Sabtu, 11 November 2017

makalah sosiologi dengan pembahasan “Perspektif posistivistis comte tentang masyarakat”.



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kehidupan kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh hukum-hukum buatan manusia sendiri yang sangat egoistis dan mengandung nilai hedonis yang sangat besar, sehingga kita pun merasakan betapa banyaknya bencana yang melanda diri kita. Etika hubungan kita yang humanis dengan tiga komponen relasional hidup kita sudah terabaikan begitu jauh, jadi  jangan harap hidup kita di masa mendatang akan tetap lestari dan berlangsuung harmonis dengan alam.
Makalah ini kami susun berdasarkan Tugas Mata Kuliah Teori sosiologi klsik dan modern, dengan pembahasan Perspektif posistivistis comte tentang masyarakat”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Positivisme
2.      Seperti apa Hukum tiga tahap
3.      Bagaimana Hubungan antara tahap-tahap intelektual dan organisasi social
4.      Seperti apa Prinsip-prinsip keteraturan ssosial
5.      Seperti apa Agama humanitas

C.     Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah  ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana manusia berpikir positivisme, baik di dalam sistem pembelajaran  Memberikan pemahaman tentang apa itu Positivisme, Seperti apa Hukum tiga tahap , Bagaimana Hubungan antara tahap-tahap intelektual dan organisasi social
Seperti apa Prinsip-prinsip keteraturan ssosial,dan Seperti apa Agama humanitas.




BAB II
PEMBAHASAN
A.     pengertian positivisme
Positivisme merupakan Aliran pemikiran yang membatasi pikiran pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah.
Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme rasional, dan juga neo-positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal dari Lingkaran Wina pada tahun 1920-an. Positivisme Logis berpendapat bahwa filsafat harus mengikuti rigoritas yang sama dengan sains. Filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivismemerupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
B.     Hukum Tiga Tahap
Hukum tiga tahap merupakan usaha Comte untuk menjelaskan kemajuan efolusioner ummat manusia dari masa primitive sampai keperadapan prancis abab ke-19 yang sangat maju. Hukum ini mungkin yang paling terkenal  dari gagasan teoritis Comte.
a.       Tahap teologis merupakan priode yang paling lama dalm sejarah manusia.
b.      Tahap meta fisik merupakan tahap transisi antara  tahap teologis dan fositif tahap ini ditandai oleh suatu kepercayaan akan hokum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan akal budi.      
c.       Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir.

C.     Hubungan antara tahap-tahap intelektual dan organisasi social.
Dalam melengkapi penelusuran akan perkembanbgan intelektual manusia.Comte mau memperlihatkan symbangan masinh-masing tahap tehadap atau dalam hubungannya dengan kehidupan social.
Selain sumbangan tahap-tahap sebelumnya terhadap evolusi social.masing masing tahap juga memiliki hubungan afinitas yang khas dengan jenis  organisasi social dimana cara berpikir itu dominan.Dengan kata lain,dalam setiap tahap itu,pola organisasi social yang dominan mencerminbkan pengaruh kepercayaan masing-masing serta gaya intelektualnya.khususnya Comte merasa bahwa tahap teologis mendukung tipe organisasi social militer,sedangkan tahap social yang terakhir mendukung tipe keteraturan social yang bersifat industrial.Tahap meta fisik peralihan berhubungan dengan dominasi social dari “ahli hokum”,istilah Comte untuk menunjukkan mereka yang berusaha menarik doktrin-doktrin social dan politik darin pemahaman tentang hokum-hukum alam.
Argumentasi-argumentasi Comte untuk menjelaskan hubungan-hubungan secara terperinci menekankan bahwa dalam tahap teologis,dukungan dari otoritas relegius yang mengesahkan adalah perlu untuk menanamkan disiplin sosial yang perlu untuk kegiaatan militer.
Munbculnya suatu masyakat industry dirangsang oleh pertumbuhan filsafat dan ilmu pengetahuan positif,dan pada giliranya merangsang pertumbuhan ilmu selanjutnya.Pengetahuaan ilmiah merupakan dasar kemajuan teknologi yang memungkinkan perkembangan industri.Selain itu mentalitas positif dan mentalitas industry bukan sesuatu yang bbersifat dogmatis,melainkan suatu hal yang dapat diuji dan terus menerus mengusahakan kemajuan manusia. Pergantian dari dominasi militer ke dominasi industry tidak lain berarti bahwa masyarakat-masyarakat membelokan perhatian, dari mengeploitasi masyarakat lainnya ke mengeploitasi alam. Sumbangan yang berarti secara sosial dari priode mata fisik adalah dukungan ideologinya terhadap munculnya Negara – bangsa.
Selama periode tiologis keluarga merupakan satuan sosial yang dominan (meskipun ada kelompok-kelompok yang lebih besar yang di dirikan untuk kegiatan militer atau sebagai hasil dari penguasaan dari militer). Dalam periode meta fisik Negara/ bangsa menjadi suatu organisasi yang dominan. Comte optimis bahwa dengan munculnya tahap positif, nasionalisme akan di gantikan dengan keteraturan sosial yang meliputih komunitas seluruhnya.
Comte mengakui bahwa perubahan dari satu tahap ke tahap lainnya tidak pernah terjadi secara tiba-tiba, sehingga memperlihatkan suatu garis pemisah yang jelas dengan yang sebelumnya, serta memperlihatkan suatu awal tahap yang baru sama sekali. Sebaiknya, dalam semua periode sejarah, semua ketiga cara berfikir itu sekaran ada dalam suatu derajat yang tinggi dalam suatu deraajat tertentu. Perbedaan antara tahap-tahap adalah dalam dominasih dari suatu bentuk atas dua lainnya secara relative.
Cepatnya perubahan dari suatu tahap intelektual ke yang berikutnya, berlainan dalam periode sejarah yang berbeda-beda. Beberapa periode di tandai dengan stabilitas yang agak tinggi, apabila consensus atas dasar kepercaayaan dan pandangan-pandagan adalah relative tinggi, dan organisasi sosial, struktur politik, cita-cita moral, dan kondisi materil memperlihatkan suatu tingkat salin ketergantungan harmonis yang tinggi. Sebaliknya periode-periode di mana perubahan yang lebih pesat dari suatu tahap (tahap kecil) ketahap berikutnya sedang terjadi, di tandai oleh kekacauan intelektual dan sosial. Makin besar kekacuan dalam masa peralihan dan makin lama berlangsungnya, makin menunjukkan terjadinya pergeseran dari suatu tahap revolusi ketahap berikutnya.
Meskipun hukum kemajuan menjamin evolusi jangka pangjang dari suatu tahap ketahap berikutnya, pelbagai faktor sekunder dapat mempercepat atau memperhambat perkembangan evolusi ini. Pertumbuhan penduduk misaalnya, dapat mempercepat prose itu, sebagiannya dengan meningkatkan pengaruh yang bertambah dari kehidupan intelektual dan moral, yang perlu untuk mengontrol individualistisme yang semakin bertambah, dan sebagaiannya yang dengan meransang meningkatnya pembagian pekerjaan. Proses evaaluasi dapat di hambat oleh dominasi filsafat kolot yang berkepanjangan,  yang merupakan akibat dari usaha-usaha kelompok konservatif untuk mengatasi kekacau satu periode transisi dengan mengemukakan kembali tipe yang cocok dengan periode sebelumnya. Juga daapat di halangi oleh usaha juga dapat dihalangi oleh usaaha untuk mengedakan perubahan yang demikian yang redikalnya sehingga mereka menghancurkan keteraturaan sosial yang mendasar yang perlu umtuk kemaajuan intelektual atau sosial



D.   Prinsip-prinsip keraturan sosial
Sejalan dengaan perspektif organiknya, comte sangat menerimah saaling ketrgantungan yang harmonis antara ‘’bagian-bagian’, masyarakat, dan sumbangannya terhadap bertahannya stabilitas sosial. Meskipun keteraturan sosial dapat terancam oleh anariki sosial, moral dan intelektual, selalu akan di perkuat kembali. Sesungguhnya periode sejarah yang lama sudah di tandai oleh stabilitas yang berarti, dan sebaagian tugas comte, yang dia berikan sendiri, adalah menemukan stabilitas sumber-sumber ini.
Analisa comte mengenai keteraturan sosial dapat di bagi dalam dua fase pertama usaha untuk menjelaaskan keteraaturan sosial secara empiris dengan menggunakan metode positif . kedua usaha untuk meningkatkan keteraturan sosial sebagai suatu cita-cita yang normative dengan menggunakan metode-metode yang bukan tidak sesuai dengan positivisme tetapi yang menyangkut perasaan dan juga intelek.
Keteraturan sosial juga bergantung pada pembagian pekerjaan dan kerja sama ekonomi. Individu-individu menjalankan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individunya. Tetapi, begitu pembagian pekerjaan muncul partisipasi individu dalam kegiatan ekonomi menghasilkan kerja sama, kesadaran akan saling ketergantungan dan muncul ikatan-ikatan sosial baru atas dasar itu. Pembagian pekerjaan meningkatkan bersama industrialisasi, daan bertambahnya spesialisasi yang berhubungaan dengan itu mengdorong individualisme. Sekaligus derajatsaaling ketergantungan juga bertambah. Jaadi keteraturan yang stabil dalam suatu masyarakat kompleks,berbeda dengan masyarat primitive yang berstruktur longgar dan berdiri sendiri, bersandar pada saling ketergantungan itu yang perkembangannya di bantu oleh pembagian pekerjaan yang sangat tinggi.
Di lain pihak ada bahaya bahwa individualisme yang meningkat karena pembagian kerja yang tinggi, akan sangat ditekankan dengan merugikan solidaritas sosial.
Comte mengemukakan bahwa pemerintaah merupakan suatu gejala sosial ilmiah yang dapat dirunut bentuk dasar sampai pada masyarakat-masyarakat primitive. Tetapi kekuasan pemerintah akan meluas, begitu masyarakat menjadi lebih kompleks karena bertambahnya pembagian kerja. Meluasnya pemerintahan ini perlu untuk mengimbangi individualisme yang sermakin bertambah yang muncul karena meningkatrnya pembagian kerja. Dalam anlisisnya mengandalkan pembagian kerja dan mengenai fungsi agama yang bersifat interogatif, comte mendahului beberapa sumbangan dari Durkheim.

E.     Agama humanis
Wawasan comte terhadap konsekuensi-konsekuensi agama yang mengungtungkan dan ramalannya mengenai tahap positif postreligius dalam evolusi manusia menghadapkan dia pada masalah rumit. Tidak seperti pemikir-pemikir radikal dan revolusional semasa dia, dan comte menekangkan pada keteraturan sosial.
Dengan sederhana comte mengemukakan gagasan untuk mengatasi masalah ini, dengan mendirikan satu agama baru agama humanis dan mengangkat dirinya sebagai imam agama. Ini aspek kedua dari perhatian comte mengenai keteraturan  sosial.
Agama humanis comte merupakan suatu gagasan utopis untuk mereorganisasi masyarakat secara sempurna.Sosiologi akan menjadi ratu ilmu pengetahuan.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
                              1.       Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisika. Positivisme merupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
                              2.       Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang menyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal. Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui metode saintifik yang ketat, yang karenanya spekulasi metafisis dihindari. Positivisme, dalam pengertian di atas dan sebagai pendekatan telah dikenal sejak Yunani Kuno. Terminologi positivisme dicetuskan pada pertengahan abad ke-19 oleh salah satu pendiri ilmu sosiologi yaitu Auguste Comte. Comte percaya bahwa dalam alam pikiran manusia melewati tiga tahapan historis yaitu teologi, metadisik, dan ilmiah.
B.     Saran
Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk memahami diantara sumber aliran filsafat modern yang biasa memberikan kekuasaan bagi adanya bahan-bahan yang bersifat pengalaman, jadikanlah makalah ini sebagai pedoman yang bersifat untuk menambah wawasan pengetahuan, jadikan acuan pemahaman yang lebih dalam sebagai wadah untuk menampung ilmu.




DAFTAR PUSTAKA
Bagus Lorenz, Kamus Filsafat  penerbit Gramedia Pustaka.
Barash, David P., Sociobiologi and behavior.New York: Elsevier, 1867
Andreski, stanislav, ed., The Essential Comte. New York: Barnes & Noble, 1974

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah sosiologi dengan pembahasan “Perspektif posistivistis comte tentang masyarakat”.

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Kehidupan kita sekarangini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh ...