Jumat, 10 November 2017

Laporan praktek ekologi




LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK  3

1.  ABD.BASIR S
2.  RUSTAM HP
3.  ISHAK
4.  SRI DEVI
5.  HERNA
6.    MEGAWATI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016
                            FAKULTAS PERTANIAN
       UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KATA PENGANTAR

       Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, berkat, rahmat dan taufik dan hidayah-Nya sehingga tugas laporan ini dapat terselesaikan dengan kerja sama yang baik .Shalawat dan salam senangtiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah menuntun manusia kepada cahaya islam, iman, cahaya ilmu pengetahuan . Ucapan terimah terimah kasih kami  kepada dosen yang memberikan tugas laporan ini,  sehingga kami  terdiri dari enam orang brsemangat mencari pembahasannya, ini menjadi untuk penambah wawasan kami
     Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan praktikum kami ini sehingga kami masih mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kebaikan dalam pembuatan laporan kami selanjutnya.





           



                        Makassar, Sabtu, 16 Mei 2015
                 
                                    Tim Penyusun
                                   
                                     Kelompok 3


BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG

          Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
         Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan (struktur) dan bentuk vegetasi atau masyarakat pada tumbuh-tumbuhan:
1.  Mempelajari tegakan hutan, , yaitu pohon dan permudaannya
2.  Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah
    suatu  jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan    
    pohon huta padang rumput atau alang-alang dan vegetasi semak belukar.
          Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random sampling” hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai “systematic sampling”, bahkan “purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan tertentu. Karena titik berat analisis vegetasi terletak pada komposisi spesies, maka dalam menetapkan besarnya atau banyaknya petak-petak sampling perlu digunakan suatu kurva (lengkung) spesiesnya.

B.   TUJUAN
          Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat Mengenal dan memahami analisis vegetasi pada suatu agroekosistem dan keragaman anthropoda




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    ANALISIS VEGETASI
        Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan pengelolaan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
        Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi ekosistem yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili ekosistem.
                             Untuk data vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Selain tanaman di plot utama, komponen tumbuh-tumbuhan penyusun atau vegetasi yang dapat diambil di plot pendukung umumnya terdiri dari :
1.     Belukar (shrub) : tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.
2.    Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi parasit.
3.      Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki Rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada Rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4.      Palma (palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
5.        Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri     namun berambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
6.        Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
7.    Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang    atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.


B.     KERAGAMAN ARTHROPODA
           Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya, baik lingkungan organik maupun lingkungan anorganiknya. Ekologi tumbuh secara bertahap dan sebetulnya manusia sudah sejak dahulu telah mengetahui adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, dalam praktikum ekologi pertanian juga akan dibahas mengenai hubungan serangga dan peranan serangga tersebut dalam bidang pertanian.
Di permukaan bumi sekian banyak spesies hewan yang ada, ternyata sekitar ¾ adalah serangga. Dari jumlah tersebut, lebih dari 750.000 spesies telah diketahui dan di beri nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum arthropoda. Dalam pengamatan kita, mungkin penampilan umum serangga yang satu mempunyai kesamaan dengan serangga lainnya, akan tetapi mereka menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam bentuknya.
Dari kerajaan animalia dibagi menjadi dua  subkindom yaitu invertebrata dan vertebrat. Serangga merupakan kelas dari subkingdom invertebrata dan masuk filum arthropoda dengan struktur klasifikasi sebagai berikut :
Karena dari kelas insekta ini memiliki jenis yang paling banyak maka akan di pelajari  lebih dalam lagi dalam pengelompokannya. Dalam kelas insekta terdiri dari beberapa suku yang sangat penting  dan terdapat paling banyak di alam, diantaranya yaitu :
1.    Coleoptera, bersayap keras (perisai).
2.    Dipteral, sayap belakang dimodifikasi menjadi halter.
3.    Homoptera, sayap depan dan belakang tersusun sama.
4.    Hemptera, sayap depan sebgian membraneus.
5.    Hymenoptera, sayap mirip seperti selaput.
6.    Lepidoptera, sayap dilapisi bulu atau sisik.
7.    Tysanoptera, sayap berumbai.
8.    Othoptera, bersayap lurus.
9.    Isopteran, bentuk dan ukuran sayap depan dan belakang sama.
10.  Odonata dll.
Peranan arthropoda dalam mempengaruhi ekosistem di alam ada 3 macam. Peranan arthropoda tersebut yaitu :
1.    Hama
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada tingkat populasi tertentu menyerang tanaman budidaya sehingga dapat menurunkan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas dan secara ekonomis merugikan. Contoh : serangga dan tikus pada tanaman padi yang menyebabkan gagalnya panen, serangan Crocidomoliabinotalis yang menyerang pucuk tanaman kubis-kubisan.
2.    Predator
Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa binatang lainnya. Contohnya : Menochilussexmaculatus yang memangsa Aphid Sp.
3.      Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga atau binatang arthropoda yang lain.
Parasitoid bersifatbparasitik pada fase pradewasa dan pada fase dewasa mereka hidup bebas tidak terikat pada inangnya. Contoh : Diadegmainsulare yang merupakan parasitoid telur dari Plutellaxylostela. Apabila telur yang terparasit sudah menetas maka Insulare akan muncul dan hidup bebas dengan memakan nektar.











BAB III
METODE

A.    ANALISIS
-          Tujuan praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
Mengenal dan memahami analisis vegetasi pada suatu agroekosistem.
-          Pelaksanaan
Untuk melaksanakan praktikum kriteria dan indikator tutupan lahan (tumbuhan) pada agroekosistem dilakukan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.             Lakukan pengamatan cepat apakah tapak bersifat monokultur atau polikultur. Untuk area monokultur (plot utama) ditentukan petak percontohan dengan luasan 2x2m. Kotak pengamatan dibuat dengan tali rafia dan kayu penahan disetiap pojokan dengan pengulangan lima kali untuk di plot pendukung (plot).
2.             Identifikasi jenis tanaman, kemudian di cari nama latinnya, jumlah individu serta manfaat atau fungsinya. 
B.        KERAGAMAN  ARTHROPODA
Tujuan dari praktikum ini adalah :
a.       Mengetahui keragaman arthropoda pada suatu areal.
b.      Mengetahui peranan serangga di alam.
Cara kerja :
1.    Lakukan pengamatan cepat apakah tapak bersifat monokultur atau polikultur. Untuk area monokultur (plot utama) ditentukan petak percontohan dengan luasan 2x2m. Kotak pengamatan dibuat dengan tali rafia dan kayu penahan di setiap pojokan dengan pengulangan lima kali untuk di plot pendukung (plot utama tidak ada pengulangan).
2.    Identifikasi / inventarisasi serangga yang masuk dalam kotak pengamatan. Amati serangga yang diamati kemudian digambar. Dari hasil pengamatanserangga kemudian dilakukan pengelompokan berdasarkan ordo dengan menggunakan buku identifikasi serangga.
3.    Dari setiap spesies dibuat herbarium. Bila terdapat spesies yang belum dikenali, herbarium dapat digunakan untuk membandingkan dengan sumber informasi lain seperti buku, website internet, dan sumber lainnya.
4.    Hitung besarnya kerapatan (individu/m) dan frekuensi dan dominasi (m/ha)
 






















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL

No.
Nama lokal
Nama latin
Jenis
Jumlah individu
Keterangan

1.
Miana
Iresine
Terna
27
Obat batuk, korengan dan pencuci perut
2.
Lidah mertua
Sansevieria trifasciata prain
terna
1
Tanaman hias
3
Kuping Gajah
Anthurium ardreanun linden
Terna
10
Obat bengkak pada tenggorokan
4.
Pandan wangi
Pandanus amryllifolius rosb
Paku-pakuan
2
Dapat dijakin pewarna makanan
5.
Bunga Putri Malu
Mimosa pudica
Terna
4
Dapat dijadikan obat   hepatitis, obat untuk susah tidur, obat batuk berdahak dan obat rematik.
6.
Asoka
Saraca indica
Terna
2
dapat jadikan Obat untuk penyakit, wasir, disentri, pendarahan internal

     Kerapatan mutlak (KM) = jumlah spesies tersebut
                                                Jumlah
     Ketapatan nisbi        = KM spesies tersebut x 100%
                                        Jumlah KM seluruh spesies
      Untuk analisis kerapatan, dilakukan untuk tiap 1 jenis tanaman / vegetasi
-          Untuk Kerapatan Mutlak yaitu sebagai berikut :
1.      Miana                                        =
                                             = 4,5
2.      Lidah mertua                             =
                                                   = 0,6
3.      Kuping Gajah                           =
                                             = 6,6
4.      Pandan                                      =  
                                                  = 0,3
5.      Bunga Putri Malu                      =
  = 0,5
6.      Asoka                                        =
  =  0,3                                      
                       
-          Kerapatan Nisbi :
1.    Miana                                           =  x 100 %
                    = 75 %
2.      Lidah mertua                                 =  x 100 %
                    = 10 %
3.      Kuping Gajah                                =  x 100 %
                                                      = 110 %
4.      Pandan                                          =  x 100 %
                                                      = 5 %
5.      Bunga Putri Malu                          =  x 100 %
                                                      = 8,3 %           
6.      Asoka                                            =  x 100 %
                    = 5 %


B.     PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktek yang telah kami laksanakan, terdapat beberapa jenis vegetasi antara lain sebagai berikut :
1.      Terna (Herb)
Yaitu Tumbuhan yang merambat ditanah , namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
2.      Palma (palm)
Yaitu tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi, tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
3.      Paku-pakuan (Fern)
     Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki Rhizoma seperti akar
      dan berkayu, dimana pada Rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
Ditempat praktek kami juga menemui beberapa serangga ada 3 macam yaitu Semut, Lalat dan Jangkrik.
Semut, Lalat dan jangkrik merupakan satu phylum yaitu arthopoda dalam kelas insecta. Adapun ciri khususnya yaitu kakinya yang berjumlah 6 buah, memiliki tubuh yang terdiri dari atas kepala, dada, dan perut, dan juga memiliki mulut bertipe penggigit, penghisap, dan penelan.










     Gambar semut





     Gambar lalat



Gambar kupu kupu
     
          


BAB V
         PENUTUP
1.      KESIMPULAN

      Vegetasi adalah berbagai macam jenis tumbuhan atau tanaman yang menempati suatu ekosistem. Sehingga mengetahuinya perlu di lakukan analisa vegetasi (cara mempelajari susunan atau komposisi jenis) dan bentuk struktur vegetasi tumbu-teumbuhan dalam sutu ekosistem yang luas seperti komponen-komponen tumbu-tumbuhan penyusun suatu vegetasi antara lain Belukar, Epifit, Paku-pakuan, Pemanjat, Terna, Pohon
        Untuk suatu kondisi  ekosistem yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya  dengan smpling, artinya kita mngambil sampel dalam suatu petak sebagai perwakilan ekosistem, untuk mengetahui macam jenis tumbuhan yang ada ditempat tersebut.

2.      SARAN

       Sebaiknya  kehidupan vegetasi- vegetasi terus dijaga terutama vegetasi yang hamir punah dan mempunyai banyak manfaat,kalau perlu vegetasi tersebut   dilindungi agar terjaga populasinya dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar memanfaatkannya tanaman tersebut.










  DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2008. http://iqbalali.com/2008/02/25/70/ (diakses tanggal 2 Desember 2010 ).
Anonim. 2009. Analisis Vegetasi. Http://cheabiofkip.blogspot.com/2009/03/analisis vegetasiluas-minimum.html. Diakses tanggal 5 Desember 201
Irwanto, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2007. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA





















DAFTAR ISI :




BAB . I

Pendahuluan
A. Latar belakan ...................................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................................

BAB . II

Tinjauan pustaka
A. Analisis vegetasi
B. Keragaman anthropoha.

BAB. III

A. Analisis..............................................................................................................
B  Keragaman Anthropoda......................................................................................

BAB. IV

Hasil dan pembahasan
A. Hasil...................................................................................................................
B. Pembahasan........................................................................................................

BAB. V

Penutup
A.Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................

Daftar pustaka..........................................................................................................










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah sosiologi dengan pembahasan “Perspektif posistivistis comte tentang masyarakat”.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kehidupan kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh ...