LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. ABD.BASIR S
2. RUSTAM HP
3. ISHAK
4. SRI DEVI
5. HERNA
6.
MEGAWATI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik
Allah, berkat, rahmat dan taufik dan hidayah-Nya sehingga tugas laporan ini
dapat terselesaikan dengan kerja sama yang baik .Shalawat dan salam senangtiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah menuntun manusia kepada cahaya
islam, iman, cahaya ilmu pengetahuan . Ucapan terimah terimah kasih kami kepada dosen yang memberikan tugas laporan
ini, sehingga kami terdiri dari enam orang brsemangat mencari
pembahasannya, ini menjadi untuk penambah wawasan kami
Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam laporan praktikum kami ini sehingga kami masih
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kebaikan dalam pembuatan
laporan kami selanjutnya.
Makassar, Sabtu, 16 Mei 2015
Tim
Penyusun
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Vegetasi merupakan
kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup
bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi
itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem
yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap
tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan
berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena berbeda pula faktor
lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu
berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi dapat digunakan
untuk mempelajari susunan (struktur) dan bentuk vegetasi atau masyarakat pada
tumbuh-tumbuhan:
1. Mempelajari tegakan hutan, , yaitu pohon dan permudaannya
1. Mempelajari tegakan hutan, , yaitu pohon dan permudaannya
2. Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang
dimaksud tumbuhan bawah adalah
suatu
jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali
permudaan
pohon huta padang rumput atau alang-alang
dan vegetasi semak belukar.
Dari segi floristis ekologis
pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya mungkin digunakan
apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan
tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat
dipakai “systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan
pada keadaan tertentu. Karena titik berat analisis vegetasi terletak pada
komposisi spesies, maka dalam menetapkan besarnya atau banyaknya petak-petak
sampling perlu digunakan suatu kurva (lengkung) spesiesnya.
B.
TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan
mahasiswa dapat Mengenal dan memahami analisis vegetasi
pada suatu agroekosistem dan keragaman
anthropoda
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
ANALISIS
VEGETASI
Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem
adalah tutupan lahan oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak
terpisahkan dalam penanganan pengelolaan baik dalam jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari
susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat
tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi ekosistem yang luas, maka kegiatan analisa
vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa
petak contoh untuk mewakili ekosistem.
Untuk
data vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu
sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi.
Selain tanaman di plot utama, komponen tumbuh-tumbuhan penyusun atau vegetasi
yang dapat diambil di plot pendukung umumnya terdiri dari :
1.
Belukar (shrub) : tumbuhan yang
memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi
banyak subtangkai.
2.
Epifit (Epiphyte)
: Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma).
Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi parasit.
3.
Paku-pakuan (Fern)
: Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki Rhizoma seperti
akar dan berkayu, dimana pada Rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4.
Palma (palm)
: Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak
bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya
terbagi dalam banyak anak daun.
5.
Pemanjat (Climber)
: Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun berambat atau memanjat untuk
penyokongnya seperti kayu atau belukar.
6.
Terna (Herb)
: Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak
panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih
dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
7.
Pohon (Tree)
: Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter
lebih dari 20 cm.
B.
KERAGAMAN ARTHROPODA
Ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya, baik
lingkungan organik maupun lingkungan anorganiknya. Ekologi tumbuh secara
bertahap dan sebetulnya manusia sudah sejak dahulu telah mengetahui adanya
hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, dalam praktikum
ekologi pertanian juga akan dibahas mengenai hubungan serangga dan peranan
serangga tersebut dalam bidang pertanian.
Di permukaan bumi sekian banyak spesies hewan yang ada, ternyata
sekitar ¾ adalah serangga. Dari jumlah tersebut, lebih dari 750.000 spesies
telah diketahui dan di beri nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80%
dari anggota filum arthropoda. Dalam pengamatan kita, mungkin penampilan umum
serangga yang satu mempunyai kesamaan dengan serangga lainnya, akan tetapi
mereka menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam bentuknya.
Dari kerajaan animalia dibagi menjadi dua subkindom yaitu invertebrata dan vertebrat.
Serangga merupakan kelas dari subkingdom invertebrata dan masuk filum
arthropoda dengan struktur klasifikasi sebagai berikut :
Karena dari kelas insekta ini memiliki jenis yang paling banyak
maka akan di pelajari lebih dalam lagi
dalam pengelompokannya. Dalam kelas insekta terdiri dari beberapa suku yang
sangat penting dan terdapat paling
banyak di alam, diantaranya yaitu :
1.
Coleoptera,
bersayap keras (perisai).
2.
Dipteral, sayap
belakang dimodifikasi menjadi halter.
3.
Homoptera,
sayap depan dan belakang tersusun sama.
4.
Hemptera, sayap
depan sebgian membraneus.
5.
Hymenoptera,
sayap mirip seperti selaput.
6.
Lepidoptera,
sayap dilapisi bulu atau sisik.
7.
Tysanoptera,
sayap berumbai.
8.
Othoptera,
bersayap lurus.
9.
Isopteran,
bentuk dan ukuran sayap depan dan belakang sama.
10.
Odonata dll.
Peranan arthropoda dalam mempengaruhi ekosistem di alam ada 3
macam. Peranan arthropoda tersebut yaitu :
1.
Hama
Hama
adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada tingkat populasi tertentu
menyerang tanaman budidaya sehingga dapat menurunkan produksi baik secara
kualitas maupun kuantitas dan secara ekonomis merugikan. Contoh : serangga dan
tikus pada tanaman padi yang menyebabkan gagalnya panen, serangan Crocidomoliabinotalis
yang menyerang pucuk tanaman kubis-kubisan.
2.
Predator
Predator
merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa binatang
lainnya. Contohnya : Menochilussexmaculatus yang memangsa Aphid Sp.
3.
Parasitoid
Parasitoid
adalah serangga yang memarasit serangga atau binatang arthropoda yang lain.
Parasitoid
bersifatbparasitik pada fase pradewasa dan pada fase dewasa mereka hidup bebas
tidak terikat pada inangnya. Contoh : Diadegmainsulare yang merupakan
parasitoid telur dari Plutellaxylostela. Apabila telur yang terparasit
sudah menetas maka Insulare akan muncul dan hidup bebas dengan memakan
nektar.
BAB III
METODE
A.
ANALISIS
-
Tujuan
praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa
dapat :
Mengenal dan memahami analisis vegetasi pada suatu
agroekosistem.
-
Pelaksanaan
Untuk melaksanakan praktikum kriteria dan indikator tutupan lahan
(tumbuhan) pada agroekosistem dilakukan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.
Lakukan
pengamatan cepat apakah tapak bersifat monokultur atau polikultur. Untuk area
monokultur (plot utama) ditentukan petak percontohan dengan luasan 2x2m. Kotak
pengamatan dibuat dengan tali rafia dan kayu penahan disetiap pojokan dengan
pengulangan lima kali untuk di plot pendukung (plot).
2.
Identifikasi
jenis tanaman, kemudian di cari nama latinnya, jumlah individu serta manfaat
atau fungsinya.
B.
KERAGAMAN ARTHROPODA
Tujuan
dari praktikum ini adalah :
a.
Mengetahui
keragaman arthropoda pada suatu areal.
b.
Mengetahui
peranan serangga di alam.
Cara kerja :
1.
Lakukan
pengamatan cepat apakah tapak bersifat monokultur atau polikultur. Untuk area
monokultur (plot utama) ditentukan petak percontohan dengan luasan 2x2m. Kotak
pengamatan dibuat dengan tali rafia dan kayu penahan di setiap pojokan dengan
pengulangan lima kali untuk di plot pendukung (plot utama tidak ada
pengulangan).
2.
Identifikasi /
inventarisasi serangga yang masuk dalam kotak pengamatan. Amati serangga yang
diamati kemudian digambar. Dari hasil pengamatanserangga kemudian dilakukan
pengelompokan berdasarkan ordo dengan menggunakan buku identifikasi serangga.
3.
Dari setiap spesies dibuat herbarium. Bila terdapat
spesies yang belum dikenali, herbarium dapat digunakan untuk membandingkan
dengan sumber informasi lain seperti buku, website internet, dan sumber
lainnya.
4.
Hitung besarnya kerapatan (individu/m) dan frekuensi
dan dominasi (m/ha)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
No.
|
Nama lokal
|
Nama latin
|
Jenis
|
Jumlah individu
|
Keterangan
|
1.
|
Miana
|
Iresine
|
Terna
|
27
|
Obat
batuk, korengan dan pencuci perut
|
2.
|
Lidah mertua
|
Sansevieria trifasciata prain
|
terna
|
1
|
Tanaman hias
|
3
|
Kuping Gajah
|
Anthurium ardreanun linden
|
Terna
|
10
|
Obat bengkak pada tenggorokan
|
4.
|
Pandan wangi
|
Pandanus amryllifolius rosb
|
Paku-pakuan
|
2
|
Dapat dijakin pewarna makanan
|
5.
|
Bunga Putri Malu
|
Mimosa pudica
|
Terna
|
4
|
Dapat
dijadikan obat hepatitis, obat untuk
susah tidur, obat batuk berdahak dan obat rematik.
|
6.
|
Asoka
|
Saraca indica
|
Terna
|
2
|
dapat
jadikan Obat untuk penyakit, wasir, disentri, pendarahan internal
|
Kerapatan mutlak (KM) = jumlah spesies
tersebut
Jumlah
Ketapatan nisbi = KM spesies tersebut x 100%
Jumlah KM seluruh spesies
Untuk analisis
kerapatan, dilakukan untuk tiap 1 jenis tanaman / vegetasi
-
Untuk Kerapatan Mutlak yaitu sebagai berikut :
1.
Miana =
= 4,5
2.
Lidah mertua =
= 0,6
3.
Kuping Gajah =
= 6,6
4. Pandan =
= 0,3
5.
Bunga Putri Malu =
= 0,5
6.
Asoka =
= 0,3
-
Kerapatan Nisbi :
1. Miana =
x 100 %
= 75 %
2. Lidah mertua =
x 100 %
=
10 %
3. Kuping Gajah =
x 100 %
= 110 %
4. Pandan =
x 100 %
= 5 %
5. Bunga Putri Malu =
x 100 %
= 8,3 %
6. Asoka =
x 100 %
= 5 %
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktek yang telah kami
laksanakan, terdapat beberapa jenis vegetasi antara lain sebagai berikut :
1. Terna (Herb)
Yaitu Tumbuhan yang merambat ditanah , namun tidak
menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga
yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut
yang kadang-kadang keras.
2. Palma (palm)
Yaitu tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus
dan biasanya tinggi, tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang
dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
3.
Paku-pakuan (Fern)
Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai,
biasanya memiliki Rhizoma seperti akar
dan berkayu, dimana pada Rhizoma
tersebut keluar tangkai daun.
Ditempat praktek kami juga menemui beberapa
serangga ada 3 macam yaitu Semut, Lalat dan Jangkrik.
Semut, Lalat dan jangkrik merupakan satu phylum yaitu
arthopoda dalam kelas insecta. Adapun ciri khususnya yaitu kakinya yang
berjumlah 6 buah, memiliki tubuh yang terdiri dari atas kepala, dada, dan
perut, dan juga memiliki mulut bertipe penggigit, penghisap, dan penelan.
Gambar semut
Gambar lalat
Gambar kupu kupu
BAB
V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Vegetasi adalah berbagai macam jenis
tumbuhan atau tanaman yang menempati suatu ekosistem. Sehingga mengetahuinya
perlu di lakukan analisa vegetasi (cara mempelajari susunan atau komposisi
jenis) dan bentuk struktur vegetasi tumbu-teumbuhan dalam sutu ekosistem yang
luas seperti komponen-komponen tumbu-tumbuhan penyusun suatu vegetasi antara
lain Belukar, Epifit, Paku-pakuan, Pemanjat, Terna, Pohon
Untuk
suatu kondisi ekosistem yang luas, maka
kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya
dengan smpling, artinya kita mngambil sampel dalam suatu petak sebagai
perwakilan ekosistem, untuk mengetahui macam jenis tumbuhan yang ada ditempat
tersebut.
2. SARAN
Sebaiknya kehidupan vegetasi- vegetasi terus dijaga
terutama vegetasi yang hamir punah dan mempunyai banyak manfaat,kalau perlu
vegetasi tersebut dilindungi agar
terjaga populasinya dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar
memanfaatkannya tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2008. http://iqbalali.com/2008/02/25/70/ (diakses tanggal 2 Desember 2010 ).
Anonim. 2009. Analisis Vegetasi. Http://cheabiofkip.blogspot.com/2009/03/analisis
vegetasiluas-minimum.html. Diakses tanggal 5 Desember 201
Irwanto, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2007. Petunjuk
Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA
DAFTAR ISI :
BAB . I
Pendahuluan
A. Latar belakan ...................................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................................
BAB . II
Tinjauan pustaka
A. Analisis vegetasi
B. Keragaman anthropoha.
BAB. III
A. Analisis..............................................................................................................
B Keragaman Anthropoda......................................................................................
BAB. IV
Hasil dan pembahasan
A. Hasil...................................................................................................................
B. Pembahasan........................................................................................................
BAB. V
Penutup
A.Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
Daftar
pustaka..........................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar