BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kehidupan
kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh
hukum-hukum buatan manusia sendiri yang sangat egoistis dan mengandung nilai
hedonis yang sangat besar, sehingga kita pun merasakan betapa banyaknya bencana
yang melanda diri kita. Etika hubungan kita yang humanis dengan tiga komponen
relasional hidup kita sudah terabaikan begitu jauh, jadi jangan harap hidup kita di masa mendatang
akan tetap lestari dan berlangsuung harmonis dengan alam.
Makalah
ini kami susun berdasarkan Tugas Mata Kuliah Teori sosiologi klsik dan modern,
dengan pembahasan “Perspektif
posistivistis comte tentang masyarakat”.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Positivisme
2. Seperti apa Hukum tiga tahap
3. Bagaimana Hubungan antara
tahap-tahap intelektual dan organisasi social
4. Seperti apa Prinsip-prinsip
keteraturan ssosial
5. Seperti apa Agama humanitas
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai bagaimana manusia berpikir positivisme, baik di dalam sistem
pembelajaran Memberikan pemahaman tentang apa itu Positivisme, Seperti apa Hukum tiga tahap , Bagaimana Hubungan antara
tahap-tahap intelektual dan organisasi social
Seperti apa Prinsip-prinsip
keteraturan ssosial,dan Seperti apa Agama humanitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
pengertian positivisme
Positivisme merupakan Aliran pemikiran yang membatasi
pikiran pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada
analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah.
Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme
rasional, dan juga neo-positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal
dari Lingkaran
Wina pada tahun 1920-an. Positivisme Logis berpendapat
bahwa filsafat harus mengikuti rigoritas yang sama dengan sains. Filsafat harus
dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan
adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan
ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi,
semua didasarkan pada data empiris. Positivismemerupakan empirisme, yang dalam
segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan
apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak
ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
B.
Hukum Tiga Tahap
Hukum tiga
tahap merupakan usaha Comte untuk menjelaskan kemajuan efolusioner ummat
manusia dari masa primitive sampai keperadapan prancis abab ke-19 yang sangat
maju. Hukum ini mungkin yang paling terkenal
dari gagasan teoritis Comte.
a.
Tahap teologis merupakan priode yang paling lama dalm sejarah
manusia.
b.
Tahap meta fisik merupakan tahap transisi antara tahap teologis dan fositif tahap ini ditandai
oleh suatu kepercayaan akan hokum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan
akal budi.
c.
Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai
sumber pengetahuan terakhir.
C.
Hubungan antara tahap-tahap intelektual dan organisasi social.
Dalam melengkapi penelusuran akan perkembanbgan intelektual
manusia.Comte mau memperlihatkan symbangan masinh-masing tahap tehadap atau
dalam hubungannya dengan kehidupan social.
Selain sumbangan tahap-tahap sebelumnya terhadap evolusi
social.masing masing tahap juga memiliki hubungan afinitas yang khas dengan
jenis organisasi social dimana cara
berpikir itu dominan.Dengan kata lain,dalam setiap tahap itu,pola organisasi
social yang dominan mencerminbkan pengaruh kepercayaan masing-masing serta gaya
intelektualnya.khususnya Comte merasa bahwa tahap teologis mendukung tipe
organisasi social militer,sedangkan tahap social yang terakhir mendukung tipe
keteraturan social yang bersifat industrial.Tahap meta fisik peralihan
berhubungan dengan dominasi social dari “ahli hokum”,istilah Comte untuk menunjukkan
mereka yang berusaha menarik doktrin-doktrin social dan politik darin pemahaman
tentang hokum-hukum alam.
Argumentasi-argumentasi Comte untuk menjelaskan hubungan-hubungan
secara terperinci menekankan bahwa dalam tahap teologis,dukungan dari otoritas
relegius yang mengesahkan adalah perlu untuk menanamkan disiplin sosial yang
perlu untuk kegiaatan militer.
Munbculnya suatu masyakat industry dirangsang oleh pertumbuhan
filsafat dan ilmu pengetahuan positif,dan pada giliranya merangsang pertumbuhan
ilmu selanjutnya.Pengetahuaan ilmiah merupakan dasar kemajuan teknologi yang
memungkinkan perkembangan industri.Selain itu mentalitas positif dan mentalitas
industry bukan sesuatu yang bbersifat dogmatis,melainkan suatu hal yang dapat
diuji dan terus menerus mengusahakan kemajuan manusia. Pergantian dari dominasi
militer ke dominasi industry tidak lain berarti bahwa masyarakat-masyarakat
membelokan perhatian, dari mengeploitasi masyarakat lainnya ke mengeploitasi
alam. Sumbangan yang berarti secara sosial dari priode mata fisik adalah
dukungan ideologinya terhadap munculnya Negara – bangsa.
Selama periode tiologis keluarga merupakan satuan sosial yang
dominan (meskipun ada kelompok-kelompok yang lebih besar yang di dirikan untuk
kegiatan militer atau sebagai hasil dari penguasaan dari militer). Dalam
periode meta fisik Negara/ bangsa menjadi suatu organisasi yang dominan. Comte
optimis bahwa dengan munculnya tahap positif, nasionalisme akan di gantikan
dengan keteraturan sosial yang meliputih komunitas seluruhnya.
Comte mengakui bahwa perubahan dari satu tahap ke tahap lainnya
tidak pernah terjadi secara tiba-tiba, sehingga memperlihatkan suatu garis
pemisah yang jelas dengan yang sebelumnya, serta memperlihatkan suatu awal
tahap yang baru sama sekali. Sebaiknya, dalam semua periode sejarah, semua
ketiga cara berfikir itu sekaran ada dalam suatu derajat yang tinggi dalam
suatu deraajat tertentu. Perbedaan antara tahap-tahap adalah dalam dominasih
dari suatu bentuk atas dua lainnya secara relative.
Cepatnya perubahan dari suatu tahap intelektual ke yang berikutnya,
berlainan dalam periode sejarah yang berbeda-beda. Beberapa periode di tandai
dengan stabilitas yang agak tinggi, apabila consensus atas dasar kepercaayaan
dan pandangan-pandagan adalah relative tinggi, dan organisasi sosial, struktur
politik, cita-cita moral, dan kondisi materil memperlihatkan suatu tingkat
salin ketergantungan harmonis yang tinggi. Sebaliknya periode-periode di mana
perubahan yang lebih pesat dari suatu tahap (tahap kecil) ketahap berikutnya
sedang terjadi, di tandai oleh kekacauan intelektual dan sosial. Makin besar
kekacuan dalam masa peralihan dan makin lama berlangsungnya, makin menunjukkan
terjadinya pergeseran dari suatu tahap revolusi ketahap berikutnya.
Meskipun hukum kemajuan menjamin evolusi jangka pangjang dari suatu
tahap ketahap berikutnya, pelbagai faktor sekunder dapat mempercepat atau
memperhambat perkembangan evolusi ini. Pertumbuhan penduduk misaalnya, dapat
mempercepat prose itu, sebagiannya dengan meningkatkan pengaruh yang bertambah
dari kehidupan intelektual dan moral, yang perlu untuk mengontrol
individualistisme yang semakin bertambah, dan sebagaiannya yang dengan
meransang meningkatnya pembagian pekerjaan. Proses evaaluasi dapat di hambat
oleh dominasi filsafat kolot yang berkepanjangan, yang merupakan akibat dari usaha-usaha
kelompok konservatif untuk mengatasi kekacau satu periode transisi dengan
mengemukakan kembali tipe yang cocok dengan periode sebelumnya. Juga daapat di
halangi oleh usaha juga dapat dihalangi oleh usaaha untuk mengedakan perubahan
yang demikian yang redikalnya sehingga mereka menghancurkan keteraturaan sosial
yang mendasar yang perlu umtuk kemaajuan intelektual atau sosial
D.
Prinsip-prinsip keraturan sosial
Sejalan dengaan
perspektif organiknya, comte sangat menerimah saaling ketrgantungan yang
harmonis antara ‘’bagian-bagian’, masyarakat, dan sumbangannya terhadap
bertahannya stabilitas sosial. Meskipun keteraturan sosial dapat terancam oleh
anariki sosial, moral dan intelektual, selalu akan di perkuat kembali.
Sesungguhnya periode sejarah yang lama sudah di tandai oleh stabilitas yang
berarti, dan sebaagian tugas comte, yang dia berikan sendiri, adalah menemukan
stabilitas sumber-sumber ini.
Analisa comte mengenai
keteraturan sosial dapat di bagi dalam dua fase pertama usaha untuk
menjelaaskan keteraaturan sosial secara empiris dengan menggunakan metode
positif . kedua usaha untuk meningkatkan keteraturan sosial sebagai suatu
cita-cita yang normative dengan menggunakan metode-metode yang bukan tidak
sesuai dengan positivisme tetapi yang menyangkut perasaan dan juga intelek.
Keteraturan
sosial juga bergantung pada pembagian pekerjaan dan kerja sama ekonomi.
Individu-individu menjalankan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
individunya. Tetapi, begitu pembagian pekerjaan muncul partisipasi individu
dalam kegiatan ekonomi menghasilkan kerja sama, kesadaran akan saling
ketergantungan dan muncul ikatan-ikatan sosial baru atas dasar itu. Pembagian
pekerjaan meningkatkan bersama industrialisasi, daan bertambahnya spesialisasi
yang berhubungaan dengan itu mengdorong individualisme. Sekaligus
derajatsaaling ketergantungan juga bertambah. Jaadi keteraturan yang stabil
dalam suatu masyarakat kompleks,berbeda dengan masyarat primitive yang
berstruktur longgar dan berdiri sendiri, bersandar pada saling ketergantungan
itu yang perkembangannya di bantu oleh pembagian pekerjaan yang sangat tinggi.
Di lain pihak
ada bahaya bahwa individualisme yang meningkat karena pembagian kerja yang
tinggi, akan sangat ditekankan dengan merugikan solidaritas sosial.
Comte
mengemukakan bahwa pemerintaah merupakan suatu gejala sosial ilmiah yang dapat
dirunut bentuk dasar sampai pada masyarakat-masyarakat primitive. Tetapi
kekuasan pemerintah akan meluas, begitu masyarakat menjadi lebih kompleks
karena bertambahnya pembagian kerja. Meluasnya pemerintahan ini perlu untuk
mengimbangi individualisme yang sermakin bertambah yang muncul karena
meningkatrnya pembagian kerja. Dalam anlisisnya mengandalkan pembagian kerja
dan mengenai fungsi agama yang bersifat interogatif, comte mendahului beberapa
sumbangan dari Durkheim.
E.
Agama humanis
Wawasan comte terhadap konsekuensi-konsekuensi agama yang
mengungtungkan dan ramalannya mengenai tahap positif postreligius dalam evolusi
manusia menghadapkan dia pada masalah rumit. Tidak seperti pemikir-pemikir
radikal dan revolusional semasa dia, dan comte menekangkan pada keteraturan
sosial.
Dengan sederhana comte mengemukakan gagasan untuk mengatasi masalah
ini, dengan mendirikan satu agama baru agama humanis dan mengangkat dirinya
sebagai imam agama. Ini aspek kedua dari perhatian comte mengenai
keteraturan sosial.
Agama humanis comte merupakan suatu gagasan utopis untuk
mereorganisasi masyarakat secara sempurna.Sosiologi akan menjadi ratu ilmu
pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan
ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Positivisme merupakan empirisme,
yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena
pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk,
maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
2.
Pada dasarnya positivisme adalah
sebuah filsafat yang menyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah
yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal. Pengetahuan demikian hanya bisa
dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui metode saintifik yang ketat,
yang karenanya spekulasi metafisis dihindari. Positivisme, dalam pengertian di
atas dan sebagai pendekatan telah dikenal sejak Yunani Kuno. Terminologi
positivisme dicetuskan pada pertengahan abad ke-19 oleh salah satu pendiri ilmu
sosiologi yaitu Auguste Comte. Comte percaya bahwa dalam alam pikiran manusia
melewati tiga tahapan historis yaitu teologi, metadisik, dan ilmiah.
B. Saran
Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk memahami diantara
sumber aliran filsafat modern yang biasa memberikan kekuasaan bagi adanya
bahan-bahan yang bersifat pengalaman, jadikanlah makalah ini sebagai pedoman
yang bersifat untuk menambah wawasan pengetahuan, jadikan acuan pemahaman yang
lebih dalam sebagai wadah untuk menampung ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Lorenz, Kamus
Filsafat penerbit Gramedia Pustaka.
Barash, David P., Sociobiologi
and behavior.New York: Elsevier, 1867
Andreski, stanislav, ed., The
Essential Comte. New York: Barnes & Noble, 1974
Tidak ada komentar:
Posting Komentar