1.1
Latar Belakang
Indonesia
adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya terdiri dari dari petani
sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor pertanian sebagai
sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk terutama bagi mereka yang
memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Selain itu sektor pertanian,
salah satu hal penting yang harus
diperhatikan sebagai penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang
harus seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui
peningkatan pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan agar
dapat meningkatkan produktifitas serta dapat meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan
petani dapat meningkat.
Sektor
pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari
pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan
ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Peranan
sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok, sandang
dan papan, menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk, memberikan
sumbangan terhadap pendapatan nasional yang tinggi, memberikan devisa bagi
negara dan mempunyai efek pengganda ekonomi yang tinggi dengan rendahnya
ketergantungan terhadap impor (multiplier effect), yaitu keterkaitan
input-output antar industri, konsumsi dan investasi.
Selama
ini, dengan adanya peranan SDM pertanian di dalam pembangunan sector
pertanian yang diharapkan SDM yang mampu
meningkatkan peranannya di dalam sector pertanian, dalam arti luas adalah
sector pertanian dalam berbagai lini termasuk didalamnya usaha-usaha pertanian
dan segala hal yang mampu menunjang perkembangan maupun kontinuitas
kegiatan yang berguna bagi pertanian dan
sector-sektor lain yang terhubung dengan pertanian secara langsung maupun yang
mendukung pertanian secara tidak langsung diharapkan pembangunan pertanian yang
mampu untuk memenuhi kriteria perkembangan ekonomi pertanian secara merata di
seluruh aspek bidang pertanian. Dan begitupun dengan Tenaga Kerja, dalam sektor
pertanian peranan tenaga kerja sangat penting dan sangat dibutuhkan terutama
dalam perusahaan-perusahaan, pertanian, dan lainnya. Dengan banyaknya tenaga
kerja maka proses sektor pertanian bisa dengan mudah berjalan dan dikembangkan
karena memiliki tenaga kerja yang bisa menjalankan dan mengembangkan sektor
pertanian kedepannya.
Sektor
pertanian bisa maju dan berkembang karena dalam pertanian sayur-sayuran begitu
pesat dan maju hasil produksinya. Adapun salah satu jenis tanaman yang banyak
dibudidayakan oleh petani di indonesia yaitu Daun Bawang. Dimana tanaman ini
banyak di budidayakan diberbagai daerah salah satunya di daerah Malino. Di daerah
tersebut banyak petani yang berusahatani Daun Bawang, karena hasil produksinya
yang pesat dan maju. Dan waktu atau masa penennya tidak membutuhkan waktu yang
lama. Daun Bawang di panen selama perbulan dan menghasilkan produksi yang
banyak.
Sehingga,
kami melakukan analisis usahatani Daun Bawang di Desa Kanreapia, Kecamatan
Tombolo Pao, Kabupaten Gowa. Karena kita ketahui bahwa, budidaya tanaman Daun
Bawang banyak dibudidayakan di daerah tersebut dan produksinya juga begitu
pesat dan maju karena rata-rata petani yang ada di daerah tersebut banyak
membudidayakan Daun Bawang. Dan kita ketahui juga bahwa, di Desa Kanreapia,
Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, hasil produksi tanaman holtikultura
banyak berasal dari daerah tersebut. Karena telah diketahui hasil dan
perkembangan tanaman atau sayur-sayuran disana sangat begitu bagus. Jadi, kami
melakukan analisis usahatani Daun Bawang yang ada di Desa Kanreapia, Kecamatan
Tombolo Pao, Kabupaten Gowa.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah :
1.2.1 Berapa besar biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani Daun
Bawang di Desa Kanreapia,
Kecamatan Tombolo Paao, Kabupaten Gowa ?
1.2.2 Berapa besar pendapatan dalam
usahatani Daun Bawang di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Paao, Kabupaten Gowa
?
1.2.3 Berapa
nilai kelayakan dari usahatani Daun Bawang Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo
Paao, Kabupaten Gowa ?
1.3 Tujuan
dan Kegunaan
Adapun tujuan
dilaksanakannya praktek lapang analisis usahatani daun bawang di desa
Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa :
1.3.1 Untuk mengetahui besar biaya yang
dikeluarkan oleh petani.
1.3.2 Untuk
mengetahui besar pendapatan yang diperoleh oleh petani dan kelayakan
dari usahatani daun bawang di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo, Kabupaten
Gowa.
Kegunaan
:
Adapun kegunaan dari
pembuatan/penyusunan laporan praktek lapang yang dilakukan di Desa Kanreapia,
Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa :
1.3.3
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan analisis usahatani.
1.3.4
Sebagai bahan penting bagi peneliti untuk membuat analisis usahatani.
1.3.5
Sebagai bahan referensibagi pembaca/peneliti selanjutnya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
USAHATANI
Ilmu
usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mngusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai
modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu
pengetahuan, ilmu usahatani mrupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani
menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor faktor
produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan
pendapatan semaksimal mungkin.
Usahatani
adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai pelaksana mengorganisasi
alam, tenaga kerja dan modal ditunjukkan pada produksi di sektor pertanian,
baik berdasarkan pada pencarian laba atau tidak.
Defnisi
Usahatani menurut para ahli :
·
Mosher (1968) mengartikan usaha tani sebagai himpunan
dari sumber-sumber alam yang ada di tempat itu yang diperlukan untuk produksi
pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah
itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan
sebagainya.
·
Pengertian usahatani menurut Mubyarto (1987) adalah
lebih ke pertanian rakyat.
·
Menurut Soekartawi (1995), usahatani merupakan ilmu
yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu.
·
Bachtiar Rivai(1980) usahatani merupakan organisasi
dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi dilapangan
pertanian, oleh seseorang atau sekelompok orang, segolongan sosial baik yang
terikat genologis, politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya.
Klasifikasi
Usahatani :
· Pola
usahatani
· Tipe
usahatani
· Struktur
usahatani
· Corak
usahatani
· Bentuk
usahatani
a)
Menurut Bentuknya
• Usahatani perseorangan (individual
farm).
Dalam usahatani ini, unsure- unsure produksi
ditentukan oleh seseorang dn pengelolaannya dilakukan oleh seseorang. Tanah
yang diusahakan dapat berupa miliknya atau orang lain. Jadi pda usahatani ini
masih terdapat variasi-variasi yang menghendaki penggolongan- penggolongan yang
lebih halus.
Tenaga kerja yang diperlukan
didapatkan dari berbagai sumber.Ada yang berasal dari petani sendiri beserta
anggota keluarganya dan ada yang berasal dari luar keluarga berdasarkan gotong
royong atau upah.Tenaga kerja yang diupah tersebut bisa berbentuk :
o Tenaga kerja tetap
o Tenaga kerja harian
o Tenaga kerja musiman
Luas tanah tidak dapat dijadikan ukuran untuk
mendefinisikan usaha tani keluarga. Usaha tani keluarga dapat pula terdiri dari
tanah yang sempit.Karena tiap tanah memberikan sifat dan kesuburan yang
berbeda-beda maka pemakaian luas tanah untuk mendefinisikan luas tanah tiak
mudah. Jumlah kerja yang diperlukan dan pendapatan kotor tang diterima petani
lebih tepat dijadikan dasar untuk mendefenisikan usahatani keluarga.
• Usahatani Kolektif (collective
farm)
Adalah usaha tani yang unsure-unsur produksinya
dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur produksi diperoleh organisasi dari
membeli, menyewa, menyatukan milik perorangan atau berasal dari pemerintah. Usaha
tani ini terbentuk karena kemauan beberapa orang yang mempunyai ikatan
keluarga, karena sistem pemerintahan suatu negara atau factor lingkunggan
dimana mereka berada.
Kolektivitas dikenal pada abad ke 10. Tujuannya
sendiri dalah untuk meniadakan unsure-unsur produksi milik perseorangan. Dengan
penyautuan alat-alat produksi pertanian tang tidak dikenal atau sukar
dilaksanakan pada usaha tani perseorangan. Pengunaan tanah dan tenaga kerja
diharapkan lebih efisien.
• Usahatani Kooperatif (cooperative
farm)
Merupakan bentuk peralihan antar usaha tani
perseorangan dan usahatan kolektif.Pada usaha tani ini tidak semua unsure-
unsure produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama.tanahnya masih milik
perorangan.Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di beberapa segi
seperti :
o Kerjasama dalam penjualan hasil
o Kerjasama dalam pembelian sarana
produksi
o Kerjasama dalam tenaga kerja.
Usaha tani kooperatif ini terbentuk karena
petani-petani kecil dengan modal yang lemah tidak mampu membeli alat-alat
pertanian yang berguna untuk mengembangkan kegiatan usahanya.Dengan
menggabungkan modal yang dimilki mereka dapat membeli alat- alat untuk
digunakan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi penggunaan
alat-alat pertanian.
b)
Menurut Coraknya
Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena
pengaruh lingkungan alam dan kemampuan pengusahanya. Ada petani yang
kegiatannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang disebut dengan
usaha tani pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient
farm / subsistences farms), dan adapula kegiatannya yang bertujuan untuk
mendapatkan untung sebesar-besarnya yang disebut dengan usahaani komersial (commercial farm).
c)
Menurut Polanya
Pola usahatani ditentukan menurut banyaknya cabang
usaha tani yang diusahakan.Berdasarakan jumlah cabang usahatani yang diusahakan
usahatani dapat dibedakan sbb :
·
Usaha tani Khusus
Apabila usahatani hanya mempunyai satu cabang saja
maka disebut dengan usahatani khusus. Contohnya : usahatani tembakau, usahatani
padi , usahatani sapi perah.
Faktor yang mempengaruhi petani memilih hanya 1 cabang
ialah :
• Keadan fisis tanah yaitu apakah
mendapat air pengairan spanjang tahun
sehingga cocok ditanami padi.
• Prisnsip keuntungan komperatif
yaitu mengusahakan cabang usahatani yang memeberikan keuntungan paling besar
dibandingkan dengan cabang usahatani lain.
·
Usaha tani tidak khusus
Petani yang juga mengusahakan bermacam-macam
usahatani. Seperti ternak atau ikan. Hal ini dapat dilkukan kalau petani
memliki dan mengusahakan berbagai macam tanah seperti : tanah sawah,tanah
darat, padang rumput dan kolam.
·
Usahatani Campuran
Merupakan bentuk usahatani yang diusahakan secara
bercampur antara tanaman dengan tanaman, tanaman dengan ternak, tanaman dengan
ikan dsb. Usahatani ini juga dikenal dengan tumpang sari, misalnya tumpang sari
antara jagung dengan kacang tanah, tumpang sari antara padai dan ikan.
Kombinasi antara tanaman ternak mendapatkan perhatian besar dibeberapa daerah.
Kombinasi antara tanaman dan tenak dikenal dengan isatilah mixed farm.
Keutuntungannya adalah :
• Ternak memberikan tenaga kerja dalam waktu-
waktu tertentu.
• Ternak memberikan makan berupa protein
d)
Menurut Tipenya
Usahatani dapat digolongkan dlam beberapa jenis /tipe
tanaman yang diusahakan. Dari penggolongan ini dikenal usahatani padi,
usahatani jagung, usahatani ternak, usahatani sapi, usahatani ternak ayam, dan
usahatani kubis. Tiap daerah mempuyai kondisi yang berbeda dengan daerah
lainnya. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan fisik, perbedaan ekonomi dan
perbedaan lainnya yang tidak termasuk pada keduanya. Karena itu jenis tanaman
dan hewan yang tumbuh dapat diusahakan pada suatu daerah berbeda-beda pula.
Tiap tanaman dan hewan memerlukan kondisi fisis tertentu untuk hidup dan
berkembang dengan baik .
Ø TRI
TUNGGAL Dalam Usahatani :
1)
Lahan
Kemampuan
lahan sebagai input pertanian dinilai dari :
·
Kesesuaian lahan untuk ditanami
jenis tanaman tertentu. Makin banyak jenis tanaman yang sesuai ditanam di lahan
tersebut maka kemampuan lahan akan semakin tinggi.
·
Kemampuan lahan untuk berproduksi.
Lahan yang subur akan mampu menghasilkan produksi tanaman yang tinggi. Oleh
karena itu lahan yang subur memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
·
Kemampuan lahan untuk diolah secara
berlanjut. Lahan yang dirawat melalui konservasi lahan, terutama yang letaknya
di lereng-lereng pegunungan akan bernilai lebih tinggi dibandingkan lahan tidur
yang tak pernah dirawat
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi baik buruknya kelas kemampuan lahan pertanian adalah :
• Kemiringan lereng
• Irigasi dan drainase
• Kedalaman tanah
• Tekstur bawah
• Derajat kelembaban
• Permeabilitas
• Resiko kebanjiran
Ø Konsevasi
Lahan :
Arsyad (1985) memberikan pengertian tentang konservasi
adalah keampuan tanah sesuai dengan kemampuannya, memberikan perlakuan kepada
tanah sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tanah tidak rusak agar
dapat dipergunakan serta dapat untuk produktif untuk waktu yang tidak terbatas.
Ø Definisi
konservasi :
Penerapan berbagai tindakan atau perlakuan yang
diperlukan pada suatu tanah usahatani agar terjadi peningkatan produk dan
membangun produktivitas tanah yang dilakukan pada saat bersamaan.
Mengahadapi hambatan lahan /;
-
Menyempitnya lahan => Usahatani semakin di intensifkan;
-
Lahan menjadi langkah => pendapatan diluar pertanian;
- Pengelolaan
pohon memainkan peran penting dalam proses intensifikasi.
Contoh :
Intensifikasi yang luas adalah perubahan dari budaya ladang berpindah ke
usahatani permanen atau semi permanen.
Peroses perubahan alami yang digunakan untuk
mengembalikan kesuburan tanah dan membatasi populasi hama digantikan oleh
pengolahan yang memerlukan lebih banyak input bagi suplay unsur hara dan
perlindungan tanaman.
Faktor Produksi Lahan atau Tanah :
Pada umumnya faktor produksi tanah
merupakan yang bersifat :
·
Relatif langkah dibanding dengan faktor produksi
lainnya;
·
Distribusi penguasaannya dimasyarakat tidak merata.
a)
Sumber pemilikan tanah dapat diperoleh dari beberapa
sumber antar lain :
1)
Dibeli
Tanah yang dibeli merupakan tanah
milik, yang memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
·
Dibuktikan dengan bukti kepemilikan yaitu sertifikat
yang dikeluarkan oleh negara melalui Dirjen Agraria.
·
Jual beli tanah milik harus memenuhi ketentuan yang
berlaku secara adil dan proseduril.
·
Jual beli dapat dilakukan melalui pembuatan akta tanah
yang ditetapkan pemerintah, yaitu notaris dan camat sebagai PPAT (Pejabat
Pembuat Akta Tanah).
·
Setelah akta jual beli diperoleh, baru di ajukan
kekantor Agraria Kabupaten untuk disertifikatkan.
2) Disewa, adanya persetujuan antara pemilik
lahan dan penyewa untuk masa atau tahun penyewaan lahannya.
3)
Di sakap, yaitu pembagian hasil adanya kesepakatan
antara dua pihak, pemilik dan pekerja.
4)
Pemberian oleh negara;
Tanah pemberian oleh Negara dapat
diperoleh melalui :
·
Pelaksana UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria).
·
Transmigrasi.
·
PIR (Program Perkebunan Inti Rakyat).
·
TIR (Program Tambak Inti Rakyat).
5)
Warisan, Tanah yang karena hukum agama dibagikan
kepada ahli warisnya.
6)
Wakaf, Tanah yang diberikan atas seseorang atau badan
kepada pihak lain (misalnya untuk kegiatan sosial).
7)
Membuka lahan sendiri
Tanah ini terjadi pada tanah dengan hak ulayat pada
perladangan berpindah, penggarapan tanah hak ulayat adalah hak yang diberikan
para ahli hukum pada lembaga hukum dan dengan hubungan hukum konkrit antara
masyarakat, hukum adat dengan tanah dalam wilayah.
b)
Status Tanah
Status tanah adalah hubungan tanah usahatani dengan
pengolahannya terdapat beberapa macam status tanah antara lain :
(a) Tanah Milik
Tanah milik memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
·
Bebas diolah oleh petani.
·
Bebas untuk direncanakan dan menentukan cabang usaha
diatas tanah tersebut.
·
Bebas menggunakan teknis dan cara budidaya yang paling dikuasai dan
paling disenangi oleh petani.
·
Bebas diperjual belikan.
·
Dapat menumbuhkan menurut tanggung jawab atas tanah
tersebut.
·
Dapat menjamin sebagai agunan.
(b)
Tanah Sewa
Tanah sewa adalah tanah disewa oleh petani kepada
pihak lain, karena itu petani mempunyai pihak kewenangan seperti tanah milik
diluar jangka waktu sewa yang disepakati, tetapi penyewa tidak boleh menjual
dan menjadikan sebagai agunan.
(c) Tanah Sakap
Tanah sakap adalah tanah orang lain yang atas
persetujuan pemiliknya digarap atau dikelola oleh pihak lain, dalam pengolahan
usahatani seperti penentuan cabang usahatani dan pilihan teknologi harus
dikonsultasikan dengan pemiliknya
(d)
Tanah Gadai
Tanah gadai adalah pengalihan penguasaan hak garap
tanah dari pemilik tanah kepada pemilik uang. Ada dua motif yang melandasi
terjadinya hal ini, yaitu motif ekonomi (Rumah Tangga Kecil atau Sedang), dan
Motif Sosial (Kalau menyewakan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan yang besar
seperti pernikahan atau khitan anaknya).
c)
Tanah Sebagai Ukuran Usahatani
Total tanah usahatani sebagai jumlah luas tanah yang
digunakan untuk usahatani (Ha). Misalnya Petani A memiliki tanah 3 tempat untuk
usahataninya setiap tanah disuatu tempat disebut Persil. Persil 1 = 3 Ha, Persil 2 = 0.5 Ha, dan Persi
3 = 0.8 Ha, hingga total adalah 4.24 Ha. Total luas pertanian adalah jumlah
luas pertanaman pada tanah usahatani yang diusahakan dalam waktu 1 tahun.
2) Tanaman
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, tanaman adalah pabrik pertanian
primer. Tumbuhan dapat mengambil gas karbondioksida
dari udara me-lalui daunnya. Akar tumbuhan
menyerap hara dari dalam tanah. Selanjutnya
dengan memanfaatkan sinar matahari, tanaman melakukan proses
fotosintesis yang menghasilkan biji, buah, serat dan minyak.
Tanaman
adalah semua subyek usahatani yang bukan hewan dan di budidayakan pada suatu
ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu.
Perbedaan
tanaman dan Tumbuhan
Tanaman
yaitu sengaja ditanam sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau muncul
dari permukaan bumi.
Keaneka
ragaman merupakan faktor paling penting dalam mengurangi ancaman serangan
melalui tumpang sari dan tanaman campur lainnya.
IIRR
(International Institutet of Rural Reconstruction, Menekankan pentingnya
menngandalkan pada tanaman-tanaman lokal ( Mineral > dari 10 varietas yang
digunakan ).
Usahatani Terpadu
Tanaman – Ternak – Ikan.
(Chambers,
1990) Sistem-sistem ini dapat memanfaatkan lingkungan mikro dalam suatu sistem
pertanian yang menambah produktivitas dan keamanan pertanian.
Memadukan tanaman, ternak dan ikan ditanah pertanian petani kecil memiliki
manfaat ekologis dan ekonomis, sistem seperti ini menghasilkan pelestarian alam
karena meningkatkan stabilitas habitat dan keanekaragaman marga satwa yang
hidup disekitarnya.
3) Petani
Dalam menjalankan usahataninya, petani memiliki dua peran
yaitu sebagai kultivator (juru tani) dan manajer
(pengelola) adalah sebagai juru tani. Dalam melakukan
perannya sebagai juru tani, petani melakukan
berbagai kegiatan seperti menyemaikan
benih, menanam, menyiang, mengatur irigasi
serta melindungi tanaman terhadap hama,
penyakit dan gulma. Peran petani sebagai pengelola
mencakup tak hanya keterampilan fisik semata
namun lebih merujuk pada keterampilan
berpikir, mengatur dan mengorganisasikan usahatani. Tugas petani
terpenting sebagai manajer adalah mengambil keputusan
bisnis, termasuk melakukan tawar menawar dalam proses
pemasaran dan negosiasi bisnis lainnya.
Petani =>
Seorang yang bergerak dibidang bisnis pertanian utamanya dengan cara
pegolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memeliara tanaman.
Petani => Sebagai Manajer, dimana sebagai
pengambil keputusan bisnis dalam mengelolah usahataninya.
Petani =>
Sebagai juru tani yang membedakan kehidupan tumbuhan dan hewan liar
dengan pertanian dan peternakan adalah dengan adanya pengolahan.
Ciri-ciri
Propesi petani;
(1) Berbeda dengan yang lainnya;
(2) Petani membutuhkan peluang dan kesempatan;
(3) Petani
sadar akan ketidak pastian dalam usahataninya sehingga umumnya petani sangat
hati-hati dalam pengambilan keputusan produksi atau mengadopsi tekhnik budidaya
baru;
(4) Petani sebagai manusia memiliki 4 kapasitas
penting yaitu;
· Bekerja;
· Belajar;
· Berfikir kreatif dan
· Memiliki harapan dan cita-cita.
Peran
Keluarga dalam Usahatani :
1. Kaum lelaki bekerja sebagai pengelolah
lahan;
2. Perempuan bertugas membawa hasil dan menjual
kepasar;
3. Perempuan bertugas menyemaikan dan menanam.
Petani dan keluarga
selain dapat dipandang sebagai unit kolektif juga dapat dipandang sebagai unit
konsumsi.
2.2 PENERIMAAN
Pendapatan
kotor usahatani atau penerimaan usahatani sebagai nilai produksi total
usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang tidak
dijual. Untuk menaksir komoditi atau produk yang tidak dijual, digunakan nilai
berdasarkan harga pasar yaitu dengan cara mengalikan produksi dengan harga
pasar (Soekartawi, dkk, 1986).
Soeharjo
dan Patong (1973) dan Hernanto (1989) menyatakan penerimaan usahatani dapat
berupa:
1) hasil
penjualan tanaman, ternak, ikan, atau produk yang akan dijual;
2) produk
yang dikonsumsi pengusaha dan keluarganya selama melakukan kegiatan; dan
3) kenaikan
nilai investasi.
Soeharjo
dan Patong (1973) dan Mubyarto (1986) mengatakan bahwa berusahatani sebagai
suatu kegiatan untuk memperoleh produksi di lapangan akan dinilai dari
penerimaan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Selisih antara penerimaan
yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan merupakan pendapatan usahatani.
Penerimaan
adalah pendapatan kotor atau hasil yang diterima oleh petani dari usahataninya
yang belum dikurangi dengan biaya-biaya pengeluaran. Pendapatan kotor adalah
seluruh pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber di dalam usaha
tani selama satu tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan,
pertukaran atau penaksiran kembali. Sedangkan pendapatan bersih (net return)
usaha tani dapat diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan kotor dengan biaya
mengusahakan. Penerimaan Usahatani ( Revenue), yaitu hasil perkalian antara
produksi dengan harga jual produksi (Pendapatan Kotor).
Rumus Penerimaan : P x H.P
Dimana
: P = Produksi
HP = Harga Produksi
2.3 BIAYA
Biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Ada
jenis-jenis biaya yaitu :
a)
Biaya tetap, sejumlah biaya yang perubahan biayanya
bukan ditentukan atau dipengaruhi oleh besarnya aktivitas operasional
perusahaan. Contoh: beban sewa, beban penyusutan, beban bunga dst.
b)
Biaya variabel, sejumlah biaya yang perubahan biayanya
ditentukan atau dipengaruhi oleh besarnya aktivitas operasional perusahaan.
Contoh: bahan baku, bahan bakar, beban upah, dst.
c)
Biaya Total, biaya yang merupakan jumlah dari biaya
tetap dan biaya variabel.
Biaya
usahatani di bagi mejadi 3 yaitu :
1) Biaya
alat-alat luar yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam usahatani untuk
memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan
biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga
sendiri.
2) Biaya
mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga keluarga
sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga
luar.
3) Biaya
menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang
dipergunakan dalam usahatani.
2.4
PENDAPATAN
·
Teori Pendapatan
Menurut
Hernanto (1994), besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan
usahatani tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti luas
lahan, tingkat produksi, identitas pengusaha, pertanaman, dan efisiensi
penggunaan tenaga kerja. Dalam melakukan
kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan pendapatannya sehingga
kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan
sumber dari faktor ketidakpastian, sehingga bila harga dan produksi berubah
maka pendapatan yang diterima petani juga berubah (Soekartawi, 1990).
Menurut
Gustiyana (2003), pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan
usahatani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan pengurangan dari
penerimaan dengan biaya total.
Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
usahatani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara
pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per
bulan, per tahun, per musim tanam.
Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai
akibat melakukan kegiatan diluar usahatani seperti berdagang, mengojek, dll.
Pendapatan
usahatani menurut Gustiyana (2004), dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu
(1) pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam
usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau
pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per
satuan berat pada saat pemungutan hasil, (2) pendapatan bersih, yaitu seluruh
pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya
produksi selama proses produksi. Biaya
produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi.
Dalam
pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan
pengeluaran dari usahatani tersebut.
Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan
harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai
penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi
tersebut (Ahmadi, 2001). Produksi
berkaitan dengan penerimaan dan biaya produksi, penerimaan tersebut diterima
petani karena masih harus dikurangi dengan biaya produksi yaitu keseluruhan
biaya yang dipakai dalam proses produksi tersebut (Mubyarto, 1989).
Menurut
Hernanto (1994), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani :
a) Luas
usaha, meliputi areal pertanaman, luas tanaman, luas tanaman
rata-rata.
b) Tingkat
produksi, yang diukur lewat produktivitas/ha dan indeks
Pertanaman.
c) Pilihan
dan kombinasi.
d) Intensitas
perusahaan pertanaman.
e) Efisiensi
tenaga kerja.
Menurut Soekartawi (1995), biaya
usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam usahatani. Biaya usahatani dibedakan menjadi dua yaitu
biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya
tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi
yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi.
Pendapatan
adalah total penerimaan setelah dikurangi dengan biaya produksi (biaya yang
dibayarkan). Sedangkan Keuntungan adalah total penerimaan setelah dikurangi
biaya produksi (biaya yang dibayarkan) dan biaya yang diperhitungkan. Pendapatan usahatani adalah selisih antara
pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per
bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat
melakukan kegiatan diluar usahatani
seperti berdagang, mengojek, dll.
Adapun rumus
pendapatan dalam usahatani :
Pd = TR-TC
Dimana :
Pd : Pendapatan
TR : Total Reveneu
TC : Total Cost
Rumus
pendapatan tersebut digunakan dalam usahatani untuk mengetahui pendapatan
(pendapatan bersih) yang diperoleh oleh petani dalam usahataninya.
2.5
KELAYAKAN
Analisis
kelayakan dalam usahatani adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan atau kepantasan
untuk dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa parameter atau
kriteria kelayakan tertentu. Dengan
demikian suatu usaha dikatakan layak kalau keuntungan yang diperoleh dapat
menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung maupun yang
tidak langsung.
Kelayakan,
merupakan kata kunci yang harus dipegang oleh para pengelola lembaga keuangan
dan merupakan kriteria yang paling pokok dalam membiayai suatu jenis
usaha. Jadi, jangan sampai terjadi suatu
pembiayaan diluncurkan tanpa ada analisis kelayakan. Maka dari itu, jika suatu
usaha tidak layak, khususnya ditinjau dan segi ekonomi tetapi tetap dibiayai,
maka resiko yang akan timbul adalah kemacetan usaha akibat dari kerugian.
R/C
Ratio adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara Penerimaan usaha
(Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = C).
Dalam batasan besaran nilai R/C dapat diketahui apakah suatu usaha
menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Secara garis besar dapat dimengerti bahwa suatu usaha akan mendapatkan
keuntungan apabila penerimaan lebih besar dibandingkan dengan biaya usaha.
Ada
3 (tiga) kemungkinan yang diperoleh dari perbandingan antara Penerimaan (R)
dengan Biaya (C), yaitu : R/C = 1; R/C
> 1 dan R/C < 1.
R/C Ratio = 

Dimana
:
Apabila
R/C Ratio < 1= Layak
Apabila
R/Cratio = 1, artinya Impas
Jika
R/C Ratio > 1, artinya tidak layak atau usahatani tersebut tidak pantas
dikerjakan atau diusahakan oleh petani.
Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
a) Jika
R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena
penerimaan lebih besar dari biaya.
b) Jika
R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian karena
penerimaan
lebih kecil dari biaya.
c) Jika
R/C = 1, maka usahatani mengalami impas karena penerimaan
sama dengan biaya.
III. METODE PRAKTEK LAPANG
3.1
Waktu dan Tempat Praktek Lapang
Adapun waktu pelaksanaan praktek lapang
usahatani yaitu pada hari senin 23-24 Mei 2016. Dan tempat praktek lapang
dilakukan yaitu di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Adapun beberapa metode atau cara yang dilakukan
dalam pengambilan/pengumpulan data di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao,
Kabupaten Gowa :
a. Observasi
Menurut
Pauline Young, observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan sengaja atau
terencana dan sistematis melaui penglihatan atau pengamatan terhadap
gejala-gejala spontan yang terjadi saat itu. Jadi, observasi adalah pengamatan
langsung yang dilakukan dalam suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Adapun
fungsi dari observasi yaitu: sebagai metode pembantu dalam penelitian yang
bersifat eksploratif, sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya
sudah lebih mendalam, sebagai metode utama dalam penelitian.
Kelemahan
observasi:
1.
Pengamatan terbatas dalam mengamati
karena peranan dan kedudukanya
2.
Pengamat yang berperan serta sering
sukar memisahkan diri walaupun hanya sesaat untuk mengambil hasil pengamatan
3.
Hasil pengamatan berupa sejumlah besar
data sering sukar dan memerlukan waktu untuk menganalisisnya
4. Opengamat
cenderung melakukan pengamatan secara tidak sistematis
Kelebihan Observasi:
a.
Merupakan alat yang langsung untuk
menyelidiki bermacam-macam gejala
b.
Untuk subyek yang diselidiki observasi
lebih sedikit tentunya bagi orang yang selalu sibuk, mungkin tidak keberatan
untuk diamati, tapi mungkin keberatan untuk mengisi kuesioner-kuesioner
c.
Memungkinkan pencatatan yang serempak
dengan terjadinya suatu gejala
d.
Tidak tergantung pada self-report
e.
Banyk kejadian penting yg tdk dpt
diperoleh dengan pengamatan langsung.
b. Wawancara
Wawancara
merupakan percakapan yang dilakukan dua orang atau lebih dan berlangsung antara
narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan
informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk
dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Kekuatan dan
kelemahan wawancara, Bailey (1978) dalam bukunya Methods of Social
Research menguraikan kekuatan dan kelemahan wawancara dalam suatu penelitian.
Kekuatan
:
1.
Flexibility
2.
Response rate
3.
Nonverbal behavior
4.
Control over environment
5.
Question order
6.
Spontaneity
7.
Respondent alone can answer
8.
Completeness
9.
Time of interview
10. Greater
complexity of questionnaire
Kelemahan
:
1.
Cost
2.
Time
3.
Interview bias
4.
Inconvenience
5.
Less anonymity
6.
Less standardized question wording.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengabadikan momen atau saat-saat
bersama petani dilahan garapan mereka atau hasil wawancara berupa foto antara
orang yang mewawancarai dengan orang yang diwawancarai atau antara penyuluh
dengan petani maupun mahasiswa dengan petani dalam melakukan praktek lapang.
Dokumentasi ini sangat akurat dan baik dijadikan fakta untuk membuktikan hasil
suatu penelitian atau praktikum yang dilakukan oleh seseorang.
3.3
Metode Analisis Data
Adapun metode
yang digunakan dalam menganalisis data yaitu :
1)
Rumus Penerimaan :
TR = Q
P

Dimana :
TR : Penerimaan (Rp)
Q
: Jumlah produksi (kg)
P : Harga (Rp)
2)
Total Biaya :
TC
= TR + TVC
Dimana
:
TC : Total Cost
TF : Total fixed (biaya tetap)
TVC : Total variabel cost (biaya
variabel)
3)
Penyusutan Alat
4)
Tenaga Kerja
HOK
= Jumlah TK
5)
Pendapatan :
Pd
= TR-TC
Dimana :
Pd : Pendapatan
TR : Total Revenue
TC : Total Cost
IV.
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK LAPANG
5.1
Luas dan Letak Geografis
Tombolo
Pao adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Kecamatan Tombolopao dibentuk pada tahun 1998 dari hasil pemekaran kecamatan
Tinggimoncong. Wilayah Kecamatan Tombolo pao, berbatasan dengan kecamatan
Sinjai Barat di kabupaten Sinjai (sebelah
utara), kecamatan Bontocani di kabupaten Bone dan kecamatan Tanralili di
kabupaten Maros (sebelah Barat),
kecamatan Tinggimoncong dan kecamatan Tinggimoncong di (sebelah Selatan).
Tombolo
Pao berjarak 73,3 km dari
sungguminasa melewati jalan poros malino dan memiliki Luas 251,82 km². Tombolo
Pao Mempunyai 9 desa yaitu :
1. Desa Kanreapia
2. Tonasa
3. Tamaona
4. Tabbinjai
5. Pao
6. Mamanpang
7. Erelembang
8. Bolaromang
9. Balassuka.
5.2
Keadaan Penduduk
Adapun
tempat dilaksanakannya praktek lapang usahatani yaitu desa kanreapia. Desa
Kanreapia adalah salah satu wajah desa penghasil sayur-mayur di Kabupaten Gowa
yang cukup maju, desa dengan penduduk 1.008 kepala keluarga, itu terletak
sekitar 70 km dari Sungguminasa, Ibu kota Kabupaten Gowa, tujuh dusun di desa
tersebut berkembang setelah memiliki infrastruktur jalan pengerasan. Untuk
mengetahui keadaan penduduk desa kanreapia dapat dilihat dari segi umur, pendidikan dan pekerjaan.
5.2.1 Umur
Umur
adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa
adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa
Madya adalah 41 tahun sampai 60 tahun, dewasa lanjut >60 tahun, atau
umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Atau usia
dari seseorang mulai dari dia lahir sampai sekarang ini atau riwayat dari
seseorang. Umur akan sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, serta berhubungan dengan ketahanan fisik tubuhnya, pengalaman dalam
bekerja dan pengalaman dalam berfikir.
Pada
umumnya seseorang yang berusia muda dan
sehat mempunyai ketahanan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan seseorang
yang usianya sudah tua, tetapi jika dilihat dari segi pengalaman yang lebih
banyak dan hal ini berpengaruh terhadap pola pikir. Di desa kanreapia petani
yang bekerja mulai umur 15 keatas yaitu dari remaja, dewasa dan orang tua dalam
megelola usahataninya.
5.2.2
Pendidikan
Pendidikan adalah jenjang
sekolah formal yang pernah diikuti sampai pada saat wawancara. Tingkat
pendidikan terdiri dari : SD/SMP/SMA, D3, dan Sarjana. Atau suatu
proses yang dijalani oleh seseorang untuk meraih gelar atau pendidikan yang
tinggi. Petani yang berpendidikan lebih cepat mengerti dan memahami
penggunaan teknologi baru. Dengan demikian penberapan konsep dalam mengelola
usahataninya lebih baik dan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Selain itu, penanggulangan masalah-masalah yang timbul dalam usahatani lebih
mudah dikendalikan. Petani yang ada di desa kenreapia rata-rata menyekolahklan
anak-anaknya, karena kita ketahui bahwa pendapatan yang dimiliki petani yang
ada di desa tersebut cukup bagus. Jadi, tidak ada kendala dalam menyokolahkan
anak-anaknya dalam hal biaya.
5.2.3
Pekerjaan
Pekerjaan
adalah kegiatan yang harus dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhannya Setiap
hari manusia mempunyai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Di desa kanreapia
warganya yang ada disana rata-rata sebagai petani yaitu bekerja di kebun
mengelola usahataninya. Bahkan di desa kanreapia penduduknya dominan sebagai
petani, karena di desa tersebut dikenal sebagai penghasil sayur-sayuran yang
begitu maju.
5.3
Penggunaan Lahan
Lahan
pertanian adalah lahan yang ditujukan atau cocok untuk dijadikan lahan usaha
tani untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan ternak. Lahan pertanian
merupakan salah satu sumber daya utama pada usaha pertanian. Di desa kanreapia
petaninya menggunakan lahan perkebunan, karena di desa kanreapia dikenal
penghasil sayur-sayuran, sehingga petani di desa tersebut semuanya menggunakan
lahan perkebunan.
5.4
Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dan bahan untuk menvapi maksud dan tujuan dari dari suatu proses produksi.
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan pnunjang utama terselenggaranya
produksi.
Adapun sarana dan prasarana yang ada di desa
Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa yaitu cangkul, parang sebagai
alat atau sarana yang digunakan dalam mengerjakan usahatani, dan hasil
produksinya dibawa untuk dipasarkan dengan menggunakan sarana transportasi
mobil. Ada juga prasarana yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
keberhasilan produksi yaitu lahan, di desa kanreapia petani menggunakan lahan
persawahan dalam mengelola usahatani.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1
Umur
Umur atau usia adalah satuan waktu yang
mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang
mati atau lama waktu hidup.
Karakteristik umur setiap responden
dilampirkan dalam tabel 1 berikut:
No
|
Umur
|
Jumlah (org)
|
Persentase (%)
|
1
2
3
4
|
20-29
30-39
40-49
50-59
|
1
0
2
1
|
25
0
50
25
|
Jumlah
|
4
|
100
|
Sumber : Data
primer setelah diolah 2016.
Dari tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa
dari umur 20-29 jumlah responden 1 orang dengan presentase 25%, dari umur 30-39
jumlah responde 0 orang dengan presentase 0%, dari umur 40-49 jumlah responden
2 orang, sedangkan dari umur 50-59 jumlah responden 1 orang. Jadi jumlah
keseluruhan dari rsponden berjumlah 4 orang dengan jumlah keseluruhan preentase
100 %. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa umur kesemua responden
masih produktif untuk bekerja dan menafkahi keluarganya.
5.1.2
Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran, penegetahuan, keterampilan dan kebiasan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatiahan atau penelitian.
karekteristik setiap responden tentang pendidikannya
dilampirkan pada berikut:
No.
|
Pendidikan
|
Jumlah (Org)
|
Persentase (%)
|
1.
|
SD
|
2
|
50
|
2.
|
SMP
|
_
|
_
|
3.
|
SMA
|
2
|
50
|
4.
|
S1
|
_
|
_
|
Jumlah
|
4
|
100
|
Sumber:
Data primer setelah diolah 2016.
Dari
tabel di atas dapat di jelaskan bahwa tingkat pendidikan petani untuk SD
berjumlah 2 orang dengan persentase 50 %, sedangkan untuk tingkat pendidikan
SMA berjumlah 2 orang dengan persentase 50 %. Dapat di simpulkan bahwa tingkat
pendidikan petani sudah cukup tinggi karena berbanding antara SD dengan SMA.
5.1.3
Luas Lahan
Luas
lahan yang selalu digunakan dalam skala usaha pertanian tradisional karena
komunitas yang ditanam oleh petani tradisional selalu seragam yakni jagung dan
tanaman keras yang sejenisnya. Dengan demikian pedoman luas lahan juga secara
otomatis mengaju pada nilai modal, aset dan tenaga kerja . (Soekartawi, 2002 :
2).
Karakteristik setiap responden berdasarkan luas lahan
dalam tabel 4 berikut:
No
|
Nama Responden
|
Luas lahan (ha)
|
Jumlah (org)
|
Persentase (%)
|
1
2
3
4
|
Kamaruddin
Nurdiana
Numba
Nur Ayu Aniska
|
0,5 Ha
1 Ha
1 Ha
0,5 Ha
|
1
1
1
1
|
25
25
25
25
|
Jumlah
|
3,0 Ha
|
4
|
100
|
Sumber : Data
primer setelah diolah 2016.
Dari
tabel di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki luas lahan ± 0,5
ha adalah Bapak Kamaruddin dan Ibu Nur Ayu Aniska dengan persentase 25%,
sedangkan responden yang memiliki luas lahan ± 1 ha adalah Ibu Nurdiana dan Ibu
Numba dengan persentase 25% pula yaitu dengan total presentase semuanya adalah
100%. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap lahan yang
dimiliki setiap responden cukup luas
sebagai tempat untuk mengembangkan usaha
taninya.
5.1.4
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah
individu dalam keluarga responden yang harus ditanggung dan dibiayai kebutuhan
hidupnya.
Karakteristik setiap responden berdasarkan
jumlah tanggungan keluarga pada tabel 5 berikut:
No
|
Nama
|
Jumlah tanggungan keluarga (org)
|
Persentase (%)
|
1
2
3
4
|
Kamaruddun
Nurdiana
Numba
Nur Ayu Aniska
|
4
3
2
2
|
36,36
27,27
18,18
18,18
|
Jumlah
|
11
|
100
|
Sumber : Data
primer setelah diolah 2016.
Dari tabel di
atas dapat dijelaskan bahwa jumlah tanggungan keluarga atas nama Kamaruddin
berjumlah 4 orang dengan presentase 36,36%, jumlah tanggungan keluarga atas
nama Nurdiana berjumlah 3 orang dengan presentase 27,27%, jumlah tanggungan
keluarga atas nama Numba berjumlah 2 orang dengan presentase 18,18%, dan jumlah
tanggungan keluarga atas nama Nur Ayu Aniska berjumlah 2 orang dengan
presentase 18,18%. Dari penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa jumlah tanggungan
keluarga yang harus ditanggung pada masing-masing responden sesuai dengan
pendapatan atau penghasilan yang di dapatkan oleh setiap responden atau petani.
5.1.5
Pengalaman Usahatani
Belajar
dengan mengamati pengalaman petani lain sangat penting, karena merupakan cara
yang lebih baik untuk mengambil keputusan dari pada dengan cara mengolah
sendiri informasi yang ada. Misalnya seorang petani dapat mengamati dengan
seksama dari petani lain yang lebih mencoba sebuah inovasi baru dan ini menjadi
proses belajar secara sadar. Mempelajari pola perilaku baru, bisa juga tanpa
disadari (Soekartawi, 2002 : 1).
Karakteristik setiap responden berdasarkan
pengalaman usaha taninya dalam tabel 3 berikut:
No
|
Nama Responden
|
Pengalaman usaha tani (thn)
|
Jumlah (org)
|
Persentase (%)
|
1
2
3
4
|
Kamaruddin
Nurdiana
Numba
Nur Ayu Aniska
|
16
27
20
2
|
1
1
1
1
|
25
25
25
25
|
Jumlah
|
65
|
4
|
100
|
Sumber : Data
primer setelah diolah 2015.
Dari tabel 3 di
atas dapat dijelaskan bahwa petani yang memiliki pengalaman usaha tani selama
16 tahun adalah Bapak Kamaruddin dengan presentase 25% sedangkan petani yang
memiliki pengalaman usaha tani selama 27 tahun adalah Ibu Nurdiana dengan
persentase 25 % pula, dan Petani yang memiliki pengalaman usaha tani selama 20
tahun adalah Ibu Numba dengan persentase 25 % sedangkan yang memiliki usaha
tani baru selama 2 tahun adalah Ibu Nur Ayu Aniska dengan persentase 25 jadi
total jumlah presentase pengalaman usahatani adalah 100%. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa setiap responden telah berpengalaman dalam mengelola lahan
usaha taninya.
5.2 Penerimaan Usahatani
Kita
ketahui bahwa proses produksi yang dilakukan oleh seorang produsen akan
menghasilkan sejumlah barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan jumlah
barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang
produsen. Jadi pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh
perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi penerimaan
diistilahkan revenue.
Penerimaan
pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu penerimaan bersih dan
penerimaan kotor. Pengertian penerimaan kotor adalah penerimaan yang berasal
dari penjualan hasil produksi yaitu dengan cara harga jual dikalikan hasil
produksi usaha. Sementara penerimaan bersih adalah penerimaan yang berasal dari
penjualan hasil produksi setelah dikurangi dengan biaya total usaha.
TR
= Q x P
Dari
ke empat responden di atas total keseluruhan produksinya yaitu 1.800 kg dengan
rata-rata harga setelah dihitung yaitu Rp13.000/kg.
Jadi TR
=
Rp 24.300.000.
5.3 Biaya Usahatani
Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba. Biaya
dalam usaha tani terbagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
No
|
Biaya-Biaya Pengeluaran
|
Total
|
1
|
Biaya
Tetap
|
Rp
351.000
|
2
|
Biaya
Variabel
|
Rp
975.000
|
1. Biaya tetap
Jenis biaya yg besar kecilnya tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi. Contoh: pajak tanah, penyusutan alat.
Berdasarkan data yang di dapat dari ke empat responden
dapat diketahui bahwa biaya tetap untuk pajak adalah Rp. 150.000 dan setelah di rata-ratakan adalah Rp. 37.500.
sedangkan untuk penyusutan alat pada ke empat responden setelah di jumlah
adalah senilai Rp. 201.000, dan setelah di rata-ratakan adalah Rp. 50.250.
2. Biaya Variabel
Biaya yg
besar kecilnya berhubungan langsung dengan besar kecilnya produksi . contoh : biaya bibit, pupuk, dsb.
Adapun biaya variabel dari ke empat responden yaitu biaya bibit Rp
180.000, biaya obat-obatan (herbisida) Rp 195.000, insektisida Rp 350.000,
Fungisida Rp 250.000.
5.4
Pendapatan Usahatani
Pendapatan adalah total penerimaan setelah dikurangi
dengan biaya produksi (biaya yang dibayarkan). Berdasarkan data dari ke empat
responden dapat diketahui bahwa besar pendapatan yang di terima setelah
dikurangi dengan biaya-biaya pengeluaran yaitu :
Pd = TR-TC
Pd = 24.300.000 – 1.326.000
Pd = 22.974.000
Jadi, besar pendapatan yang diterima berdasarkan
data dari ke empat responden yeitu sebesar Rp 22.974.000.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktek lapang usahatani
yang dilakukan di desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam usahatani penerimaan yang diterima oleh
petani itu belum merupakan pendapatan yang bersih. Pendapatan yang bersih yang
didapatkan oleh petani itu setelah dikurangi dengan biaya-biaya pengeluarannya,
baik itu biaya tetap maupun biaya variabel.
6.2 Saran
Dalam berusahatani petani harus
memperhatikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam usahataninya, sehingga
petani dapat mengetahui berapa banyak pendapatan bersih yang didapatkannya. Dan
petani juga harus mengetahui usahataninya layak dikerjakan atau tidak.
Sehingga, petani tidak mengalami kerugian yang banyak kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-usahatani-menurut-para-ahli/
http://www.mentari-dunia.com/2013/05/pengertian-ilmu-usaha-tani.html
http://www.academia.edu/8330399/Pengantar_Usaha_Tani
https://idtesis.com/usaha-tani-pengertian-dan-biaya-di-dalam-usaha-tani/
http://www.kompasiana.com/ikhlash/membedakan-pendapatan-keuntungan-dalam-usahatani_54f68fdba33311d87c8b515c
https://sidikaurora.wordpress.com/2011/03/24/sektor-pertanian/
www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-153-1211816870-bab%20i.pdf
Lampiran 2
Data responden
No
|
Nama
|
Umur (thn)
|
Pendidikan
|
Pengalaman Usaha Tani
(thn)
|
Luas Lahan (ha)
|
Jumlah tanggungan keluarga
|
1.
2.
3.
4.
|
Kamaruddn
Nurdiana
Numba
Nur Ayu
Aniska
|
40
50
45
20
|
SMA
SD
SD
SMA
|
16
27
20
2
|
0,5
1
1
0,5
|
4
3
2
2
|
Lampiran 3
Penerimaan Usaha
Tani
No.
|
Nama responden
|
Luas lahan
|
Produksi
(kg)
|
Harga satuan (kg)
|
Nilai (Rp)
|
1.
2.
3.
4.
|
Kamaruddin
Nurdiana
Numba
Nur Ayu Aniska
|
0,5
1
1
0,5
|
300
600
600
300
|
13.000
14.000
15.000
10.000
|
3.900.000
8.400.000
9.000.000
3.000.000
|
jumlah
|
3
|
1800
|
52.000
|
24.300.000
|
|
Rata-rata
|
0,75
|
450
|
13
|
6.075.000
|
Lampiran 4
Biaya Tetap Pajak
Biaya tetap ( Pajak )
No.
|
Nama
Responden
|
Luas
lahan
|
Jumlah
|
Nilai
satuan (Rp)
|
Nilai
(Rp)
|
1.
|
Kamaruddin
|
0,5
|
1
|
25.000
|
25.000
|
2.
|
Nurdiana
|
1,0
|
1
|
50.000
|
50.000
|
3.
|
Numba
|
1,0
|
1
|
50.000
|
50.000
|
4.
|
Nur Ayu
Aniska
|
0,5
|
1
|
25.000
|
25.000
|
Jumlah
|
3,0
|
4
|
150.000
|
150.000
|
|
Rata-rata
|
0,75
|
1
|
37.500
|
37.500
|
Lampiran 5
Nilai Penyusutan
Alat
No
|
Nama Responden
|
Luas lahan
(ha)
|
Jenis alat
|
Jumlah
|
Nilai baru
(Rp)
|
Nilai sekarang
(Rp)
|
Lama pemakaian
(thn)
|
Nilai (Rp)
|
1
2
3
4
|
Kamaruddin
Nurdiana
Numba
Nur Ayu Aniska
|
0,5
1
1
0,5
|
Cangkul
|
2
2
2
1
|
Rp 210.000
Rp 100.000
Rp 100.000
Rp 110.000
|
Rp 20.000
Rp 20.000
Rp 25.000
Rp 20.000
|
5 tahun
4 tahun
2 tahun
3 tahun
|
Rp 76.000
Rp 20.000
Rp 75.000
Rp 30.000
|
Cangkul
Cangkul
Cangkul
|
||||||||
Jumlah
|
3
|
7
|
Rp 520.000
|
Rp 85.000
|
13
|
Rp 201.000
|
||
Rata-Rata
|
0,75
|
1,75
|
130.000
|
21.250
|
3,25
|
50.250
|
Lampiran
7
Biaya Variabel (bibit)
No.
|
Nama responden
|
Luas lahan (ha)
|
Jumlah (kg)
|
Harga satuan (Rp)
|
Nilai (Rp)
|
1.
2.
3.
4.
|
Kamaruddin
Nurdiana
Numba
Nur Ayu Aniska
|
0,5
1
1
0,5
|
10
20
20
10
|
3000
3000
3000
3000
|
30.000
60.000
60.000
30.000
|
Jumlah
|
3
|
60
|
12000
|
180.000
|
|
Rata-rata
|
0,75
|
15
|
3000
|
45.000
|
Lampiran
Obat-obatan
(herbisida)
No.
|
Nama Responden
|
Luas Lahan
|
Jumlah (Ltr)
|
Harga Satuan (Ltr)
|
Nilai (Rp)
|
1.
2.
3.
4.
|
Kamaruddin
Nurdiana
Numba
Nur Ayu Aniska
|
0,5
1
1
0,5
|
3
_
_
_
|
65.000
_
_
_
|
195.000
|
Jumlah
|
3
|
3
|
65.000
|
195.000
|
|
Rata-Rata
|
0,75
|
0,75
|
16.250
|
48.750
|
No.
|
Nama Responden
|
Luas lahan
|
Jumlah (Ltr)
|
Harga satuan (Ltr)
|
Nilai (Rp)
|
1.
|
Kamaruddin
|
0,5
|
5
|
70.000
|
350.000
|
2.
|
Nurdiana
|
1,0
|
_
|
_
|
_
|
3.
|
Numba
|
1,0
|
_
|
_
|
_
|
4.
|
Nur Ayu Aniska
|
0,5
|
_
|
_
|
_
|
Jumlah
|
3,0
|
5
|
70.0000
|
350.000
|
|
Rata-rata
|
0,75
|
1,25
|
17500
|
87500
|
Obat-obatan
(Fungisida)
No.
|
Nama responden
|
Luas lahan
|
Jumlah (Ltr)
|
Harga satuan (Ltr)
|
Nilai (Rp)
|
1.
|
Kamaruddin
|
0,5
|
1
|
250.000
|
250.000
|
2.
|
Nurdiana
|
1,0
|
|||
3.
|
Numba
|
1,0
|
|||
4.
|
Nur Ayu Aniska
|
0,5
|
|||
Jumlah
|
3
|
1
|
250.000
|
250.000
|
|
Rata-rata
|
0,75
|
0,25
|
62.500
|
62.500
|
Lampiran 8
Tenaga Kerja
No
|
Uraian
|
Tenaga Kerja
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
|
Pembibitan
|
|||||
2.
|
Pengolahan Tanah
|
|||||
3.
|
Penanaman
|
|||||
4.
|
Pemupukan I
|
|||||
5.
|
Pemupukan II
|
|||||
6.
|
Penyemprotan I
|
|||||
7.
|
Penyemprotan II
|
|||||
8.
|
Penyiangan
|
|||||
9.
|
Pengaturan air
|
|||||
10.
|
Panen (pria)
|
|||||
11.
|
Panen (wanita)
|
|||||
12.
|
Pengangkutan
|
Lampiran 8
Jumlah Tenaga
Kerja Untuk Panen
No
|
Nama Responden
|
Jumlah Tenaga Kerja
|
Hari Kerja
|
Jam Kerja
|
Upah/hari (Rp)
|
HOK =
(HK x JTK x Upah/hari)
|
|
Panen (pria)
|
Panen (wanita)
|
||||||
1.
|
Kamaruddin
|
-
|
2 orng
|
4 hari
|
4 jam
|
50.000
|
400.000
|
2.
|
Nurdiana
|
2 orng
|
-
|
2 hari
|
8 jam
|
50.000
|
200.000
|
3.
|
Numba
|
2 orng
|
-
|
2 hari
|
6 jam
|
50.000
|
200.000
|
4.
|
Nur Ayu Aniska
|
2 orng
|
1 orng
|
3 hari
|
8 jam
|
50.000
|
300.000
|
HOK = HARI KERJA
x JUMLAH TENAGA KERJA x UPAH/HARI
Salam kepada semua orang, Allah pasti akan menjawab semua pemberi pinjaman palsu ini yang mencuri uang kita dengan menyamarkan uang pinjaman kepada kita, mereka datang dengan segala bentuk ucapan manis seperti memberi pinjaman dengan tingkat bunga rendah 2%, semuanya scam kecuali Ibu yang baik. Rossa Stanley perusahaannya adalah satu-satunya pemberi pinjaman sejati dan sejati yang meminjamkan dengan tingkat bunga 2%, inilah ceritaku, nama saya annisa dari bali pemilik restoran, jangan tertipu atau takut pinjaman itu tidak bisa didapat dari internet, itu mungkin dan saya adalah penerima pinjaman internet. Saya membaca beberapa komentar Anda tentang bagaimana Anda scammed, Ya mereka scammers, dan mereka juga pemberi pinjaman yang sebenarnya. Dan ibu rossa adalah salah satunya. Karena banyak kreditor scam saya awalnya skeptis, namun memutuskan untuk mencoba dan melihat kembali ibu Rossa menyetujui permintaan pinjaman saya dan saya telah mengkreditkan pinjaman saya dengan tepat Rp150.000.000,00 ke Rekening BCA saya, saya harus mengakui ketika mendapat uang, saya terkejut dan Masih kaget sampai tanggal, meski ada beberapa yang menolak karena tidak bisa memenuhi syarat pinjaman. Tapi saya dikabulkan karena keseriusan dan ketegaran saya, banyak yang akan menghubungi ibu rossa tanpa menjawab dan ketika pinjaman mereka dibatalkan, mereka akan memohon kepada ibu rossa tapi bagi saya saya serius dan memantau hal-hal dan sebelum saya mengetahuinya, saya mendapatkan pinjaman saya, dan ketika saya bertanya kepada ibu rossa bagaimana saya menunjukkan penghargaan untuk mengeluarkan saya dan keluarga saya dari kemiskinan dia meminta agar saya membagikan berita tersebut kepada semua orang di sekitar saya di Bali, dan hari ini saya memutuskan untuk menuliskannya di sini sehingga orang tidak akan jatuh pemberi pinjaman palsu yang menuntut biaya pendaftaran, tuntutan ibu hanya untuk keseriusan dan rasa hormat Anda dan pinjaman Anda akan ada di rekening bank Anda dan sekali lagi saya mengatakan bahwa ALLAH memberkati perusahaan pinjaman rossa stanley untuk hal ini baik untuk orang-orang di benua ASIA dan UNITED NATIONS (PBB) untuk mendukungnya, Anda bisa menghubungi pusat layanan pelanggan rossa stanley dengan menulis layanan pelanggan melalui surat Rossastanleyloancompany@gmail.com, jika Anda ragu dan perlu klarifikasi mengenai apapun atau isu merasa bebas untuk menulis saya annisaberkarya@gmail.com atau suami saya agungabdullahi@gmail.com Saya melakukan dengan sangat baik dalam bisnis restoran saya, dan membayar cicilan pinjaman saya pada saat jatuh tempo, ibu Rossa benar-benar Allah dikirim ke Dunia ini.
BalasHapus