehingga kualitas dan pertanaman pada tanaman cabe juga menurun. Tetapi, hama tersebut dapat dikendalikan dengan berbagai cara yang digunakan oleh para petani sesua hama yang menyerang tanaman cabe.
B.       SARAN
Hama yang sering muncul atau menyerang tanaman tomat dan cabe harus betul-betul dibasmi karena dapat menurunkan kualitas atau pertanaman tomat dan tanaman cabe. Seiring dengan perkembangan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) teknik pengendalian tersebut harus lebih ditingkatkan guna membasmi hama pada berbagai tanaman.





DAFTAR PUSTAKA









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah sosiologi dengan pembahasan “Perspektif posistivistis comte tentang masyarakat”.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kehidupan kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh ...